Rusdi Kirana & First to Fly Boeing 737 900 ER: di Jogja Juga!


first to fly boeing 737 9004r

Di Jogja Juga!

Oleh Iman Supriyono, konsultan bisnis pada SNF Consulting, http://www.snfconsulting.com

Tampangnya tampak gagah. Warnanya yang biru putih membuatnya jelas berbeda. Badanya bongsor. Tambahan winglet pada ujung kedua sayapnya menjadikan pesawat ini makin tampak menonjol di lahan parkir Bandara Hasanuddin. Itulah kali pertama saya melihat Boeing 737 900ER. Pesawat yang menjadikan Lion Air sebagai maskapai first to fly. Lion air adalah maskapai pertama yang menerbangan pesawat gagah ini. Posisinya seperti Singapore Airlines-populer disebut SQ- yang dipercaya sebagai maskapai first to fly untuk Airbus A380. Lion oleh Boeing, SQ oleh Airbus. Lion pesawat kapasitas sekitar 200 penumpang. SQ pesawat berkapasitas lebih dari 500 penumpang. Lion dan SQ sama sama first to fly.

Memandang B 737 900 ER membuat ingatan tertuju pada Rusdi Kirana. Dialah yang membidani dan membesarkan Lion hingga hari ini. Ada banyak hal menarik dari Rusdi dan Lion. Tetapi ada satu hal yang saya ingin ungkap lewat tulisan ini.
Dalam sebuah wawancara degan media, Rusdi punya kebiasaan kerja yang luar biasa. Tiap hari pada umumnya ia baru meninggalkan kantor pada sekitar jam 2 pagi. Sebuah gambaran akan semangat kerja yang luar biasa. Bekerja dengan jam kerja lebih dari dua kali lipat jam kerja orang pada umumnya. Kebiasaan ini tentu tidak bisa dipisahkan dari Lion air yang berprestasi seperti yang sekarang bisa disaksikan oleh siapapun. First to fly B 737 900ER.

♦♦♦♦

Pagi itu udara Jogja hangat. Pertengahan musim kemarau. Mungkin banyak orang menyebutnya panas. Bagi saya hangat saja. Toh suhunya masih pada kisaran 30-an derajad celcius. Kalo sudah dekat dekat 100 baru disebut panas. Maka….jam 8 pagi saya putuskan untuk berolah raga. Tidak perlu terlalu serius. Cukup jalan agak cepat aja menyusuri keramaian jalanan. Kehangatan sinar mentari turut mempercepat cucuran keringat. Segar!

Bagi banyak orang, bersantai di hotel menunggu jadual mungkin terasa lebih asyik. Bisa sambil baca koran, nonton teve, sambil menikmati teh atau kopi hangat. Tetapi saya memilih yang lain memilih berkeringat. Salah satu alasanya adalah ingatan saya tentang Lion Air dan Rusdi Kirana.

Bila pingin sukses, seorang wirausahawan dituntut untuk mengerahkans segala daya dan kekuatan. Tidak jarang pengusaha dituntut untuk bekerja lebih dari dua kali lipat jam kerja normal. Rusdi Kirana telah membuktikannya di Lion Air. Kerja kerasnya berbuah pertumbuhan maskapai penerbangan besutannya. Dari tidak ada apa apa menjadi makapai nomor satu di kelasnya. Bahkan dilihat dari jumlah penumpang, Lion bersaing ketat dengan Garuda sebagai maskapai yang jauh lebih berpengalaman.

Untuk bisa bekerja keras, tentu saja badan harus bisa diajak kompromi. Stamina harus prima. Salah satu kebutuhan untuk menjaga stamina adalah olah raga. Kata seorang kawan dokter, dibutuhkan minimal dua kali seminggu berolah raga masing masing satu jam untuk membakar lemak di dalam tubuh. Lemak yang tiap hari masuk melalui makanan dan minuman akan menyumbat pembuluh darah dan menjadikan stamina menurun jika tidak dibakar. Bahkan pada kondisi lebih parah akan mengakibatkan stroke. Maka, walaupun sedang bepergian di luar kota, olah raga dua kali seminggu harus jalan. Sesuatu yang logis. Sesuatu yang sangat ilmiah.

Walaupun sangat ilmiah dan logis, nyatanya tidak banyak orang yang mau disiplin berolah raga. Maka, sebenarnya ada cara lain untuk tetap bestamina prima tanpa harus berolah raga. Bagaimana? Gampang. Cukup dengan tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung lemak. Jangan makan tempe goreng, daging, susu, mentega, telor, sayur yang bersantan, daging, ikan dan sejenisnya.

Saya masih suka menyantap peyeknya pecel, tempe goreng dipenyet sambal tomat trasi, daging empal, ikan patin, alpukat, masakan padang, sayur lodeh manisah, kacang goreng, segelas susu hangat, roti bakar lengkap dengan mentega keju, dan sebagainya. Saya juga masih ingin kerja keras seperti Rusdi Kirana atau para pengusaha sukes lain. Jika dikaruniai umur panjang hingga 90-an tahun, saya juga ingin seperti Almarhum Pak Muhammad Noer mantan Gubernur Jatim yang masih memimpin 5 yayasan. Atau seperti mendiang “nabinya ilmu manajemen” Peter Drucker yang masih berkarya hingga detik detik terakhir kehidupannya. Maka….tidak ada cara lain kecuali berolah raga. Dimanapun kapanpun. Di Jogja juga!

tulisan ini pernah dimuat di majalah Matan, terbit di Surabaya

 

6 responses to “Rusdi Kirana & First to Fly Boeing 737 900 ER: di Jogja Juga!

  1. Untuk Bisa bekerja keras tidak cukup dengan semangat tapi harus ditunjang dengan tubuh yang prima.
    Betul… pola makan, pola hidup memang penting untuk diperhatikan tapi ada yang jauh lebih penting. “Hati dan Pikiran”. Pikiran harus Fresh/tidak stress dan hati selalu damai. Ketenangan hati dan pikiran hanya bisa dicapai dengan manuto karo Gusti Allah dan RasulNya. Insyaallah kebahagiaan dunia dan di akhirat akan tercapai

  2. Novrian Eka Sandhi

    “… Tiap hari pada umumnya ia baru meninggalkan kantor pada sekitar jam 2 pagi…”

    trus, kapan ngurusi istri-anak, ngurusi famili, ngurusi warga kampung sekitar rumah, ngurusi kegiatan-kegiatan sosial???

    • anak istrinya kebetulan tinggal di spore n weekend rusdi baru ketemu mereka. bagi orang kayak rusdi, bisnis adalah “ibadah”. jadi segalanya telah menyatu menjadi aktivitas yang sangat mengasyikkan

  3. Rusdi Kirana, tidak hanya memikirkan keluarganya saja (istri dan anak), tetapi juga memikirkan lebih dari 11.000 pegawai yang bekerja di Lion Air.
    Lion Air kini menjadi tumpuan dan masa depan bagi pegawainya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s