Mantap Ndak Kuliah
oleh: Iman Supriyono, konsultan dan penulis buku buku bisnis pada SNF Consulting, http://www.snfconsulting.com
Seperti biasa, sekitar seperempat jam sebelum jam-J, saya sudah datang. Kali ini saya ada janjian di sebuah restoran dengan seseorang yang belum pernah ketemu. Lewat SMS, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Nungki ini adalah pembaca buku tulisan saya, Guru Goblok Ketemu Murid Goblok. Ia ingin diskusi lebih lanjut tentang buku ke-7 saya itu.
Sambil menunggu, saya memesan minuman dan menyalakan laptop. Karena sedang dalam detik-detik terakhir deadline penulisan buku, sore itupun saya langsung membuka file dan menambhkan tulisan di beberapa bagian buku. Dengan aktivitas seperti ini saya ndak terlelu peduli si Nungki datang tepat waktu ataupun terlambat. Saya tetap asyik bekerja. Inilah cara saya untuk berdisiplin dalam setiap janjian dengan siapapun tanpa harus kehilangan waktu akibat molornya partner janjian.
Sekitar jam 4 persis seorang remaja berjilbab datang. Setelah saya tanya nama dan keperluannya, ia pun akhirnya duduk. Segelas minuman yang dipesannya kemudian menjadi teman ngobrol santai.
Pertama-tama ia menceritakan jati dirinya. Nungki adalah alumni sebuah SMK di bidang tata busana. Saat lulus sekolah dua tahun lalu, ia memutuskan untuk tidak kuliah. Seluruh keluarganya sebenarnya menentang keputusan ini. Tatepi pilihannya sudah mantap. Uang pemberian orang tuanya yang mesinya bisa dipakai untuk biaya kuliah, sebagaian dipakainya sebagai modal usaha. Sebagian sisanya dipakai untuk biaya kursus busana di lembaga pendidikan busana nasional terbaik.
Ada sesuatu yang menurut saya luar biasa dari sosok Nungki ini. Ia masih muda. Baru lulus SMK dua tahun lalu. Berarti usianya sekitar 20 tahun. Tetapi, jiwanya sangat matang. Keputusannya untuk tidak kuliah di tengah masyarkat yang mengagung agungkan pendidikan formal merupakan sebuah keputusan besar. Saya sebut keputusan besar karena pilihan ini bukan disebabkan oleh masalah finansial. Ia dan orang tuanya bisa membiayai kuliahnya. Tetapi bagi Nungki, kuliah kalah menarik dengan menekuni bisnis yang juga menjadi hobinya di dunia tata busana. Ia memilih mengembangkan usaha di bidang pakaian pengantin.
Di bidang yang ditekuninya,ia sudah punya palanggan yang fanatik. Bukan sekedar membeli untuk dirinya. Para palenggannya banyak yang kemudian memberi referensi kepada orang lain untuk juga menjadi pelanggan nungki. Inilah yang menjadikan gadis komunikatif ini tidak kesulitan pasar. Ini juga yang menjadikan langkahnya untuk menjadi seorang entrepreneur sejak remaja menjadi sangat kuat. Kuliah di perguruan tinggi kalah menarik baginya.
ttt
Pembaca yang baik, hari-hari ini masyarakat mengalamai apa yang saya sebut sebagai sekolah overdosis. Masyrakat berbondong-bondong bersekolah di berbagai jenjang pendidikan. Bahkan perndidikan sarjana saja tidak cukup. Banyak yang rela berkorban waktu uang dan kesempatan dengan bersekolah sampai jenjang master dan doktor. Tidak peduli apapun pekerjaanya.
Ini adalah sebuah kesalahan. Mestinya, pendidikan sarjana, master apalagi doktor adalah diperuntukkan bagi mereka yang memiliki minat dan kapasitas untuk bekereja di bidang akademik. Menjadi ilmuwan. Lihatlah, setiap mashasiswa s1 pada akhir kuliahnya akan diberi tugas membuat skripsi. Untuk keperluan ini , mahasiswa akan membuat sebuah penelitian dan kemdian menuliskannya. Maka, akativitas ini tidak lebih tidak kurang adalah aktivitas ilmuwan. Menemukan sebuah permalahan, membuat hipotesis atau preposisi dengan melakukan studi pustaka, menguji hipotesis atau proposisi dengan penelitian lapangan auapun laboratori, dan kemduian mebuat kesimpulan. Yang seperti ini, sejatinya adlaah proses menemukan sebuah teori baru. Menemukan ilmu baru.
