Lemahnya Kreativitas Korporat Pakuwon


Surabaya 11 November 1993. Ini adalah hari pertama saya bersama istri yang baru menikah 3 hari sebelumnya menempati sebuah rumah kontrakan di jalan Kejawan Putih Tambak nomor 107. Sebuah jalan kecil yang jika ada mobil berpapasan maka keduanya harus mepet ke tepi jalan. Jika tidak maka akan bertabrakan.

Untuk menuju rumah kontrakan, dari jantung kota saya harus melalui jalan Kertajaya, jalan Manyar, dan selanjutnya jalan Kertajaya Indah Timur. Ketiganya adalah jalan kembar arah barat timur sampai di bundaran ITS. Di bundaran ITS saya kemudian belok ke kiri melalui jalan Raya ITS yang berakhir pada sebuah pertigaan. Dari pertigaan jika lurus akan masuk jalan Kejawan Putih Tambak.  Jika belok kiri ke masuk jalan Mulyosari. Lokasi rumah kontrakan saya adalah sekitar 800 meter dari pertigaan di sebelah kanan jalan.

Tahun 1994 ada perkembangan menarik. Seberang jalan rumah kontrakan saya yang semula adalah lahan tambak diubah menjadi sebuah perumahan bernama Laguna View. Untuk masuk kompleks perumahan Laguna View, dari jalan raya ITS  sampai depan rumah kontrakan orang masih harus berjalan terus sejauh sekitar 200 meter sebelum akhirnya belok kiri di pintu gerbang perumahan kelas atas itu.

Beberapa tahun keberadaan perumahan Laguna View relatif tidak mengubah kondisi. Jalan Kejawan Putih Tambak  masih tetap sepi. Mobil lewat masih satu dua. Jumlah rumah yang dibangun di komplek perumahan besutan PT Pakuwon City Tbk. tumbuh lambn. Perumahan Laguna View tidak mendapatkan sambutan yang baik di pasar.

Titik balik terjadi tahun 2004 saat PT Pakuwon Jati bekerja sama dengan ITS. Jalan Raya ITS dilebarkan menjadi jalan kembar.  Pakuwon juga melebarkan jalan Kejawan Putih Tambak dari pertigaan Raya ITS Mulyosari sampai depan rumah kontrakan saya. Lalu posisi pintu gerbang perumahan Laguna View juga digeser sehingga jalan utama perumahan tersambung lurus dengan jalan Kejawan Putih tambak yang telah diperlebar. Sejak saat itu maka akses Laguna View dari jantung kota melalui Kertajaya, Manyar, Kertajaya Indah Timur, Raya ITS, dan Kejwan Putih Tambak sepenuhnya berupa jalan kembar lebar. Seiring dengan itu nama perumahan yang semula Laguna View diubah menjadi Pakuwon City.

Kreatifitas marketing Pakuwon City

Pakuwon City pun akhirnya sangat diterima pasar. Rumahnya laris manis. Mall yang dulu sepi kini ramai. Pakuwon City Mall tahap II bersama menara apartemen di atasnya pun diluncurkan bahkan saat pandemi.  Area parkir pun terus diperluas. Kini Pakuwon City Mall tahap ketiga sedang dalam proses penyelesaian juga bersama menara apartemen di atasnya. Jalan kembar Kejawan Putih Tambak tiap pagi dan sore saat orang berangkat dan pulang kerja jadi padat bahkan macet oleh mobil penghuni perumahan.

&&&

Pembaca yang baik, yang dilakukan PT Pakuwon Jati Tbk. sebagaimana saya tuliskan di atas adalah upaya marketing. Obyeknya adalah produk perusahaan. Ukuran akhirnya adalah pencapaian omzet alias penjualan. Ide kreatif dengan sedikit membelokkan jalan akses perumahan telah terbukti sukses membawa perumahan Pakuwon City menjadi seperti saat ini.

Cukupkah dengan kreativitas marketing? Tidak. Omzet hanya satu dari 4 ukuran utama perusahaan. Tiga yang lain adalah aset, laba dan nilai pasar alias market value. Perusahaan yang sukses akan tumbuh pesat secara simultan dalam keseluruhan dari 4 variabel di tersebut.

Nilai pasar Pakuwon Jati saat ini adalah Rp 18,01 triliun. Sementara nilai bukunya per 31 Maret 2024 adalah Rp 23,18 triliun. Nilai intangible assetnya minus Rp 5,17 triliun. Inilah hasil upaya corporate marketing Pakuwon Jati. Artinya, memang Pakuwon Jati sukses dengan kreativitas marketingnya. Tapi ternyata kreativitas serupa tidak terjadi pada corporate marketing. Dibutuhkan kreativitas dalam memainkan variabel-variabel corporate marketing berupa character, culture, communication, conceptualization, covenant dan constituencies yang disebut 6C. Itulah kreativitas korporat.

Artikel ke-452 karya Iman Supriyono ditulis di SNF Consulting house of management, Surabaya, pada tanggal 4 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar “Top 100 Intangible Asset Monetizing Company 2024 list”

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

BAGIKAN INI: