Ibnu Sutowo, Piet Haryono, Joedo Soembono, AR Ramli, Faisal Abda’oe, Soegijanto, Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, Widya Purnama, Ari Hernanto Soemarno, Karen Agustiawan, Muhammad Husein, Dwi Soetjipto, Yenni Andayani, Elia Massa Manik, Nicke Widyawati. Itulah deretan nama pimpinan puncak Pertamina. Bahasa keren-nya CEO. Ibnu Sutowo mulai menjabat tahun 1968. Nicke Widyawati masih menjabat sampai saat ini. Enam belas CEO selama 52 tahun. Rata-rata hanya 3,25 tahun.
&&&
Apakah masa jabatan seorang CEO itu penting? Mari kita simak hasil riset James M. Citrin, Claudius A. Hildebrand dan Robert J. Stark yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review, majalah bisnis nomor wahid dunia. Dalam tulisannya yang berjudul CEO life cycle itu, ketiga peneliti melakukan riset terhadap 737 CEO perusahaan-perusahaan yang masuk S&P 500. Diamati kinerja finansial perusahaan tempat para CEO itu berada dari tahun ketahun. PenEliti ini juga kemudian memilih 41 diantaranya untuk diwawancarai secara mendalam. Kesimpulannya ada 5 masa yang pada umumnya dilalui para CEO dalam penelitian yang dimuat di majalah yang juga dikenal sebagai HBR itu.

Ibnu Soetowo CEO Pertamina dengan Jabatan terpanjang yaitu 8 Tahun. CEO perusahaan multinasional jauh jauh lebih lama menjabat.
Pertama adalah masa bulan madu. Ini terjadi pada tahun pertama sang CEO menjabat. Pada masa ini kinerja sang CEO akan berada di atas rata-rata. Ini terjadi karena sang CEO masih dalam kondisi “baterai penuh”. Siap untuk memimpin. Pada umumnya mereka sudah lama merindukan pekerjaan sebagai CEO. Antusiasme membuat tahun pertama ini adalah perusahaan yang dipimpinnya berkinerja tinggi.
Kedua adalah masa sophomore slump. Sophomore asalnya adalah istilah untuk menyebut tahun kedua masa kuliah. Sophomore slump adalah menurunnya kinerja perusahaan pada tahun kedua masa jabatan sang CEO. “Baterai” sang CEO sudah agak menurun. Prestasinya pun cenderung menurun.
Ketiga adalah masa pemulihan. Jika sang CEO bisa bertahan pada masa sophomore slump, tahun ke-3 sampai tahun ke-5 adalah masa pemulihan. Kinerja perusahaan kembali membaik. CEO mulai mendapat kepercayaan dari timnya. Arah stratejik perusahaan disusun. Kultur organisasi berubah menjadi lebih positif. CEO sangat percaya diri. Kinerja pun tinggi.
Keempat adalah jebakan berpuas diri. Ini terjadi pada tahun ke-6 sampai ke-10. CEO merasa telah duduk nyaman di posisinya. Banyak kasus sang CEO mulai banyak melakukan kegiatan di luar perusahaan. Kegiatan sosial, amal, komunitas, menjadi pembicara di berbagai seminar dan forum. Kinerjanya pun mulai terkoreksi dari masa sebelumnya.

CEO Life Cycle dari HBR
Kelima adalah masa tahun emas. Ini terjadi pada tahun ke-11 hingga ke-15. CEO telah matang. Telah berpengalaman panjang. Masalah-masalah kompleks bisa ditanganinya dengan baik. Aktivitas di luar bisnis juga sudah tidak terlalu menarik. Kembali fokus ke kinerja. Perusahaan pun memetik hasil tertinggi atas kinerja sang CEO.
&&&
Mari kita ambil pelajaran. Rata-rata masa kerja CEO Pertamina hanya 3,25 tahun. Dalam kerangka siklus hidup CEO dari HBR, masa perusahaan belum bisa menikmati dari kinerja terbaik CEO. Masa jabatan terlama Pertamina dipegang oleh Ibnu Sutowo dan Faisal Abda’oe. Masing-masing 8 tahun. Selain itu relatif singkat-singkat. Bahkan ada tidak genap setahun.
HBR tiap tahun juga memilih 100 CEO terbaik dunia. Tahun terakhir juara satunya adalah Jensen Huan CEO NVIDIA. Jensen telah memimpin NVIDIA sejak perusahaan semikonduktor itu berdiri tahun 1993. Sudah 27 tahun memimpin perusahaan yang nilainya sekitar Rp 2760 triliun itu. Posisi kedua adalah Marc Benioff CEO Salesforce.com yang telah memimpin sejak 2001 alias 19 tahun. Total 100 CEO itu rata-rata telah memimpin selama 15 tahun. Artinya, rata-rata perusahaan yang tempat mereka bekerja sudah menikmati masa golden years.
Kembali ke Pertamina, tidak ada satupun CEO nya yang telah sampai pada masa golden years. Maka wajar jika kita buka data ladang-ladang minyak di tanah air, Pertamina hanya menambang tidak sampai 20% diantaranya. Lebih dari 80% ditambang oleh perusahaan-perusahaan minyak asing. Ada masalah di masa jabatan CEO-nya. Disamping tentu saja ada masalah-masalah lain. Pelajarannya, berapa lama masa jabatan CEO di tempat Anda berkarya?
Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram SNF Consulting atau Gabung Grup WA SNF Consulting
*)Artikel ke-262 ini ditulis oleh Iman Supriyono, CEO SNF Consulting. Tulisan juga dimuat di Majalah Matan edisi Mei 2020, terbit di Surabaya
Ping-balik: Tanda Tangan: Bisa Dibaca atau Abstrak? | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Pertamina Vs. ExxonMobil: Bisakah Dimaklumi Ruginya? | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Tanda Tangan: Bisa Dibaca atau Abstrak? – SNF Consulting