Semua orang bergairah. Itulah suasana ballroom hotel Singgasana Surabaya malam itu. Lebih dari 200 orang pebisnis mencurahkan perhatian penuh kepada si pembicara. Penuh dengan antusiasme hingga akhir forum.
Siapa pembicaranya? Ada Pak Karwo Gubernur Jawa timur yang tampil pertama. Karena Pak Karwo adalah pejabat baru, Ia banyak mengungkap data data ekonomi. Peluang raksasa terbentang di depan mata. Jawa timur punya potensi dan sumber daya yang cukup untuk membangun kekutan ekonomi yang kokoh.
Setalah itu disusul oleh Pak Masfuk Bupati Lamongan pada kesempatan kedua. Pak Masfuk antara lain bercerita tentang pengelolaan wisata daerah. Selama ini ada kesan bahwa pengalola wisata selalu identik dengan kerugian. Menyedot dana pemerintah untuk proyak yang sering kali dianggap sangat sosial. Tidak bisa laba. Selalu rugi. Nah, Pak Masfuk berhasil membaliknya. Wisata Bahari Lamongan-WBL- adalah pembalikan dari sebuah pantai sepi menjadi kawasan wisata favorit. Yang menarik, dalam tiga tahun seluruh dana yang ditanam untuk membangunnya sudah kembali. Tahun keempat pemkab tinggal menimkati hasilnya. WBL pun dikenal luas masyarakat!
Yang terakhir alias ketiga adalah Pak Yoto, Bupati Bojonegoro. Belum genap dua tahun memimpin, masyarakat sudah merasakannya. Saya pernah diskusi dnegan pimpinan Bank Jatim cabang Bojonegoro yang mengakui tentan kinerja ini.
Ada yang menarik dari yang disampaikan Pak Yoto. Ia bercerita tentang bagaimana mendongkrak prestasi masyarakat yang dipimpinanya. Dia berpikir keras tentang bagaimana kebijakan ekonomi pemkab benar-benar bisa meendongkrak kemampuan ekonomi masyarakatnya. Bagaimana kemampuan finansial pemkab yang terbatas bisa didayagunakan untuk mendongkrak kemampuan ekonomi masyarakat.
Sebagaimana opini masyarakat, awalnya ia berpikir bahwa minyak yang mulai ditambang dan berporoduksi di Bojonegoro akan mendongkrak ekonomi rakyatnya. Tetapi, setelah dihitung kembali dengan cermat ternyata tidak. Paling hanya sebagian kecil masyarakat yang bekerja di sektor perminyakan yang bisa terdongkrak kinerja ekonominya. Itupun tidak mungkin seluruh pekerja perminyakan diambil dari Bojonegoro. Akan ada banyak tenaga kerja ahli minyak yang akan datang dari berbagai daerah. Kesimpulannya, tidak mungkin berharap dari minyak.
Dalam hati saya juga membenarkannya. Sudah banyak berita tentang tetap terpuruknya ekonomi masyarakat sekitar lokasi tambang yang mestinya sumber uang. Timika yang kaya akan tambang tembaga dan emas ekonomi raknyatnya tetap terpuruk. Muara Badak yang puluhan tahun mengalirkan minyak dan gas bumi jalan rayanya tetap berlubang lubang. Masih banyak lagi contoh seperti itu. maka….jangan terlalu berharap dari minyak.
Salah satu yang menarik perhatiannya adalah tentang peternakan kambing. Beternak kambing sudah menjadi tradisi warganya. Memelihara kambing bukan sesuatu yang aneh. Juga bukan sesuatu yang sulit. Masyarakat biasa melakukannya sambil lalu. Sambil bertani. Ada puluhan ribu kambing yang sudah dimiliki dan dipelihara masyarakat.
Apa yang bisa dilakukan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat melalui kambing? salah satu faktor penting dalam kualitas dan produktifitas kambing adalah bibit kambing. Dengan pemeliharaan yang sama, bibit yang bagus akan menghasilkan kambing kambing yang lebih bagus.
Bagaimana mengajari agar masyarakat memilih bibit kambing yang bagus? Tentu harus ada cara yang jitu. Pemerintah tidak boleh sekedar ngomong. Harus ada kebijakan yang konkrit dan efektif. Maka, andai saja pemerintah memiliki anggaran yang cukup, tentu masyareakat senang sekali bila diberi jatah bibit kambing unggul. Setiap keluarga sepasang bibit kambing unggul misalnya. Kenyataannya, pemerintah tidak memiliki dana yang cukup untuk membuat kebijakan seperti itu.
