Andai Anda adalah direktur utama PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, selanjutnya disebut Ultrajaya. Catatan kinerjanya dalam 10 tahun terakhir adalah sebagai berikut. Omzet naik dari Rp 2,81 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 7,66 triliun pada tahun 2022. Pertumbuhan omzet tahunan rata-rada dihitung dalam besaran compounded average growth rate (CAGR) adalah 10,5%. Laba tahun berjalan sepanjang 2012 adalah Rp 353 miliar. Naik dengan CAGR 10,3% menjadi Rp 965 miliar. Aset posisi akhir tahun 2012 adalah Rp 2,42 triliun naik dengan CAGR 11,8 % menjadi Rp 7,38 triliun pada akhir tahun 2022. Nilai pasar per September 2012 adalah Rp 2,9 triliun naik dengan CAGR 20,9 % menjadi Rp 19,4 triliun posisi hari ini. Perhatikan kembali, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan pada 10 tahun terakhir dalam hal laba, omzet, aset dan nilai pasar masing-masing secara berurutan adalah Puaskah Anda dengan kinerja seperti ini?
Mungkin Anda sudah puas. Tapi mari kita coba melihat potensi pertumbuhannya tahun 2023 ini. Laba periode berjalan semester pertama 2023 ini sesuai dengan laporan keuangan resminya adalah Rp 616 miliar. Jika semester kedua ini kinerjanya sama dengan semester 1 maka perusahaan akan mengantongi laba Rp 1,23 triliun. Hingga hari ini pemilik merek susu Ultra ini telah menerbitkan 10,4 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 50. Harga pasarnya per hari ini adalah Rp 1675 per lembar saham. Andai perusahaan ini menerbitkan 2,08 miliar lembar (20% dari jumlah lembar saham saat ini) dan dilepas ke pasar dengan harga hari ini maka akan diperoleh dana sebesar Rp 3,48 triliun.
Posisi ekuitas per 30 juni 2023 adalah Rp 6,14 triliun. Jika asumsi laba semester kedua diatas dimasukkan maka ekuitasnya pada akhir tahun menjadi Rp 6,75 trilin, Ditambahkan dana hasil penerbitan saham baru tersebut maka ekuitasnya menjadi Rp 10,23 triliun. Utang posisi 30 juni adalah Rp 1,68 triliun. Dengan menjaga rasio utang aman DER 1 maka perusahaan dapat menambah utang hingga di posisi Rp 10,23 triliun. Dengan demikian perusahaan bisa menambah utang dengan menerbitkan obligasi atau sukuk senilai 8,55 triliun.
Jika Ultrajaya memanfaatkan tiga sumber dana di atas yaitu laba ditahan, penerbitan saham baru (rights issue) dan penerbitan obligasi atau sukuk secara simultan, akan tersedia dana untuk ekspansi sebesar Rp 12,64 triliun. Dana itu akan meningkatkan aset yang pada akhir semester pertama Rp 7,82 triliun menjadi Rp 20,46 triliun. Jadi, asetnya naik 2,77 kali alias 277% dari posisi akhir tahun 2022. Bandingkan dengan pertumbuhan aset tahunan rata-rata 11,8 % pada bagian awal tulisan ini. Inilah yang disebut scale up untuk tumbuh eksponensial.
&&&
Pertanyaannya, untuk apa tambahan aset sebesar itu? Tentu saja untuk menumbuhkan omzet, laba dan akhirnya nilai pasar. Ingat bahwa 4 ukuran utama perusahaan adalah laba, omzet, aset, dan nilai pasar. Ada 2 cara untuk menggunakan aset untuk mendongkrak omzet, laba, dan nilai pasar. Cara organik dan cara anorganik. Sebagai sebuah perusahaan produk konsumer dengan peredaran cepat (fast moving consumer good, FMCG), tentu saja cara organiknya adalah dengan melakukan riset produk baru, memberi merek, mempromosikan, mendistribusikan dan mendorong omzetnya hingga sesuai yang diharapkan. Cara ini biayanya relatif murah bagi Ultrajaya yang telah malang melintang di industri FMCG sejak tahun 1932 alias sudah eksis sepanjang 91 tahun ini. Tapi cara organik ini butuh waktu lama dan risiko kegagalannya tinggi. Dibutuhkan cara anorganik.
Cara anorganik dilakukan dengan akuisisi perusahaan yang revenue and profit driver alias RPD-nya sama. Misalnya saja adalah PT Siantar Top. Pada semester pertama 2023 omzet, laba, dan asetnya masing-masing adalah Rp 2,34 triliun, Rp 402 miliar, dan Rp 4,92 triliun. Nilai pasarnya posisi hari ini adalah Rp 14,02 triliun. Ultrajaya bisa mengakuisisi perusahaan ini dengan membeli 51% saham. Nilai pasarnya adalah Rp 7,01 triliun.
