Nikmatnya Kopi Pahit


Perkenalan saya dengan kopi pahit pertama kali adalah melalui sebuah acara yang disebut coffee seminar belasan tahun lalu.  Saya bersama beberapa kawan diundang menghadiri acara itu dalam rangka promosi gerai baru jaringan gerai kopi modern asal negeri Paman Sam.

Dalam acara itu yang dihidangkan pertama kali adalah segelas kecil kopi pahit.  Ya, kopi yang diseduh dalam air tanpa tambahan apapun. Nah, pembicara menjelaskan bahwa untuk menikmati kopi pahit ini ada caranya. Pertama, sebagaimana dijelaskan oleh tuan rumah, saya mengangkat gelas dan lalu mendekatkannya ke hidung. Uap panas dari kopi persis mengenai hidung. Lalu uap panas itu pun saya hirup dalam-dalam. Kesegaran aroma kopi pun terasa melalui hirupan demi hirupan. Sebagaimana penjelasan pembicara, kopi panas hanya untuk dihirup. Setelah itu saya pun kembali meletakkan kopi panas di meja. Tanpa meminumnya seteguk pun.

Sesuai instruksi pembicara, saya mengulang ritual menghirup aroma kopi itu beberapa kali sambil terus mendengarkan pembicara yang berbagai pengetahuan tentang kopi. Pengetahuan dasar tentang kopi dan hirupan aroma kopi benar-benar merupakan paduan yang menyegarkan. Ritual minum kopi seperti ini tidak pernah saya lakukan sebelumnya.

Ritual berikutnya adalah meminum kopi. Sesuai dengan yang disampaikan pembicara, saya hanya menyeruput kopi dan menahannya di sekitar ujung lidah untuk beberapa saat. Tidak menelannya. Karena saya tidak biasa minum kopi pahit tentu saja ritual itu terasa pahit melekat di lidah. Apalagi kopinya dipanggang sampai benar-benar hitam alias over roasted. Lidah pun dipenuhi oleh pahitnya kopi untuk beberapa saat sebelum akhirnya saya menelannya sesuai instruksi pembicara.

Selanjutnya pembicara mempersilakan saya dan kawan-kawan untuk mengambil kue manis yang tersedia di meja. Saya pun menggigit sedikit ujung kue lalu mengunyahnya. Nah, melalui ritual ini lidah yang sebelumnya diliputi dengan rasa pahit kopi  terobati dengan manisnya kue. Saat inilah kenikmatan kopi benar-benar terasa.

&&&

Beberapa waktu setelah diajari menikmati kopi pahit dalam coffee seminar di atas, kantor tempat saya berkarya, SNF Consulting, menjadi konsultan manajemen untuk sebuah perusahaan gerai kopi modern. Sebagaimana layanan management sparring partner degan klien-klian lain, saya secara rutin menghadiri rapat direksi bulanan perusahaan gerai kopi modern itu.

Nah, karena ini adalah perusahaan kopi, maka saya pun terus berinteraksi dengan orang-orang kopi. Salah satu pelajaran pentingnya adalah saya menjadi terbiasa menikmati kopi pahit. Kopi yang dihidangkan hanya dengan air. Baik diseduh dengan air panas maupun dengan air dingin (cold brew). Hasilnya, saya pun menjadi penikmat kopi sejati. Maksudnya, menikmati seduhan kopi tanpa dibantu oleh gula atau apapun.  Kultur minum kopi yang sehat tanpa membebani tubuh untuk memproses gula. Bersyukur saat penyakit gula banyak menjadi penyebab kematian masyarakat.

&&&

Ketika melakukan perjalanan berkendaraan, gerai minimarket menjadi tempat istirahat yang nyaman. Setelah ke toilet, rutinitasnya adalah membuka lemari pendingin untuk menjajakan aneka minuman dalam botol. Susu, coklat, yogurt, sari buah, teh, dan macam-macam.  Nah, setelah tidak kurang dari 10 tahun terbiasa minum kopi pahit, maka hampir semua minuman yang ada di kulkas minimarket terasa kemanisan. Bahkan membuat eneg karena manisnya.

Menariknya, sampai saat ini saya belum pernah menemukan minuman dalam botol di kulkas minimarket yang berupa kopi pahit.  Jika minimarket menyediakan mesin kopi, kebutuhan kopi pahit penyegar perjalanan bisa terpenuhi. Tapi jika tidak ada, terpaksa harus mengambil kopi di rak berpendingin. Daaan…. semua kopi jadi terasa terlalu manis. Nyaris semua minuman juga terasa terlalu manis. Perkecualiannya hanya susu UHT full cream yang tersedia tanpa tambahan pemanis.

Ini sebenarnya adalah peluang bagi perusahaan fast moving consumer good (FMCG). Di jajaran perusahaan nasional ada Mayora, Grup Orang Tua, Garuda Food, Wings Food, Indofood, Kopi Kapal Api dan sebagainya. Saya bertanya-tanya, mengapa mereka tidak ada satu pun yang peduli dengan kebutuhan konsumen kopi pahit ya? Padahal belakangan kecenderungan orang untuk minum kopi tanpa gula terus meningkat seiring dengan makin banyaknya penderita penyakit gula darah.

 Peluang yang belum digarap. Semoga Mayora misalnya tertarik agar pertumbuhan omzet yang tahun 2023 hanya 2,7% bisa ditingkatkan.  Atau Garuda Food yang tahun 2023 omzetnya hanya tumbuh 4%. Atau siapa saja deh. Agar di perjalanan saya dan kawan-kawan penggemar kopi pahit tetap bisa terpenuhi kebutuhannya.

Artikel ke-454 karya Iman Supriyono ditulis di ruang tunggu Bandara Juanda pada tanggal 14 Juli 2024.

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

2 responses to “Nikmatnya Kopi Pahit

  1. Gula, kecanduan dan peningkatan penjualan. Sudah lama menjadi rahasia bahwa dengan menambah gula maka akan membuat penikmat mamin(makanan minuman) akan kecanduan dan akan meningkatkan penjualan. sudah banyak cerita dulu jaman saya kecil ada yang mencoba menjual teh pahit (merk Niki kalo tidak salah) dan tidak bertahan lama padahal sempat beriklan di televisi juga. Susu UHT anak2 juga semakin liar dimana susu plain justru kurang laku terutama di pasar dengan kantong tipis dan cara paling mudah memperbesar penjualan adalah dengan tambahkan susu dengan air plus gula dan perasa, dan jadilah saat ini banyak “minuman susu” dengan iklan kebaikan susu padahal isinya air, perisa, gula. Isi susunya bahkan hanya ada yang sedikit(kalo ditulis angka jadi mengenaskan). Semoga masyarakat Indonesia makin sadar kesehatan dan produsen tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, misal Yakult mengeluarkan produk label biru dengan rendah gula eh kok harganya lebih mahal, hahaha

Tinggalkan komentar