Khutbah Idul Adha 1437 H di halaman Plaza Marina oleh Takmir Masjid Masjid Al Huda Sidosermo Surabaya. Bagian bertuliskan huruf Arab tidak ditampilkan dalam posting ini.
Oleh: Iman Supriyono, konsultan dan penulis buku-buku manajemen pada PT SNF Consulting, Jln Pemuda 60-70 Surabaya, http://www.snfconsulting.com
Allahuakbar walillahilhamd. Jamaah sholad Ied rohimakumullah, hari ini kita berhari raya kurban. Pengorbanan Nabi Ibrohim AS adalah teladan yang agung bagi kita semua. Ketika itu beliau mengurbankan buah hati yang sangat disayanginya Ismail dengan menyembelihnya. Tentu saja hari ini kita tidak lagi perlu menyembelih anak-anak kita. Tap spirit pengorbanan sekelas menyembelih anak yang tentu sangat bernilai luar biasa mestilah kita teladani dan kita terjemahkan dalam konteks kekinian.
Perhatikan ayat yang saya sampaikan di depan. Tolong menolonglah dalam kebajikan dan takwa. Ta’awanu alal birri wataqwa. Sebuah ayat yang sangat populer. Sebuah ayat yang memberi tuntunan kepada kita untuk bahu membahu dalam berbuat kebajikan dan takwa. Dalam berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia dunia dan akhirat.

Plasa Marina Surabaya dengan logo McD di depannya. Gambar dari http://www.tripadvisor.com
Perhatikan pula hadits populer berikut ini, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim). Ini adalah gambaran lain tentang bagaimana mestinya kita bersatu. Bertolong menolong menyatukan potensi untuk melakukan kebajikan. Bukan sekedar kebajikan pribadi orang-perorang. Tapi kebajikan yang menyatukan kaum muslim menjadi satu tubuh dengan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan kehidupan di dunia untuk kebahagiaan kelak dalam kehidupan akhirat
Tentang tolong menolong dalam kebajikan, tentu kita sebagai orang yang beriman kepada Qur’an dengan mudah dapat menangkapnya. Tapi kita perlu belajar tentang bagaimana dahsatnya konsep tolong-menolong ini dalam konteks manajemen modern. Mari coba kita pelajari dari apa yang dilakukan oleh sebuah jaringan resto modern yang kebetulan pagi kini ada tidak jauh dari mimbar ini, McDonalds. Mengapa di forum Idul Adha yang mulai ini kita harus belajar tentang McDonald’s yang bukan milik muslim itu? Tidak lain karena ayat yang saya bacakan di mukadimah diatas perlu kita implementasikan dalam kehidupan modern.
Jamaah rahimakumullah, mari sejenak kita menyelami sejarah. Pada jaman dulu, karya-karya besar penada sejarah umat manusia bisa dipastikan dilakukan oleh institusi negara atau kerajaan. Di negeri ini misalnya kita bisa mengamati Candi Borobudur sebagai karya sejarah yang dilakukan oleh negara atau kerajaan. Di India ada Taj Mahal yang juga dibuat oleh institusi negara atau kerajaan. Di China ada tembok raksasa yang dibangun oleh kekaisaran. Di Mesir ada piramida yang dibangun oleh kerajaan. Itulah karya sejarah jaman dulu.
Bagaimana dengan karya bersejarah jaman modern? Perhatikan, saat ini gedung-gedung penanda sejarah dunia banyak dibangun oleh perusahaan. Burj Khalifa di Dubai, sebuah gedung tertinggi dunia, 828 meter, dibangun oleh Emaar Properties, sebuah perusahaan yang berdiri tahun 1997 yang kini memiliki aset Rp 290 Trilyun.
Jika Emaar membangun gedung tertinggi dunia, kai ini kita akan belajar bagaimana bisa bertolong-menolong membangun karya yang bermanfaat bagi umat manusia sedunia tidak dalam bentuk fisik, tapi dalam bentuk layanan penyediaan makanan. Kita pelajari apa yang dilakukan oleh McDonalds alias biasa disingkat dengan McD.
McDonald lahir dari tangan Richard James “Dick” McDonald (February 16, 1909 – July 14, 1998) dan saudaranya Maurice James “Mac” McDonald (November 26, 1902 – December 11, 1971) tahun 1938 di San Bernardino, California, USA. Setelah sukses menggait pelanggan, resto ini kemudian masuklah Roy Kroc tertarik untuk menjadi mitra pengembangan bisnis resto yang hanya menjual sedikit menu ini (burger, kentang goreng dan minuman) pada tahun 1955 dengan membentuk McDonald’s System Inc. Masuknya Roy Croc adalah awal dari perkembangan pesat resto yang menjual makanan tradional jerman (humberger) ini.
