Poligami: Muda Segar Cantik


Perbincangan ini terjadi setelah seminggu saya beraktifitas di Fakultas Kedokteran Gigi Unair untuk sebuah pekerjaan SNF Consulting. Di fakultas yang berdiri sejak jaman Belanda ini saya merasakan suasana yang berbeda dengan aktivitas keseharian selama ini. Suasananya terasa seperti dua puluh tahun lalu. Suasana remaja di kala mahasiswa.

Perasaan itu kemudian saya angkat sebagai bahan diskusi di situs jejaring sosial dunia maya. “Serasa muda lagi setelah seminggu beraktifitas di FKG Unair. Seperti 20 tahun yang lalu”. Begitulah persisnya kalimat pancingan diskusi yang saya tulis.

Ternyata banyak sekali kawan-kawan yang merespon. Yang menarik adalah respon yang mengarah pada kecantikan para mahasiswi kedokteran gigi yang pada umumnya memang berasal dari kalangan menengah atas. Ke kampus naik mobil bagus. Tidak perlu berkusut masai karena terpaan udara knalpot jalanan ala pengendara sepeda motor. Lebih punya kesempatan untuk merawat diri supaya tampak lebih segar dan cantik.

“Bu Iman harus siaga I nih….hahahaha….”. ini adalah tanggapan seorang kawan yang berprofesi sebagai seorang guru dan kebetulan masih bujang.

Begitu asyiknya berbagai komentar sejenis ini, istri saya yang biasanya tidak aktif berdiskusi online pun tertarik untuk berkomentar.

“Tenang…saya percaya sama Pak Iman. Kalau memilih pasti yang cantik, muda dan segar. Betul kan pak?”. Inilah kalimat yang ditulis oleh ibu dari 7 anak-anak saya.

“Lho pak…. ada lampu hijau niih. Ayo cepat….Jangan lupa undangannya!”. Sahut kawan yang lain.

Yang lebih menarik, seorang ibu yang kebetulan juga sahabat saya sekaligus sahabat istri ikut nimbrung pula. Ia mengacungkan jempol untuk komentar istri saya. Katanya…ia salut dan pingin bisa bersikap seperti istri saya. Walaupun ia belum mampu untuk itu. Hehehe…..



Pembaca yang antusias, menikah lagi adalah topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Yang pro bersemangat menyebarkannya sebagai solusi terhadap berbagai masalah. Ada pula yang mengampanyekannya sebagai sunah rasul. Yang kontra menentangnya dengan alasan kesetaraan gendar. Bapak-bapak para suami sering membincangkannya sebagai bahan gojlokan dengan kawan-kawan.

Iman Anni akad nikah

Mas Iman bagaimana? Menurut saya, menikah lagi bukanlah keputusan yang sepele. Jauh lebih rumit dari pada ketika 18 tahun lalu saya memutuskan menikah. Banyak sekali PR yang harus dibereskan. Beberapa diantaranya: hak anak-anak tertunaikan dengan baik. Hak istri yang telah 18 tahun ikut banting tulang demi eksistensi keluarga harus dipastikan tertunaikan dengan ekselen. Bersama istri, kami juga masih mewajibkan diri untuk menyekolahkan 7 anak semuanya sejak SMA di luar negeri. Tentu pakai duit yang tidak sedikit. Bahkan masih banyak lagi PR yang harus dikerjakan.

Dan faktanya, ada beberapa kawan dekat saya yang berpoligami dan gagal. Ada yang akhirnya bercerai dengan istri kedua. Ada juga yang bahkan bercerai dengan istri pertama. Yang lebih tragis lagi, ada yang akhirnya bercerai dengan istri pertama dan istri kedua sekaligus. Kehilangan semuanya. Bukan karena poligami yang salah. Semata karena keputusan poligami diambil dengan cara yang tidak komprehensif.

kasihku

muda segar cantik juga

Maka….jawab saya….. “Terima kasih kawan-kawan atas dukungannya. Wes….aku tak nyanyi lagune Nindi wae….(sudahlah….biarkan saya menyanyi lagunya Nindi saja)…..hatiku hanya ada satuu….sudah untuk mencintaimu…. (sambil menghadiahkan sekuntum bunga indah kepada ibu dari 7 anak saya)”. Itulah kalimat penutup diskusi internet itu. Alhamdulillah….istri saya masih muda segar dan cantik juga. Sesuatu yang relatif. Allahu Akbar!

Tulisan ini pernah dimuat di majalah Yatim, terbit di Surabaya.

18 responses to “Poligami: Muda Segar Cantik

  1. Tulisan Hebat dari Seseorang Yang Hebat,…

    Alhamdulillah Saya Bersyukur bahwa Saya pernah diperkenalkan beliau oleh Allah Sebagai Teman

    Mas Iman Teman Kuliah

    Mbak Ani Teman SMA

    Patut menjadi contoh maupun tauladan bagi Kami.

    Terima Kasih

  2. poligami adalah pilihan.silahkan pilih.kalau mau ya silahkan.kalau gak ya gak apa-apa.

  3. Aku pengen banget kawin lagi, apapun istilahnya, poli, tripoli, atau sekawangami…hehehe… Namun, ternyata benar tidak sesepele waktu kita masih mendua atau tepatnya berselingkuh, haha… Keindahan itu akan semakin hilang dan mengikat. Ternyata berat juga yaa… mikir kalau lebaran harus muter ke para keluarga istri, opo ra mbledhos ndas iki? mumet tenan yo Cak. Hahaha…… akhirnya yaa… wurung aja lah. Uangnya untuk sekolah anak-anak keluar negeri saja mengikuti jejak pemikiran Cak Iman.. Aminnn…..

  4. mantab pak…tulisannya selalu menginspirasi 🙂

  5. nampak remeh, tapi di tangan pak Imam tema ini jadi menarik

  6. Berarti pak Iman, Iman-nya masih lemah, tidak sekuat Rasul yang Berpoligami, para Ustdaz kita, sebut saja: KH. Arifin Ilham, KH. Abdullah Gymnastiar, KH. Noer Muhammad, dll. pokoknya kalau ingin Poligame harus Punya IMAN yang kuat, bukan IMAN yang lemah.

  7. Poligami adalah pilihan yang tidak harus diambil 🙂

  8. kalau dah benar2 mampu …..ada kesempatan ….ambil saja…
    kalao belum salah satu jangan cari kesempatan atau purapura mampu…..pasti nyesel akibatnya……..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s