Orchard Road awal Juli 2008. Di kawasan tersibuk Singapura ini saya belum kehilangan “kemadiunan”. Setelah hampir seminggu meninggalkan Surabaya, “darah” Madiun mulai muncul. Apa itu? Tidak lain adalah kerinduan menyantap pecel. Kenapa? Saat masih di Madiun, pecel adalah menu wajib tiap hari. Begitu tinggal Surabaya, warung pecel madiun bertebaran. Maka….di Orchard Road pun pecel tetap dirindu. Dan…alhamdulillah…. Ada pecel bercitarasa Madiun di sana. Klop. Inilah aroma Indonesia di Orchard Road.
Sebagai kawasan belanja utama, Orchard Road kini makin sering menjadi saksi detik-detik terakhir kehidupan tokoh-tokoh tanah air. Terakhir adalah bos Gudang Garam. Sebelumnya ada ekonom Syahrir.
Shopping? Tentu bukan. Berburu pecel? Tentu juga bukan. Hari-hari terakhir kehidupan kok shopping. Apalagi berburu pecel. Mereka berobat. Kenapa harus di kawasan belanja tersibuk negeri pimpinan BG Lee ini? Tidak lain adalah karena di sana ada Mount Elizabeth Hospital. Jaringan rumah sakit swasta global yang makin hebat. Kini tidak kurang dari 2800 bed dikelola jaringan rumah sakit yang terdaftar di Singapore Stock Exchange dengan nama Parkway Health Limited ini.
■■■
Mount Elizabeth ternyata kental beraroma Indonesia. Menjadi tempat favorit berobat bagi kalangan atas Indonesia. Kebetulan juga, lokasi warung pecel di Orchard Road tidak jauh dari rumah sakit yang segrup dengan Gleneagles Hospital ini. Dan ada lagi yang lebih Indonesia. Rumah sakit yang terjangkau jalan kaki dari stasiun bawah tanah MRT ini didirikan pada tahun 1976 oleh Goh Cheng Liang dan Agus Nursalim. Nama pertama adalah orang Singapura. Nama kedua? Tentu mudah ditebak. Indonesia bangeets. Dan memang, Agus Nursalim adalah pengusaha Indonesia.
Sekitar 2 jam penerbangan dari Mount Elizabeth Hospital ada Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Rumah sakit 70 bed (bandingkan dengan 2800 bed milik Parkway Health) ini memang 100% Indonesia. Tetapi saya membayangkan. Kalau Agus Nursalim bisa membangun tulang punggung Parkway Health yang beraset SGD 1,1 Milyar (lebih dari Rp 6 Triliun) di negeri orang, mengapa rumah sakit tempat berkarir Dokter Tjatur dan kawan-kawan ini tidak?
Di Surabaya kini ada RS Siloam Gleneagles, sister company Mount Elizabeth Hospital. Metamorfosis RS Budi Mulia ini adalah salah satu layanan Parkway Health. Tentu rumah sakit di Raya Gubeng ini juga turut menyumbang pendapatan Parkway Health yang dalam laporan tahun 2007 tercatat S$ 869 Juta atau lebih dari Rp 4 Triliun ini. Fakta yang semakin memperkeras harapan kepada RS Muhammadiyah Gresik wa akhwatuha, dan saudara-saudaranya dari Indonesia.
Bagaimana caranya? Saat menyelesaikan tulisan ini, saya dengan SNF Consulting diminta untuk memberi sedikit inspirasi kepada RS Muhammadiyah gresik. Yang saya pikirkan, ternyata Mount Elizabeth, Gleneagles, dan rumah sakit-rumah sakit kelas dunia lain selalu berbadan hukum seperti apa yang di Indonesia disebut Perseroan Terbatas. PT. Dalam catatan SNF Consulting, PT adalah badan hukum yang paling aman terhadap konflik internal. PT lebih bisa memusatkan energi untuk berekspansi melayani masyarakat sedunia.
Harapan saya…dokter Tjatur dan kawan kawan seprofesi terinspirasi oleh Agus Nursalim. Bukan sekedar membawa aroma Indonesia di Orchard Road. Lebih dari itu, membawa Indonesia melalui RS Muhammadiyah ke kancah global. Yakin! Bersyarekat kita bisa!
Tulisan karya Iman Supriyono ini pernah dimuat di Majalah Matan, terbit di Surabaya
Appreciate for sharing this wonderful article..i love it..
tx for apreciating….
Buat rumah sakit yang besar dan cukup fasilitasnya. Kalau rumah sakit kecil ya percuma
yg kecil mari terus dibesarkan….