Dalam laporan tahunan terbarunya, tahun 2015, McD menyatakan telah hadir di dunia dengan 36 525 gerai di lebih dari 100 negara, termasuk di Indonsia tercinta. Resto modern yang di Indonesia dengan menu utama burger ini ini mengantongi omset Rp 336 T dengan laba 60 Trilyun. Untuk menggerakkan bisnis mulitinasional tersebut, McD menggunakan aset sebesar Rp 502 Trilyun, terdiri dari Rp 94 Trilyun aset sendiri dan Rp 503T diperoleh dari hutang.
Jamaah rahimakumullah, saat ini jutaan sudara muslim kita dari berbagai penjuru dunia sedang berkumpul di kawasan tanah suci. McD adalah salah satu resto yang menyediakan makanan bagi saudara-saudara kita disana. Di Saudi Arabia, McD hadir sejak tahun 1993 dibawah manajemen Riyadh International Catering yang saat ini memiliki 134 gerai. Outlet ini dikelola dengan skema kerjasama waralaba. Atas pengoperasian outlet-outlet waralaba di berbagai penjuru dunia, termasuk di Saudi ini, McD menerima pendapatan sebesar Rp 118 Trilyun. Pendapatan ini berkontribusi 35% dari total omset.
Jamaah rahimakumullah, dengan beroperasi di 100 negara lebih, rata-rata kontribusi tiap negara terhadap omset McD tidak sampai 1 %. Apa makna dari prosentase ini? Anda saja ada salah satu negara dimana McD beroperasi punya kebijakan anti McD dan kemudian McD terpaksa menutup seluruh gerainya di negara tersebut maka McD hanya akan kehilangan sekitar 1% dari omsetnya. Karena laba dari perusaan yang berkembang pesat dibawah konsep manajemen Roy Croc ini adalah 18% dari omset, maka kehilangan 1% omset tentu tidak berpengaruh signifikan. Tidak akan menyebabkan perusahaan rugi. Dengan kondisi ini, McD telah mengamankan diri secara luar biasa dari aneka risiko termasuk risiko politik, bahkan risko perang sekalipun, di negara tempatnya beroparasi.
Yang juga spektakuler adalah jumlah tenaga kerjanya. Hingga ahir 2015, McD mempekerjakan sekitar 420 ribu karyawan di seluruh dunia. Mereka ini kemudian menafkahi anggota keluarganya. Menyekolahkan anak-anak mereka. Tentu ini memberi kontribusi yang besar dalam pergerakan roda dan sumber-sumber ekonomi dunia.
Jamaah rahimakumullah, pertanyaanya, siapa pemilik McD? Dari sumber Nasdaq berikut ini adalah 5 pemegang saham terbesar McD: Vanguard 10,21%, State Street 6,89%, Capital World Investor 6,44%, Blackrock ITC 3,93%, Black-rock FA 2,78%. Lima limanya semua adalah perusahaan investasi (investment company). Investment company adalah jenis perusahaan yang kerjanya adalah mengumpulkan dana milik masyarakat dan kemudian menginvestasikan pada berbagai instrumen investasi. Kepemilikan saham McD adalah salah satu bentuk instrumen investasi. Atas investasi tersebut maka investment companya akan mendapatkan imbal hasil. Imbal hasil inilah yang kemudian digunakan untuk biaya opersional dan diteruskan kepada para pemilik dana.
Sebagai gambaran mari kita lihat siapa itu Vanguard. Vanguard didirikan 1975 di USA oleh John C Bogie, orang yang sejak lulus kuliah berkarir di investment company. Tahun 2015 ini, Vangurd mengelola aset lebih dari USD 3 Trilyun (Rp 40 ribu Trilyun) milik lebih dari 20 juta investor di 170 negara dengan lebih dari 14 ribu karyawan di seluruh dunia.
Pemegang saham terbesar kedua adalah State Street yang berdiri 1792 di Amerika Serikat. Kini, di usianya yang ke 224 tahun State Street mengelola aset USD 22,5T (Rp 300 Ribu Trilyun) milik puluhan juta investor dari berbagai penjuru dunia juga.
