Dalam sebuah kesempatan, Sandiaga Uno mengakui bahwa Warren Buffet adalah gurunya dalam berinvestasi. Dengan ilmu dari Warren Buffet, alumni George Washington University itu mendirikan Saratoga pada tahun 1991 bersama Edwin Soeryadjaya. Kini Saratoga adalah perusahaan investasi terdepan di Indonesia.
Warren Buffet mulai membeli saham Berkshire Hathaway pada tahun 1962. Tahun 1965 mulai pegang kendali Berkshire Hathaway. Tahun 1970 mulai memegang posisi segai Chairman raksasa investasi tersebut. Saat ini, pebisnis umur 93 tahun tersebut masih menjadi chairman dan CEO Berkshire Hathaway.
Apakah Sandi benar-benar berguru kepada Buffet? Pendiri Saratoga tersebut mundur dari posisi direktur utama (di USA setara dengan CEO) pada tahun 2015. Saat itu aset Saratoga adalah Rp 16,7 triliun, nilai pasarnya Rp 11 Triliun. Ketika itu umur Sandi adalah 46 tahun.
Bagaimana Buffet? Saat ini Buffet berumur 93 tahun dan tetap menjadi CEO dan Chairman Berkshire Hathaway. Saat ini Berkshire Hathaway memiliki aset USD 1,07 triliun setara dengan Rp 17 354 triliun. Nilai pasarnya adalah USD 956,98 miliar alias Rp 15 521 triliun. Berkshire adalah perusahaan nomor 2 dalam daftar 2000 perusahaan terbesar dunia. Urutannya didasarkan pada omzet, laba, aset dan nilai pasar.
Apakah Sandi benar-benar berguru kepada Buffet? Iya di awal. Seperti yang diakuinya. Tapi sejak tahun 2015 dia sudah tidak mengikuti lagi ajaran gurunya. Buffet masih terus fokus membesarkan perusahaan investasi yang didirikannya sampai saat ini. Sampai umur 93 tahun. Sementara Sandi sudah meninggalkan perusahaan yang didirikannya pada umur 46 tahun.
Mengapa demikian? Tentu hanya Sandi yang tahu alasan persisnya. Tapi bagi bangsa ini, tahun 2015 itu kita kehilangan harapan agar negeri ini memiliki perusahaan investasi raksasa seperti Berkshire Hathaway. Mengapa? Tidak mudah untuk menjadi orang yang memiliki keahlian investasi seperti Sandi. Sandi pun bekerja keras 18 tahun sejak tahun 1997. Kerja keras itu berbuah aset Rp 16,7 triliun.
Sepertinya sandi sudah merasa cukup dengan pencapaian itu. Meninggalkan Saratoga untuk masuk dunia politik sampai saat ini. Mungkin Sandi mengharap bisa berkontribusi lebih banyak buat negeri ini melalui dunia politik. Masalahnya, siapa yang akan mengambil peran seperti Buffet dalam ekonomi Amerika Serikat? Membangun kekuatan investor yang powerfull untuk menjadikan negerinya adidaya.
Di balik kekuatan ekonomi USA yang sampai saat ini tetap nomor 1 di dunia adalah perusahaan-perusahaan investasi. Dari 20 perusahaan investasi dengan aset kelolaan terbesar dunia, 16 diantaranya berasal dari USA. Yang terbesar adalah Blackrock dengan aset kelolaan sekitar Rp 150 ribu triliun.
Blackrock didirikan oleh Larry Fink tahun 1988 di USA. Hanya selisih 9 tahun dengan Saratoga. Saat ini sang pendiri, Larry Fink tetap menjadi CEO saat usianya sudah 71 tahun. Setia membesarkan perusahaan yang didirikannya sampai kakek-kakek. Sama dengan Buffet yang bahkan sudah kakek-kakek banget. Tidak masuk politik.
Perusahaan-perusahaan investasi itulah yang menjadi pendukung ekspansi perusahaan-perusahaan USA dalam melakukan korporatisasi. Ada 616 dari 2000 perusahaan terbesar dunia dalam hal omzet laba aset dan nilai pasar berasal dari USA. Padahal 2000 perusahaan itu berkontribusi 50% PDB dunia. Berkontribusi separuh terhadap produksi barang dan jasa dunia. Indonesia hanya menempatkan 9 perusahaan di daftar itu.
Sobat entrepreneur pendiri perusahaan, siapa guru Anda? Sebagai pendiri, Anda mau seperti Sandi atau Buffet? Mau berkontribusi untuk kekuatan ekonomi RI menjadi kelas dunia seperti Buffet dan Larry Fink berkontribusi terhadap kekuatan ekonomi USA? Atau seperti Sandi yang meninggalkan perusahaan yang didirikannya untuk masuk kontestasi politik? Meninggalkan dunia bisnis dengan harapan “berkontribusi lebih” di dunia politik? Membiarkan negeri ini kalah dalam kekuatan bisnis dengan Singapura yang menempatkan 10 perusahaan di Forbes 2000? Membiarkan negeri ini kalah dengan Israel yang menempatkan 12 perusahaan di 2000 perusahaan terbesar dunia? Tidak!
Artikel ke-456 karya Iman Supriyono ditulis di Surabaya pada tanggal 23 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar peluncuran Korporatisasi 100. Korporatisasi 100 adalah seminar peluncuran hasil riset SNF Consulting tentang monetisasi intangible asset.

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
sepertinya meminta lebih menarik daripada memberi kalo di Kazakstan ini.