Korporatisasi 100: Forbes 2000 dari Indonesia


Tanggal 1 Agustus 2024, bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta digelar peluncuran Korporatitasi 100. Hajatan SNF Consulting ini direncanakan untuk digelar secara rutin tiap tahun. Apa itu Korporatisasi 100? Mengapa harus ada Korporatisasi 100?  Mengapa tidak cukup dengan Forbes 2000? Mengapa tidak cukup dengan Fortune 500? Apa nilai strategisnya bagi dunia bisnis negeri ini? Apa nilai strategisnya untuk pertumbuhan ekonomi negeri ini? Tulisan ini akan mengupasnya dalam format poin-poin. Silakan menyimak.

  1. Forbes 2000 adalah ranking 2000 teratas perusahaan-perusahaan terbuka global berdasarkan omzet, laba, aset dan nilai pasar.  Fortune 500 adalah ranking 500 teratas omzet perusahaan-perusahaan dunia, baik yang tercatat atau tidak. Nah, keduanya bersifat hasil akhir.
  2. Bagi negara-negara maju, perusahaan-perusahaan dari negeri mereka yang masuk dalam daftar baik Forbes maupun Fortune adalah sebuah etalase prestasi. Hasil akhir dari proses panjang korporasi perusahaan-perusahaan tersebut dalam melakukan proses korporatisasi. Rajanya adalah USA. Lebih dari 616 dari 2000 perusahaan dalam daftar Forbes berasal dari USA. Itulah hasil akhir dari proses panjang perusahaan-perusahaan USA dalam melakukan proses korporatisasi paling tidak dua abad terakhir.
  3. Bagaimana untuk negara sedang berkembang atau sedang tumbuh seperti Indonesia? Melihat hasil akhir bisa membuat kita putus asa. Jauh sekali untuk mengejar USA. Bahkan Korea Selatan pun.  Putus asa membuat kita tidak menghargai arti proses panjang.
  4. Mari kita melihat daftarnya. BRI, Bank Mandiri, BCA, Telkom, BNI, Bayan Resources, Chandra Asri Petrochemical, Amman Mineral Internasional, dan Adaro Energi Indonesia adalah 9 perusahan Indonesia yang masuk daftar Forbes 2024.  Pemeringkatan diambil dari laporan keuangan 2023. Jadi RI berkontribusi 9 dari 2000 perusahaan terbesar dunia. Berkontribusi 0,49% dari daftar itu.
  5. Mari kita bandingkan dengan negeri lain. Singapura berkontribusi 10 perusahaan. Malaysia 9 perusahaan. Israel  12 perusahaan. Korea Selatan dengan 61 perusahaan. Jangan hanya membaca jumlah perusahaan. Kaitkan dengan jumlah penduduknya. Indonesia 281 juta penduduk, Singapura 6 juta, Malaysia 34 juta, dan Israel 10 juta, Korea Selatan 61 juta. Mengapa harus dibandingkan dengan jumlah penduduk? Karena perusahaan adalah hasil karya penduduk di sebuah negara. Jelas sekali bahwa kita kalah jauh dibanding negara-negara tersebut
  6. Bagaimana mengejar kekalahan tersebut? Tentu saja harus ada percepatan. Apa ukuran percepatan? Korporatisasi 100 adalah jawabnya. Ini adalah daftar perusahaan yang dibuat oleh SNF Consulting, consulting firm tempat saya berkarya, instagram @snfconsulting. Dasarnya adalah pertumbuhan agio saham alias tambahan modal disetor (aditional paid in capital, APIC) perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menurut laporan keuangan tahun 2023.
  7. Mengapa agio saham? Paling tidak ada empat alasan. Pertama, agio saham adalah pemicu pertumbuhan eksponensial sebuah perusahaan. Secara akuntansi, agio saham adalah pemicu pertumbuhan ekuitas yang paling cepat. Modal disetor dan laba ditahan sebagai komponen ekuitas lain membutuhkan upaya panjang untuk menumbuhkannya. Tapi agio saham sifatnya langsung. Agio saham langsung  tumbuh begitu perusahaan menerbitkan saham baru baik melalui private placement sebelum IPO, IPO, maupun rights issue setelah IPO. Pertumbuhan eksponensial akan terjadi karena pertumbuhan langsung ini.
  8. Modal disetor tumbuh lambat karena sifatnya adalah angka sesuai dokumen legal dalam hal ini adalah akta perusahaan. Pertumbuhan laba ditahan juga lambat karena merupakan hasil kerja sepanjang waktu. Pertumbuhan laba ditahan dalam setahun adalah hasil kerja hari demi hari selama 365 hari. Butuh waktu panjang bagi modal disetor dan laba ditahan untuk menumbuhkan perusahaan.