Jamaah rahimakumullah, selama ini kita mungkin pernah mendengar opini bahwa perusahaan-perusahaan besar yang menguasai pasar negeri ini dan berbagai negara lain di seluruh dunia seperti McD selalu diasosiasikan dengan para kapitalis. Segelintir orang super kaya yang menguasai ekonomi dunia. Data yang saya kemukakan diatas menunjukkan bahwa perusahaan pengausa pasar dunia di bidang resto cepat saji yaitu McD bukanlah milik satu dua orang. Bahkan bukan milik sejuta dua juta orang. Melainkan milik ratusan juta orang yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Nilai seluruh saham McD saat ini adalah Rp 1 338 Trilyun. Dengan memegang 10,21% maka nilai saham yang dipegang Vanguard adalah Rp 137T. Jika diasumsikan saham tersebut dimiliki oleh para investor Vanguard secara merata maka setiap orang investor Vanguard memiliki Rp 6,85 Juta.
Rp 6,85 juta per orang. Besarkah jumlah tersebut? Coba kita bayangkan dari kacamata seorang pekerja yang bergaji UMK kota Surabaya yaitu sekitar Rp 3 045 000,- perbulan. Jika pekerja tersebut bisa dengan disiplin menyisihkan 10% gaji alias Rp 304 500,- perbulan, maka dibutuhkan waktu 22 bulan alias tidak sampai dua tahun untuk berkontribusi seperti para investor Vanguard. Dengan hitungan di atas, kepemilikan McD bukanlah melibatkan harta yang dimiliki oleh orang superkaya. Bukan sesuatu yang diluar jangkauan masyaraakat banyak. Seorang bergaji UMR pun mampu memiliki McD yang raksasa itu. Syaratnya satu saja, uangnya tidak dikelola secara sendiri-sendiri. Uangnya harus disatukan bersama uang milik puluhan bahkan ratusan juta orang lain dalam sebuah sistem manajemen modern. Tolong menolong dalam kebaikan.
Allahuakbar! Jamaah rahimakumullah, mari kita ingat renungkan kembali tentan ayat yang saya baca di bagian awal khutbah ini. “Tolong menolonglah dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”. Jika Anda sedang berkendara dan menjumpai seroang nenek-nenek renta menyeberang sendirian lalu Anda turun dari kendaraan dan menyeberangkan si nenek tersebut, Anda telah melakukan perintah ayat tadi. Tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Tapi ini sifatnya adalah temporer alias sesaat.
Tolong menolong yang dilakukan oleh ratusan juta orang yang uangnya menjadi resto McD adalah bentuk tolong menolong dalam kebaikan dalam tempo dan format yang jangka panjang. Saya pernah merasakannya manfaat tolong menolong ini ketika berada di daerah minoritas muslim. McD adalah resto yang saya pilih untuk kebutuhan makan karena adanya logo halal MUI. Memilihnya karena alasan kehalalan ditengah mayoritas masyarakat non muslim.
Pertanyaannya, bagaimana bisa bertolong menolong bahu-membahu melibatkan jutaan bahkan ratusan juta orang? Dibutuhkan 3 pilar: konsep filosofis, sistem manajemen dan pengurbanan. Konsep filosofis yang kuat dan tertanam di sanubari seluruh karyawannya selalu dimiliki perusahaan sekelas McD. Bahkan tidak jarang konsep filosofis itu dituangkan dalam sejenis “lagu kebangsaan” seperti yang dimiliki oleh negara manapun. Perusahaan selalu punya visi dan misi sebagai puncak dari konsep filosofisnya.
Pilar kedua, sistem manajemen yang kuat dituangkan melalui perangkat manajerial seperti struktur organisasi, job description dan standard operating procedure (SOP). Sistem manajemen yang bagus akan berujung pada laporan keuangan teraudit yang dipercaya oleh para pemegang saham, investor dan masyarakat luas.
Pilar ketiga adalah pengurbanan. Dasar filosofis dan sistem manajerial yang kuat saja tidak cukup. Dibutuhkan pengurbanan dari para karyawan, manajemen, dan pemegang saham untuk menjadi sebuah peruahaan yang kuat, besar dan hadir melayani umat manusia seluruh dunia. Riset tentang perusahaan sukses selalu dihiasi dengan temuan tentang kerja keras penuh pengurbanan sumber daya manusia di dalamnya. Para dirktur bekerja habis habisan. Para pemegang saham berkurban tidak mengambil dividen. Para karyawan berkorban dengan bekerja tidak sekedar menjalankan kewajiban.
