Yooney Gulay. Saya tidak tahu bagaimana mengucapkan nama itu. Diatas huruf “O” dan “U” ada dua titiknya. Makin membuat saya tidak mengerti. Nama khas negara manakah gerangan. Dari suku atau etnis apakah gerangan.
Nama yang menarik. Tapi lebih menarik lagi adalah pernyataan dari perempuan paruh baya yang kedua tangannya tampak memegang tangkai alat pel lantai itu. “I know the ultimate secret of cleaning”. Sebuah kutipan yang menjadi luar biasa karena tampil pada cover laporan tahunan ISS, sebuah perusahaan dari Denmark. Sebuah perusahaan yang melayani jasa cleaning service di 77 negara, termasuk di Indonesia. PT KAI pun mempercayakan kebersihan armada kereta apinya pada perusahaan yang didirikan pada tahun 1901 di Kopenhagen itu.
Percaya diri. Bahkan sangat percaya diri. Itulah kesan ketika membaca kutipan itu. Seorang cleaning service-tukang sapu, tukang pel-tetapi memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang sangat bermakna. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian luar biasa tinggi.
&&&
Minggu pagi, awal Februari 2016. Lari pagi bagi saya adalah menu wajib dua kali seminggu. Tapi pagi itu agak berbeda. Saya lari pagi dengan rute yang tidak biasa. Start di rumah kawasan Mulyorejo Surabaya dan finish di komplek sentra Ikan Bulak, tidak jauh dari kawasan kaki jembatan Suramadu.
Jarak sekitar 10 km saya lalui dengan penuh semangat dalam waktu satu jam. Yang bikin semangat adalah lokasi finish-nya. Sebuah tempat yang beberapa hari sebelumnya menjadi topik diskusi saya dengan kawan yang sehari hari memimpin instansi yang bertanggung jawab merencanakan pembangunan kota Surabaya. Kawan ini menginformasikan bahwa pemerintah kota Surabaya telah membangun fasilitas sangat bagus untuk menampung para pengolah dan pedagang ikan yang ada di kawasan Bulak, Surabaya. Maka, perjalanan lari pagi itu juga sekaligus sebagai perjalanan observasi. Saya berjanji untuk melanjutkan diskusi tentang fasilitas perdagangan yang sudah menghabiskan anggaran puluhan milyar itu.
Dalam kesegaran cucuran keringat, saya tiba di lokasi tujuan. Secara pribadi saya menikmati semangat kesegaran. Tetapi ini sangat kontras dengan suasana komplek perdagangan megah berlantai dua itu. Stan-stan kosong melompong. Hanya satu dua yang berisi. Itupun para pedaganya tampak tidak bersemangat. Hampir tidak ada pembeli yang datang. Dapur pembakaran ikan modern dengan cerobong asap menjulang tinggi pun tak berfungsi. Sama sekali tidak ada ikan dibakar pagi itu.
Mengapa sesepi itu? Tentu banyak penyebab. Tapi saya menangkap sebuah kondisi yang tidak sinkron. Sentra Ikan Bulak didesain sebagai sebuah fasilitas wisata belanja ikan. Arsitektural gedung sangat khas wisata belanja. Ada food court di terbuka di lantai 2 yang sangat luas. Di samping juga gedung ada taman yang jug luas. Memenuhi syarat untuk sebuah kawasan wisata belanja.

SNF Consulting untuk korporatisasi
Lalu, mengapa sepi? Sepanjang pengamatan, saya merasakan ketidaknyamanan terkait dengan aspek kebersihan. Pemandangan sepanjang jalan akses menuju lokasi jauh dari kata bersih. Kawasan sekitar lokasi pun demikian. Terkesan kumuh dan semrawut. Ini yang menurut saya tidak sinkron dengan konsep wisata belanja. Bagaimana mungkin orang mau berwisata ke tempat yang kotor dan semrawut.
&&&
Bicara kebersihan, ISS adalah jawara dunia. Sesuatu yang bersih, rapi dan indah disukai semua orang. Tetapi, tidak mudah untuk mengubah sesuatu yang asalnya kotor menjadi bersih dan rapi. Ada rahasia dan keahlian di dalamnya. Itulah makna dibalik “I know the ultimate secret of cleaning”. ISS mengetahui puncak rahasia mengubah sesuatu yang kotor menjadi bersih, indah dan rapi. Core competence yang kemudian dijual ke berbagai penjuru dunia. Bahkan negeri yang tingkat ekonominya masih sangat rendah seperti Indonesia pun membutuhkan bantuan dari perusahaan beromzet Rp 182T itu. Negeri yang PDB percapitanya 3400 (urutan no 118 dunia) menjadikan negeri dengan PDB per capita USD 51 400 (tertinggi no 5 dunia) sebagai juru bersih-bersih. Tidak logis. Lalu, apakah sentra Ikan Bulak juga harus mendatangkan ISS untuk tampil bersih dan rapi? Kita impor petugas kebersihan Denmark sebagai korporasi. Pada saat yang sama kita ekspor tenaga kebersihan kita ke berbagai negara sebagai perorangan. Tentu keputusannya tidak di tangan saya. Tetapi, itulah ISS. Itulah core competence. Itulah yang dimiliki oleh Yooney Gulay!
Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram SNF Consulting atau Gabung Grup WA SNF Consulting
Tulisan ini dimuat di Majalah Matan, terbit di Surabaya