Kambing Investor Kecil


Minggu pagi selepas idul fitri. Saya dan junior sudah berada di Pasar Hewan Caruban. Tujuannya adalah untuk membeli seekor kambing. Bukan untuk saya, tapi untuk si yunior yang saat ini sedang duduk di bangku TK B. Si yunior membeli kambing dengan uang sendiri.

Anak TK B membeli kambing dengan uang sendiri? Ya betul. Si yunior memiliki uang yang cukup untuk membeli seekor kambing hasil uang “ang pao” hari raya pemberian om tante pakde bude kakek nenek dan handai taulan lainnya. Uang itu dikumpulkannya dan nilanya cukup untuk membeli seekor kambing betina.

Untuk apa kambing itu? Kambing kemudian dipelihara dan diperanakkan. Pemeliharaan tentu saja tidak dilakukan oleh si yunior. Melainkan dititipkan pada orang lain yang memang berprofesi sebagai pemelihara kambing. Lokasinya pada jarak sekitar 30 menit perjalanan bermobil atau bermotor dari lokasi pasar hewan.

Penitipan kambing dilakukan dengan skema bagi hasil. Dalam istilah setempat disebut paron. Paron berasal dari kata paro dalam bahasa jawa yang artinya dibagi dua. Dengan skema itu, setiap ada keuntungan dari kambing yang dipelihara akan dibagi dua. Separuh untuk pemilik kambing. Separuh untuk pemelihara.

Keuntungan dalam pemeliharaan kambing ada dua. Kenaikan harga kambing karena pertumbuhan dan lahirnya anak kambing. Kedua sumber keuntungan itu hasilnya dibagi dua antara pemelihara dan pemilik kambing. Sebuah sistem sederhana yang sudah berjalan turun temurun di kawasan Caruban dan sekitarnya, lokasi rumah orang tua saya.

Pada umumnya, seekor kambing betina akan beranak dua kali dalam setahun dengan masing-masing dua ekor. Dengan demikian, berdasarkan kebiasaan itu, seekor kambing indukan akan menghasilkan 4 anakan dalam setahun. Dua ekor hak pemilik indukan dan 2 ekor lainnya hak si pemelihara. Jika segala sesuatunya berjalan sesuai kebiasaan dan harapan, maka dalam waktu satu tahun seekor indukan kambing yang dibeli oleh si yunior akan berkembang menjadi 3 ekor.

&&&

Bank terbesar di negeri ini adalah Bank Mandiri. Laporan keuangan teraudit 2023 menyebut posisi aset pada akhir tahun adalah Rp 2 174 triliun. Sebagian besar dana itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal para pelaku bisnis dengan skema utang piutang.

Perusahaan investasi terbesar di tanah air adalah Saratoga. Laporan keuangan teraudit 2023 menyebut posisi aset pada akhir tahun adalah Rp 50,9 triliun. Sebagian besar aset itu adalah berupa saham pada berbagai perusahaan. Dana diterima oleh para pelaku bisnis dengan skema investasi ekuitas.

Bank dan perusahaan investasi keduanya memberi suntikan dana kepada perusahaan-perusahaan untuk modal ekspansi bisnis. Yang membedakan adalah skemanya. Bank dengan skema utang piutang. Perusahaan investasi melalui skema investasi ekuitas. Data di atas menunjukkan bahwa kekuatan pemasok dana utang piutang jauh lebih besar dibanding pemasok dana investasi ekuitas. Aset Bank Mandiri sekitar 40 kali lipat dibanding aset Saratoga. Hal ini mengakibatkan rasio utang dibanding ekuitas perusahaan cenderung tinggi. Risikonya juga tinggi.

Si kecil perlu belajar menjadi investor sejak dini.

Maka, dibutuhkan edukasi investor. Yang saya lakukan dengan si yunior di Pasar Hewan Caruban adalah dalam rangka itu. Si yunior belajar mengalokasikan uang kas  untuk investasi. Karena masih berumur 6 tahun maka saya berpikir tentang pendidikan investasi yang menarik bagi anak seusianya. Kambing adalah solusinya. Si yunior bergembira ria memilih, membeli dan kemudian memberi makan kambing. Apalagi nanti ketika kambing itu beranak. Tentu dia akan sangat gembira melihat anak-anak kambing yang lucu.

Secara finansial, kambing memberikan pelajaran tentang investasi dalam bentuk fisik kepada anak-anak. Perkembangan jumlah kambing dari satu ekor menjadi tiga ekor dalam satu tahun tentu sangat mudah diamati oleh anak usia TK B. Nanti pada saatnya tinggal diajari membaca laporan keuangan untuk kelak bisa berinvestasi seperti yang dilakukan oleh Saratoga. Kambing menjadi pelajaran bagi investor kecil. Harapannya kelak mampu menjadi investor sejati dalam rangka menumbuhkan berbagai perusahaan melalui skema ekuitas.

Artikel ke-448 karya Iman Supriyono ditulis untuk dan diterbitkan oleh Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Mei 2024

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

2 responses to “Kambing Investor Kecil

  1. Akan terbit di bulan Mei 2024

    baca di bulan April 2024

Tinggalkan komentar