Pertanyaan kita sebagai kaum muslim, tidakkah kita punya 3 pilar tersebut sedemikan hingga kita tidak memiliki kekuatan yang bagus dalam ekononomi? Tidakkah kita punya 3 pilar tersebut sehingga nyaris semua sektor ekonomi negeri ini dikuasai asing? Tidakkah kita punya kekuatan yang bagus sehinga kebutuhan jamaah haji disedikan oleh Boeing, Airbus, Hotel Fairmont, McD, Starbucks, KFC dll dll?
Jamaah sekalian, Islam itu sempurna. Ketiga pilar tersebut semua diajarkan oleh Islam secara sempurna pula. Dasar filosofiks itu adalah aqidah. Sistem manajemen yang kuat itu diajarkan oleh Islam melalui ajaran disiplin waktu, melalui kejujuran tiada kompromi, melalui kewajiban menepati janji, melalui kewajiban mamatuhi pimpinan dll. Pengurbanan diajarkan oleh Islam secara luar biasa melalui pengurbanan nabi Ibrahim AS yang hari ini sedang kita peringati.
Kholid bin Walid yang dijuluki sebagai si “Pedang Allah” pernah mendemonstrasikan pengorbanan luar biasa ketika beliau tunduk dengan tulus ikhlas kepada Umar Bin Khotob saat sang Khalifah memberhentikan beliau dari posisi panglima tertinggi militer. Tunduk sepenuhnya tanpa syarat. Itulah pengurbanan yang luar biasa meneladani Nabi Ibrahim dalam mengurbankan putra tercintanya.
Sebuah organasi tidak akan eksis tanpa pengurbanan. Rumah tangga tidak akan utuh tanpa pengurbanan suami saat Istrinya melakukan sesuatu sedemikian hingga hak atau kenyamanan si suami terganggu. Rumah tangga akan hancur juga jika istri tidak mau berkurban kehilangan hak atau kenyamaannnya manakala suami karena suatu dan lain hal tidak memenuhi hak istri. Itulah pengurbanan dalam rumah tangga sebagai organisasi terkecil. Bagaimana dengan organisasi yang melibatkan jutaan orang seperti McD, Vanguard atau State Street? Tentu butuh pengurbanan dalam skala dan kuantita yang lebih besar. Pengurbanan sebagaimana yang diteladankan oleh Nabiullah Ibrahim AS.
Jamaaah rahimamukumlah, Jika ketiganya sudah ada dalam Islam, lalu apa yang kurang? Kurangnya satu saja: pengamalannya. Dan nampaknya inilah penyakit utama umat Islam hari ini. Kita diajari untuk tidak memakai hak orang lain, tapi kaum muslim bahkan di depan kakbah saja masih berebut saling sikut untuk mencium hajar aswad. Kontras dengan antrian yang tertib di tempat-tempat umum negeri maju non muslim. Kita diajari menapati janji tetapi jam karet dianggap biasa, kontras dengan ketepatan waktu di negeri negeri maju non muslim. Kita diajari kebersihan tetapi sungai-sungai kita kotor penuh sampah dan pencemaran. Kontras dengan sungai bersih di negeri negeri maju non muslim. Kita diajari berkurban, tetapi jangankan merelakan hak kita diambil untuk kepentingan umum, yang terjadi justru hak umum diambil untuk kepentingan pribadi. Jalan-jalan yang mestinya untuk umum dipakai untuk kepentingan pribadi. Aset negara yang mestinya untuk kepentingan umum dikorupsi dengan berbagai cara.
Maka, di mimbar yang mulia hari raya qurban ini, mari kita terus menerus belajar berkurban. Berkurban untuk membangun kekuatan agar lebih dari satu milyar kaum muslimin ini tidak kalah dengan ratusan juta orang yang bertolong menolong membangun perusahaan resto terbesar dunia. Potensinya luar biasa besar. Kita butuh pengurbanan untuk mengubah potensi tersebut menjadi kenyataan. Allahukbar! Allahuakbar! Allahuakbar!
Jamaah rahimakumullah, mari kita akhiri khutbah ini dengan berdoa bersimpuh di hadapan Allah SWT. Memohon ampunan atas segala kekhilafan kita. Memohon kekuatan untuk meuwujudkan kekuatan umat termasuk dalam sumber sumber ekonomi. Agar kita dikaruniai kekuatan seperti kekuatan Sahabat besar Utsman Bin Affan ketika beliau membeli sumur milik Yahudi sehingga kaum muslim tidak tergantung kebutuhan airnya kepada orang yahudi. Allahumma aamin.
Reblogged this on Bersama Membangun Negeri.