Crazy Rich Menyesatkan


Sudah terlalu umum dunia bisnis dipenuhi pembicaraan tentang orang. Menjadikan orang sebagai topik pembicaraan.  Menjadikan orang sebagai subyek dalam dunia bisnis. Sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan realita.

Tidak sesuai realita? Ya. Bisnis adalah tentang produksi barang dan jasa kebutuhan umat manusia. Sebagai gambaran, Product domestik bruto (PDB) semua negara di dunia tahun 2022 menurut Bank Dunia adalah USD 100,56 triliun. PDB sederhananya adalah omzet seluruh pelaku ekonomi baik orang maupun perusahaan. Jadi sepanjang tahun 2022 omzet seluruh pelaku ekonomi di muka bumi ini adalah sebesar USD 100,56 triliun.

Bagaimana peran perusahaan? Ini tergambar misalnya saja dari daftar 500 perusahaan dengan omzet terbeser dunia menurut Fortune tahun yang sama.  Total omzetnya adalah USD 41 triliun. Dengan demikian, 500 perusahaan tersebut berkontribusi sekitar  41% dari PDB dunia. Gambaran lain adalah daftar 2000 perusahaan terbesar dunia Forbes yang diperingkat berdasarkan laba, omzet, aset dan nilai pasa.  Pada tahun 2022 omzet gabungan omzet dari 2000 perusahaan dalam daftar tersebut adalah USD 50,8 triliun. Dengan demikian maka kontribusinya terhadap PDB dunia adalah sekitar 50%.

Itu baru dari 500 dan 2000 perusahaan. Padahal di dunia ada berkali lipat jumlah perusahaan. Tentu saja omzetnya akan jauh lebih besar dari pada itu. Kontribusinya terhadap PDB juga jauh di atas 50%. Sebuah fakta bahwa membicarakan ekonomi semestinya adalah membicarakan perusahaan. Subyek dalam ekonomi adalah perusahaan. Itulah mengapa saya tidak suka menulis tentang orang dalam membicarakan dunia bisnis.

Tapi kali ini saya mentoleransi diri untuk menulis tentang orang. Tentang crazy rich. Sebuah istilah yang belakangan banyak disebut dalam pembicaraan tentang bisnis. Saya menuliskannya sebagai antitesis pembicaraan umum tentang istilah ini.

Saat saya menuliskan kata kunci “crazy rich” di mesin pencari Google, yang muncul di baris pertama adalah tulisan dari CNBC Indonesia yang diunggah tanggal 4 september 2023. Judulnya adalah “Crazy Rich Kalsel Pesta Nikah 14 Hari Ini Sumber Hartanya” Digambarkan dalam tulisan itu bahwa sederet artis-artis beken tampil. Tidak kurang dari Slank, Elvi Sukaesih dan Iwan Fals. Sebuah pesta yang mengulang pesta serupa tahun 2018 oleh orang yang sama.

Pemilik hajatan adalah Haji Ciut atau Muhammad Hatta. CNBC menuliskan bahwa Ciut adalah pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) atas nama PT Binuang Mitra Bersama. Lebih lanjut CNBC menuliskan bahwa, bersama dengan kakaknya, Ciut dikenal sebagai pengusaha batu bara paling jaya seantero Kalimantan Selatan. Kekayaannya yang fantastis, menurut takaran masyarakat sekitar, membuat Haji Ciut juga dijuluki sebagai Raja Tambang. PT Binuang memiliki tambang seluas 300 hektar dengan lebih dari 1000 karyawan.

&&&

Pembaca yang baik, tulisan tentang crazy rich dari CNBC itu mengandung kesalahan yang bisa menyesatkan. Dituliskan bahwa  Haji Ciut adalah  “pemilik Izin Usaha Pertambangan atas nama PT Binuang Mitra Bersama”. Apa kesalahannya? Pada tulisan itu CNBC tidak membedakan antara aset Haji Ciut dengan aset PT Binuang Mitra Bersama. Mestinya beda. Aset Haji Ciut bukan berupa tambang seluas 300 hektar. Aset Haji Ciut mestinya adalah sekian lembar saham PT Binuang Mitra Bersama. Adapun tambang seluas 300 hektar adalah aset milik PT Binuang Mitra Bersama.

Ketika Haji Ciut menyelenggarakan pesta megah 14 hari, sumber pembiayaannya bukan dari aset PT Binuang Mitra Bersama. Melainkan dari dividen yang diterima oleh Haji Ciut. Nilainya adalah sekian persen dari laba PT Binuang Mitra Bersama. CNBC tidak menyebut angka persentasenya. CNBC juga tidak menyebut berapa total lembar saham yang dimiliki haji Ciut. Bahkan CNBC juta tidak menyebut berapa lembar saham yang telah diterbitkan PT Binuang Mitra Bersama. Apalagi juga tidak ada data tentang laba PT Binuang Mitra Bersama. Jadi sebenarnya tulisan tentang crazy rich tersebut sama sekali tidak memberi penjelasan dengan baik tentang apa yang disebut sebagai crazy rich.

Masih tentang crazy rich.  Tahun lalu viral berita tentan crazy rich Indra Kenz dan Dony Salmanan. Beritanya santer sekali tentang kemewahan gaya hidup mereka. Berita juga santer saat keduanya kemudian divonis penjara oleh pengadilan.

Apa pelajarannya? Jangan silau dengan berita crazy rich. Lebih baik kita bicara tentang perusahaan. Baca laporan keuangannya. Cermati omzet, aset, laba dan nilai pasarnya. Cermati dividennya. Pelajari cara bisnisnya. Lalu ambil pelajaran untuk diterapkan pada bisnis kita. Itu jauh lebih sebagai upaya  untuk maju. Seperti perusahaan-perusahaan Fortune 500. Seperti perusahaan-perusahaan Forbes 2000. Membangun korporasi sejati. Jangan silau dengan pemberitaan crazy rich. Banyak yang menyesatkan!

Artikel ke-423 karya Iman Supriyono ini ditulis untuk dan diterbitkan oleh Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Oktober 2023

Baca Juga: Triliuner Peringkat Dunia Asetnya Berupa Apa?

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

4 responses to “Crazy Rich Menyesatkan

  1. kurangi baca berita sesat, perbanyak baca artikel bermanfaat seperti artikel ini

  2. Kurangi baca berita menyesatkan dan perbanyak istigfar

  3. Kurangi baca berita menyesatkan dan perbanyak istigfar

  4. Gitu2 bendahara pusat PP pemuda lohh,,

Tinggalkan Balasan ke sigi Batalkan balasan