Sepanjang 2024 nilai seluruh IPO di BEI adalah Rp 14,35 triliun. Nilai seluruh rights issue sepanjang tahun tersebut adalah Rp 34,42 triliun. Total keduanya adalah 48,77 triliun. Bagi sebuah perusahaan, IPO maupun rights issue artinya meningkatkan ekuitas. Meningkatkan modal sendiri.
Bandingkan dengan peningkatan utang. Total emisi obligasi dan sukuk korporasi sepanjang 2023 nilainya adalah Rp 139 triliun.
Belum lagi penyaluran kredit perbankan. Statistik perbankan Indonesia OJK menyebut bahwa per 31 Desember 2024 posisi kredit seluruh bank di Indonesia adalah Rp 12 264 triliun. Akhir tahun sebelumnya Rp 11 621 triliun. Dengan demikian sepanjang tahun 2024 perbankan telah menggelontorkan dana utang Rp 643 triliun kepada pelaku ekonomi.
Jumlah antara emisi obligasi dan peningkatan posisi kredit perbankan adalah Rp 782 triliun. Nilainya 16 kali penambahan ekuitas melalui IPO dan rights issue.
&&&
IPO dan rights issue adalah transaksi antara investor dengan investee. Para pemegang saham adalah investor. Perusahaan-perusahaan yang menerima dana adalah investee.
Kredit bank dan obligasi/sukuk adalah transaksi antara kreditur dengan debitur. Kreditur adalah pihak pemberi utang. Debitur adalah pihak penerima utang. Dalam bahasa yang lebih lugas, transaksi kreditur debitur bisa disebut rentenir-raja utang. Rentenir adalah pihak yang memberi utang. Raja utang adalah pihak yang menerima utang.
Kita sering mendengar protes karena utang pemerintah yang ugal-ugalan. Dalam laporan keuangan pemerintah pusat teraudit terakhir, tahun 2023 (Laporan teraudit 2024 belum terbit), posisi utang jangka panjang dalam negeri pemerintah pusat adalah Rp 6 959 triliun. Pemerintah sering dicela sebagai raja utang. Tapi kita harus tahu, raja utang tidak akan pernah ada kecuali ada krediturnya. Utang pemerintah hampir 7 ribu triliun itu diperoleh dari masyarakat Indonesia yang menjadi kreditur melalui ORI dan sejenisnya. Ingat, nama lugas dari kreditur adalah rentenir.

Jadi hubungan rentenir-raja utang jauh lebih subur makmur dari pada hubungan investor investee. orang lebih suka menyimpan uang di bank dari pada berinvestasi. Kampus-kampus mengumpulkan dana abadi tapi ujung-ujungnya juga diutangkan alih-alihi diinvestasikan. Bahkan nazir wakaf pun memilih lebih memilih mengutangkan aset wakaf melalui sukuk, CWLS dan sejenisnya. Raja utang ketemu rentenir. Itulah negeri sampean. Negeri saya juga hehehehe.
&&&
Apa akibat suburnya praktik rentenir raja utang? Saya tidak perlu menjelaskan. Anda sudah merasakannya sendiri. Bangsa yang kuat adalah bangsa investor. Bukan bangsa raja utang. Di hadapan rentenir, raja utang akan seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Raja utang bisa merdeka?

Hari ini kita merayakan 80 tahun kemerdekaan. Apa artinya merdeka tapi seperti kerbau yang dicocok hidungnya di hadapan rentenir? Saatnya berubah. Saatnya menyuburkan hubungan investor ketemu investee. Bukan raja utang ketemu rentenir. Anda orang pribadi, kampus-kampus pengelola dana abadi, nazir wakaf dan siapapun mari berubah dari kreditur menjadi investor. Kita perbaiki negeri ini. Semoga peringatan 81 tahun kemerdekaan taun depan segalanya sudah menjadi lebih baik. Merdeka!
Karya ke-487 Iman Supriyono yang ditulis selepas menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam rangka detik-detik proklamasi di kereta api Mutiara Timur pada tanggal 17 Agustus 2025
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
Baca Juga
Raja Utang: Mengapa Bunga Bank Selangit?
Nglempoh: Menyelesaikan Utang Segunung
Garuda: Utang Melebihi Aset