Jahiliah: butuh bukti fisik luar biasa dan diluar nalar (mukjizat, seperti mukjizat banjir bandang zaman Nabi Nuh) untuk meyakini, berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Ilmiah: cukup dengan ilmu (dengan karakter prediktif yang melekat padanya) orang sudah bisa yakin, berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Maka, ketika ilmu kedokteran, agama, dan keuangan misalnya menyatakan bahwa merokok itu buruk, orang ilmiah sudah meninggalkan rokok. Ketika ilmu kedokteran menyatakan bahwa olahraga adalah wajib untuk menjaga kesehatan, orang ilmiah sudah langsung disiplin berolahraga. Ketika ilmuwan manajemen menyatakan bahwa menjalankan perusahaan sesuai kurva korporatisasi adalah keharusan, seorang pimpinan perusahaan yang berjiwa ilmiah langsung melakukan proses korporatisasi.

Kalau yang masih jahiliah? butuh mukjizat sekelas banjir bandang Nabi Nuh untuk tidak merokok atau disiplin berolahraga atau melakukan korporatisasi.
Bagi Anda yang muslim, ini juga bisa menjelaskan perbedaan antara mukjizat Nabi Muhammad SAW yaitu berupa Al Qur’an (yang berupa teks ilmiah), berbeda dengan mukjizat nabi-nabi terdahulu seperti menghidupkan orang mati pada nabi Isa, dibakar tidak mempan nabi Ibrahim, atau membelah laut pada Nabi Musa. Itulah kenapa Nabi Muhammad SAW selalu disebut mengubah dari jaman jahiliyah menjadi zaman terang benderang (ilmiah) di berbagai ceramah, pidato maupun tulisan. Anda bisa menangkapnya kan?
Pingin sukses? Ingin menguasai ekonomi? Pingin ekonomi tidak dikuasai asing? Pingin badan tidak kegemukan? Pingin berkuasa? Pingin masuk surga? Pingin punya perusahaan besar? Atau pingin apa saja? Semua ada ilmunya.
Masalahnya satu saja:
Anda jahiliyah atau ilmiah?
Mau lebih mantap? Mau menguji keilmiahan? Baca juga ini: jahiliah atau ilmiah di jalan toll
Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup WA SNF Consulting atau Gabung Grup Telegram SNF Consulting
Tulisan ini adalah pengembangan dari tulisan yang diposting di account FB penulis setelah diedit kembali dan diunggah ulang di web ini.
Ping-balik: Tercekik: Separah Apakah Krakatau Steel? | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Entrepreneur Visi Besar dan Perceraian | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Kawin Tak Syar’i: Mengapa Impor Sapi | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Bisnis & Hantu Teori Konspirasi | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: SNF Consulting: Peran Sosial & Pembiayaannya | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: SNF Consulting: Peran Kemasyarakatan & Pembiayaannya | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: SNF Consulting: Budaya, Peran Kemasyarkatan & Pembiayaannya | Catatan Iman Supriyono
Ping-balik: Entrepreneur Visi Besar dan Perceraian – SNF Consulting
Ping-balik: Glorifikasi IPO Kioson: Lunglai Dalam Badai | Korporatisasi