Jebloknya Konglomerasi


Aerospace & Defence; Automotive;  Banking; Business Services & Suplies; Capital Goods; Chamicals; Conglomerates;  Construction; Construction, Chemicals,  Raw Materials; Consumer Durables; Diversified Financials; Drug & Biotechnology; Engineering, Manufacturing; Food Markets; Food, Drink, Tobacco; Health Care Equipment & Services; Hotels, Restaurants & Leisure; Hosehold & Personal Products; IT Software & Services; Insurance; Materials; Media; Oil & Gas Operations; Retail and Wholesale; Retailing; Semiconductors; Technology Hardware & Equipment; Telecomunications Services; Trading Companies; Transportation; Utilites.

Daftar di atas adalah pengelompokan perusahaan alias industri yang dilakukan oleh Forbes dalam 2000 perusahaan terbesar dunia tahun 2025. Dasar pemeringkatannya adalah omzet, laba, aset dan nilai pasar.

Total ada 31 industri. Dari semua industri, yang menarik adalah “conglomerates”. Menarik karena ini berbeda dengan industri yang lain. Conglomerates artinya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Perusahaan palugada. Sementara itu yang 30 kategori lainnya adalah perusahaan yang bergerak pada satu bidang alias fokus.

Berapa dari 2000 perusahaan terbesar dunia yang tergolong conglomerates? Hanya ada 6. Urut dari yang terbesar adalah Internasional Holding Company, 3M, Jardine Matheson, GS Holdings, Focus Media Information Technology, Berry Global Group. Keenam tersebut secara berurutan berada di peringkat 198, 334, 813, 1401, 1716, dan 1989.

Ini menarik karena berlawanan dengan anggapan banyak orang bahwa konglomerasi adalah cara bisnis terbaik yang membuat perusahaan menjadi besar. Menjadikan pelakunya sebagai pengusaha kaya raya. Kalau anggapan ini benar tentu daftar 2000 perusahaan terbesar dunia tersebut sudah didominasi oleh perusahaan konglomerasi. Pelakunya disebut konglomerat.

Nyatanya, hanya 6 dari 2000 perusahaan terbesar dunia yang konglomerasi. Secara persentase angkanya adalah 0,3%. Bandingkan dengan industri lainnya. Telekomunikasi ada 43 perusahaan alias 2,7%. Retail ada 79 perusahaan atau 3,9%. Aerospace and Defence ada 30 perusahaan alias 1,5%.

Karena ada 2000 perusahaan pada  31 industri, maka rata-rata per industri adalah 3,2%. Rajanya adalah banking. Ada 326 perusahaan alias 16,3% pada industri ini. Ini mencerminkan bahwa betapa besarnya peran industri tersebut pada kehidupan umat manusia. Industri konglomerasi jauh di bawah rata-rata.

Dari Indonesia ada 12 perusahaan pada daftar tersebut. Mereka adalah BRI (banking), Bank Mandiri (banking), BCA (banking), Telkom Indonesia (telecomunation services), BNI (banking), Bayan Resources (materials), Amman Mineral Internasional (materials), Chandra Asri Petrochemical (chemicals), Indorama Ventures (chemicals), Adaro Energi Indonesia (materials), DCI Indonesian (business services and supplies), Adaro Andalan Indonesia (materials), dan Lippo Karawaci (constructions). Tidak ada satu pun dari 12 itu yang conglomerates.

Sobat pebisnis, data di atas menununjukkan bahwa prestasi perusahaan conglomerates pada percaturan bisnis dunia adalah jeblok. Apa pelajaran yang Anda petik? Masih ingin jadi konglomerat?

Karya ke-484 Iman Supriyono yang ditulis Jakarta pada tanggal 5 Agustus 2025.

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Baca Juga:
Astra International Masihkah Mengagumkan?
Ekosistem Bisnis: Harimau Tidak Makan Rumput
Palugada atau Fokus: Astra Versus Hyundai

2 responses to “Jebloknya Konglomerasi

  1. so namanya apa ya kalo bukan kolongmerat? fokuserat?

Tinggalkan Balasan ke miss sigi Batalkan balasan