Nah, menemukan teori baru adalah pekerjaan para ilmuwan. Pertanyaannya, mungkinkan semua orang kuliah sarjana dan menjadi ilmuwan? Data statistik menyebut, ada sejuta lebih lulusan perguruan tinggi yang nganggur. Mengapa? Salah satu penyebab pentingnya adalah overdosis sekolah tadi. Kalau memang tidak ada bakat, potensi dan minat yang tinggi untuk menjadi ilmuwan, tidak perlulah sekolah sampai sarjana. Tidak perlu belajar menjadi peneliti. Tidak perlu belajar menghasilkan ilmu. Yang diperlukan adalah ilmu praktis. Ilmu untuk menjadi praktisi.
Masyarat pun tidak membutuhkan banyak ilmuwan. Mungkin sekitar 1 persen penduduk sudah terlalu banyak. Yang penting mereka benar-benar ilmuwan. Tandanya adalah selalu melakukan penelitian dan kemudian menuliskan hasilnya dalam buku sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Buku inilah yang nanti akan dibaca oleh masyarakat dan diterapkan sesuai dengan bidangnya masing masing. Ilmuwan yang “memproduksi” ilmu yang bermanfaat untuk masyrakat banyak. Bermanfaat bagi para praktisi.
Nungki telah berada pada jalan yang benar. Ia telah memilih menjadi seorang praktisi. Seorang entrepreneur. Uang pendidikannhya dialokasikan untuk belajr menjadi praktisi. Tidak perlu belajar meneliti melalui skripsi sarjana. Tidak ada gunanya. Sia-sia. Mubadzir. Ia tidak berminat menjadi ilmuawan. Ia ingin dan bahkan sudah menjadi entrepreneur. Ia ingin sukses sebagai entrepreneur di bidang busana pengantin. Sama sekali tidak membayangkan menjadi serang peneliti seperti yang dipelajari saat menulis skripsi. Mantap ndak kuliah. Hidup Nungki!
tulisan ini pernah dimuat di majalah muslim, terbit di surabaya
hehehe hebat nungki, da juga anak seorang teman sy seperti nungki skgr dia sukses sbg enterpreneur mereka jg menyadari pendidikan jg penting mgkn suatu saat nti dia jg ingin mljkn pendidikannya…kebetulan suami jg guru d smk alhamdulillah skrg d beriamanah u mggelola bengkel smk dl bengkel hy tempat praktek siswa saja tp skrg dpt izin u menerima jasa utk masy umum. sbg harapan agar siswa smk siap terjun d dunia lap kerja meskipun mgk mereka tidak bs melanjutkan . Mereka tdak hnya diajari bgaimana cara memberikan servis utk pelanggan tp jg pembukuan dan pengelolaan. jd utk lulusan smk jgn pesimis bila tdk bs kuliyah, Kamu bisa utk jadi yang terbaik. kami silahkan utk para masy yg ingin mencari mitra kerja bs menhub. bpk immawan guru smk 1 tuban. 03567033129 bengkel upj smk 1 tuban melayani servis sepeda montor n mobil, las, servis komputer + laptop,pupuk organik,shooting vidio, dan u info lbh lanjut bs hub cp d atas. SMK Bisa !!
seep! semoga murid2 smk makin entrepreneur bangeets! moga sukses
Diriku serasa tertusuk ilalang…
kok cuman ilalang? bukan paku beton sekalian? hehehe
Betul mas Iman, karena cuma tertusuk ilalang bukannya paku beton, aq masih bimbang berada di persimpangan antara melanjutkan kuliahku S-2 atau tidak sama sekali. Yang jelas materi yang diajarkan di MM (smstr 2) sama sekali tidak nyantol di otak, terlebih lagi untuk mempelajarinya di rumah sudah sulit membagi waktu, lebih dari itu daya tarik sudah rendah, apalagi setelah membaca artikel mas Iman ini, hehe…
Sementara posisi saya sebagai PNS, dimana banyak kalangan di lingkungan kerja masih mementingkan gelar pendidikan S-2, tapi cita-citaku ingin jadi pengusaha…
Bantu aku dong mas Iman…
hehehe… jadi pengusaha? mulai aja sekarang!
Sekarang??? masih boleh musyrik tidak, artinya mendua, tidak fokus, masih sebagai pns atau nyambi kuliah?…