Akuisisi tidak mungkin terjadi pada harga pasar. Pemegang saham saat ini pasti minta premium. Tapi tidak masalah karena Ultrajaya memiliki kapasitas dana Rp 12,64. Jadi Ultrajaya bisa membeli 51% saham Siantar Top sampai pada harga 80% di atas harga pasar. Itulah daya tarik bagi pemegang saham Siantar Top saat ini.
Daya tariknya masih ditambah bahwa uang hasil akuisisi yang dimiliki pemegang saham Siantar Top bisa dibelikan saham Ultrajaya yang baru diterbitkan. Jadi sifatnya adalah tukar guling saham. Jadi mantan pemegang saham Siantar Top kemudian menjadi bos bagi para direksi Ultrajaya. Menjadi pemegang saham Ultrajaya setelah akusisi. Tidak ada yang kehilangan muka. itu pun masih ada sisa dana banyak sekali. Bisa untuk investasi pada banyak perusahaan lagi. Sementara bisa dibelikan obligasi yang akan diterbitkan oleh Ultrajaya.
&&&
Bagaimana perkiraan kinerja Ultrajaya tahun 2023 jika akuisisi itu dilakukan? Mari kita proyeksikan. Misalkan omzet Ultrajaya semester kedua sama dengan semester pertama. Maka omzet Ultrajaya sebelum akuisisi akan menjadi Rp 8,28 triliun. Misalkan omzet Siantar Top semester kedua tahun ini sama dengan semester pertama. Maka omzet Siantar Top akan menjadi Rp 4,68 triliun. Omzet ini akan ditambahkan pada omzet Ultrajaya konsolidasi. Dengan demikian omzet Ultrajaya konsolidasi akan menjadi 12,96 triliun. Naik 69% dibanding omzet tahun 2022. Omzetnya naik secara eksponensial.
Bagaimana kinerja labanya? Sebagaimana perhitungan di atas, laba Ultrajaya sebelum akuisisi Siantar Top adalah Rp 1,23 triliun. Jika laba Siantar top semester kedua sama dengan semester pertama tahun ini, maka laba tahun 2023 adalah Rp 804 miliar. Dengan dikurangi hak minoritas maka laba Ultrajaya setelah akuisisi adalah Rp 1,64 triliun. Dengan demikian labanya naik 70% dibanding tahun 2022. Tumbuh eksponensial.

Setelah proses akuisisi tuntas, nilai pasar Ultrajaya akan menjadi lebih dari jumlah nilai pasar keduanya. Hari ini jumlahan nilai pasar kedua perusahaan adalah Rp 33,55 triliun. Jika proses integrasi, sinergi dan efisiensi tuntas, perkiraan saya nilai pasar keduanya tidak sulit untuk mencapai 50 triliun. Naik 2,6 kali dari nilai saat ini. Tumbuh eksponensial.
Dengan nilai pasar Rp 50 triliun, maka perusahaan akan mampu mengulang kembali pertumbuhan anorganik dengan mengakuisisi perusahaan FMCG lain yang lebih besar lagi. Cari target akuisisi yang pasarnya pada kisaran Rp 30-40 triliun.

Yang lebih menarik, itu bisa dilakukan di luar negeri. Hanoimilk Vietnam misalnya, perusahaan persusuan terbesar Vietnam. Jadilah Ultrajaya menjadi sebuah perusahaan FMCG internasional. Untuk akuisisi di Vietnam ini bisa menggandeng presiden RI untuk melakukan pendekatan kepada perdana menteri Vietnam. Presiden RI bisa mengatakan “We will invest to your coutry”. Seperti yang biasa dilakukan presiden US atau perdana menteri Singapura. Bukan seperti selama ini “Please invest to my country”. Indonesia menjadi bangsa investor.
&&&
Sesungguhnya orang beriman adalah mereka yang percaya kepada Allah, rasul-Nya, lalu tidak ragu ragu dan berjuang dengan harta beserta jiwanya. Tidak ragu-ragu. Itulah poin penting yang menjadi inspirasi manajemen kita kali ini. Pertumbuhan anorganik seperti yang diuraikan di atas adalah salah cara manajemen menghilangkan keragu-raguan dalam berekspansi. Kenapa tidak ragu-ragu? Omzet dan laba Siantar top sudah mapan. Perusahaan ini sudah hadir di dunia bisnis sejak tahun 1972. Omzet dan labanya tinggal ditambahkan pada laba Ultrajaya. Tidak ada gambling. Tidak ada spekulasi. Tidak ragu-ragu.
Artikel ke-425 karya Iman Supriyono ini ditulis pada tanggal 28 September 2023 di kabin pesawat Airbus 320 dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
mengapa tidak akuisisi produsen susu lain seperti Cimori, Sari Husada? agar konsentrasi menjadi spesialis susu
Analisanya juga sangat exponential?top deh!!