Berhentikah? Tidak. Pemkab Bojonegoro terus berfikir keras. Hasilnya, dibuatlah sebuah kebijakan murah meriah tapi efektif. Pemerintah tidak perlu memberi sepasang kambing unggul kepada masyarakat. Cukuplah pemerintah membeli pejantan pejantan unggul. Itupun tidak untuk dibagi-bagikan. Pejantan unggul tetap milik pemerintah.
Lalu bagaimana permsalahan bibit kambing unggul masyarakat? Ini ide jitunya: kambing kambing pejantan unggu yang dibeli pemerintah dijadikan sumber bibit unggul. Cukup diambil spermanya dan kemudian membagi bagikannya dalam bentuk sperma yang siap ditanamkan ke rahim kambing betina dengan teknologi kawin suntik. Gratis!
&&&
Pembaca yang antusias, dalam mencapai visi bisnisnya, seorang entrepreneur tentulah akan menghadapi banyak kendala. Kendala itu mungkin berupa kekurangan modal, tidak punya motor, tidak punya mobil, tidak punya mesin produksi, tidak punya akses ke jalur distribusi, tidak punya ruko untuk berjualan, dan sebagainya. Bahkan bisa jadi kendala itu bertumpuk tumpuk dan menimbulkan beban yang berat untuk melangkah.
Apakah harus berhenti? Tentu tidak boleh. Otak harus diputar. Berbagai alternatif harus tetap digali. Bagi bagi sperma kambing unggul ala Pak Yoto bisa dicontoh. Kendala keterbatasan uang di pemkab tidak boleh menjdi alasan untuk tetap membiarkan ekonomi masyarakat terpuruk. Sedikitnya anggaran juga tidak boleh menjadi alasan pembkab untuk membuat kebijakan ngomong doang. Pembkab tidak boleh hanya membuat wacana. Harus membuat kebijakan riil yang bertenaga. Powerfull.
Bagi bagi sperma adalah kebijakan powerfull dengan uang sekedarnya. Kekuatannya muncul dari kreatifitas menghadapi keterbatasan. Kekuatannya muncul dari ide jitu. Ide sederhana yang sebenarnya juga bukan sesutu yang baru. Teknologi kawin suntik untuk bibit kambing unggul sudah dikuasai para mantri dan petugas pemerintah terkait. Teknologinya juga sudah sangat tersedia. Maka….hanya perlu sedikit berfikir. Hanya perlu sedikit kreatif. Sedikit modal untuk membeli beberapa pejantan unggul sumber sperma unggul. Anda para entrepreneur menghadapi kendala? Ingatlah konsep bagi bagi sperma kambing ala Bojonegoro! Jangan berhenti!
Tulisan karya Iman Supriyono ini pernah diterbitkan di Majalah Muslim, terbit di Surabaya
Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram atau Grup WA SNF Consulting
Baca Juga
Kawin Tak Syar’i: Mengapa Impor Sapi?
Korporatisasi Pertanian Edamame
Subhanallah….semoga di beri kreatif..
wah, aku ternyata belum kreatif ya…
luar biasa….terutama untuk seseorang kelas birokrasi, bagaimana ini bisa menginpirasi pejabat pemerintah yang lain?
mantaaapp pak..:)
bs menginspirasi pemkab sluruh Indo..trmasuk Deli Serdang-SUMUT ni pak.. potensi daerahny kurang dimaksimalkan..pdhl APBD hbs..
tulisan yg kyk gni ni..Inspirasi Paten..:)
mantap Pak Iman,
sebelumnya sempat ragu juga ttg kreativitas yang aneh ini, terutama dari sisi syariat, tapi karena ada keterangan gratis,
insya Allah tidak termasuk hadits:
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sperma pejantan.” (HR. Bukhari, no. 2284)
Referensi :
http://konsultasisyariah.com/jual-beli-sapi-kawin-suntik
http://www.pengusahamuslim.com/baca/artikel/1089/jual-beli-sperma-pejantan
@R; amin. kita terlahir untuk kreatif! @O: moga selanjutnya jauh lebih kreatif @A: tlong kalo ada kawan dari pemerintahan dikasih tau tulisan ini. insyaallah bermanfaat @B: terima kasih. tolong kasih tau mereka ttg tulisan ini @AR: terima kasih komen n info tambhannya