  9. Tumbuh agio saham berarti tumbuh ekuitas. Tumbuh ekuitas berarti tumbuh aset. Pada perusahaan yang sehat, tumbuh aset berarti tumbuh omzet. Omzet perusahaan adalah komponen paling penting PDB sebuah negara. Total omzet 2000 perusahaan yang masuk Forbes 2000 misalnya berkontribusi sekitar 50% PDB dunia. Dengan demikian pertumbuhan langsung agio saham akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan PDB sebuah negara. Jadi Korporatisasi 100 dirancang sebagai kontribusi SNF Consulting untuk dunia bisnis negeri ini. Untuk pertumbuhan ekonomi negeri ini. Kelak jangkauan data Korporatisasi 100 didesain untuk dikembangkan secara global agar menjadi seperti Forbes 2000 maupun Fortune 500.
  10. Kedua, agio saham bersifat lebih bisa dikontrol oleh manajemen. Menerbitkan saham baru adalah keputusan internal perusahaan. Diputuskan oleh RUPS atas proposal direksi. Sementara laba adalah hasil proses upaya pemasaran untuk mendapatkan respons konsumen atau pelanggan. Diputuskan oleh direksi dengan hasil menunggu respons pasar yang bersifat eksternal. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan akibat pertumbuhan agio saham tingkat kepastian hasilnya lebih tinggi dari pada keputusan pemasaran.
  11. Ketiga, agio saham mencerminkan monetisasi intangible asset perusahaan. Merek yang terkenal, manajemen yang kuat, hubungan dengan pemasok, dan loyalitas konsumen adalah beberapa unsur intangible asset. Bertambahnya agio saham saat penerbitan saham baru adalah cermin dari monetisasi intangible asset tersebut. mengonversi intangible asset menjadi tangible asset berupa uang yang kemudian dimanfaatkan untuk belanja modal ekspansi perusahaan. Pada perusahaan yang telah menemukan revenue and profit driver (RPD), pertumbuhan aset adalah seiring dengan pertumbuhan omzet dan laba. Aset, omzet dan laba tumbuh secara bersama. Jika asetnya tumbuh eksponensial maka omzet dan laba juga demikian
  12. Keempat, agio saham adalah ukuran akan menyadarkan mereka yang menjadikan IPO sekedar sebagai keren-kerenan. Penyadaran terhadap fenomena glorifikasi IPO. IPO sekedar sebagai lipstik. Sesuatu yang sangat merugikan para investor di lantai bursa.
  13. Nah, berdasarkan empat alasan itulah maka SNF Consulting menjadikan pertumbuhan agio saham sebagai dasar pemeringkatan perusahaan dalam Korporatisasi 100. Sesuatu yang jauh lebih stratejik bagi pertumbuhan dunia bisnis dan pertumbuhan ekonomi negeri ini. Sesuatu yang seharusnya dijadikan indikator oleh para pelaku bisnis. Sesuatu yang mestinya menjadi indikator krusial bagi otoritas lantai bursa maupun otoritas pengambil kebijakan ekonomi negeri ini.

Jadi Korporatisasi 100 yang merupakan ranking 100 perusahaan teratas dalam monetisasi intangible assetnya. Dengan demikian juga perusahaan kontributor pertumbuhan ekonomi terdepan negeri ini untuk tahun ini. Sampai jumpa pada peluncuran Korporatisasi 100 tahun depan.

Berikut ini adalah daftar lengkap perusahaan Korporatisasi 100 tahun 2024…

Korporatisasi 100: ranking 1 -25. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 2 -50. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 51 -75. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 75 -100. Sumber: Riset SNF Consulting

.Artikel ke-455 karya Iman Supriyono ditulis di Surabaya pada tanggal 17 Juli 2024 dalam rangka persiapan semina peluncuran Korporatisasi 100

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi


 [IS1]

3 responses to “Korporatisasi 100: Forbes 2000 dari Indonesia

  1. menarik melihat listnya dan komparasi dengan pergerakan sahamnya

  2. Ping-balik: Monetisasi Intangible Asset Lebih Menguntungkan Dari Pada Menjual Nikel: TBP Si Nomor 3 Korporatisasi 100 | Korporatisasi

Tinggalkan komentar