Bahwa negeri ini bertabur pahlawan heroik sudah tidak bisa dibantah lagi. Ibu pertiwi mendapatkan kaemerdekaan pada tahun 1945 dari tetesan darah para syuhada. Pekik takbir menjadi penderu semangatnya. Sepuluh nopember 45 di Surabaya sudah dikenal gaungnya. Jendral Mallaby pun tewas disana. Sepanjang sejarah umat manusia, tidak pernah ada seorang jendral tewas di medan tempur kecuali di Surabaya. Luar biasa.
Kemerdekaan Indonesia menginspirasi negara negara sekitar. Malaysia merdeka 12 tahun kemudian. Singapura 20 tahun setelah itu. Brunai 40 tahun dibelakangnya. Ada yang menarik, ternyata prestasi ekonomi Malaysia, Singapura dan Brunai saat ini lebih moncer dari pada Indonesia. Tidak perlu data statistik berderet untuk membuktikannya. Ada jutaan warga negeri ini yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di ketiga negera tetangga “adik adik” indonesia itu.
Kenapa kakak bisa kalah oleh adik? Tentu ada banyak faktor. Ada banyak penyebab. Tetapi ada sesuatu yang bisa dijadikan renungan. Indoensia merdeka melalui perebutan kekuasaan. Bagaimana dengan Malaysia, Singapura dan Brunai? Mereka berbeda. Kemerdekaan “adik-adik kita” ini diperoleh tanpa tetesan darah. Kemerdekaan mereka diperoleh melalui meja perundingan.
Duduk bersama di meja perundingan dan memperoleh kemerdekaan mungkin nampak kurang heroik. Tetapi dalam mengisi kemerdekaan, kemampuan duduk bersama untuk berkomunikasi dan bernegosiasi ternyata lebih dibutuhkan. Mengisi kemerdekaan membutuhkan manajemen. Komunikasi dan negosiasi adalah tulang punggung manajemen.
&&&
“Mengapa tidak datang?”
“Saya ada acara keluarga yang sudah dirancang jauh jauh hari”
“Tapi ini kan acara langka? Sudah dua puluh tahun lebih lho kita tidak ketemu?”
“Mau gimana lagi :)”
“Panitia kok ndak datang. Nyuruh orang lain datang. Dirinya sendiri ndak datang”
“:P”
&&&
Di atas adalah kutipan sebuah obrolan lewat internet alias chating saya dengan seorang kawan tentang acara reuni SMP pada suatu lebaran. Perhatikan kutipan terakhirnya. Titik dua dirangkai dengan huruf P. Ini adalah sebuah gambaran tentang sebuah keahlian mendasar dalam berkomunikasi: responsif. Merespon dengan cepat apapun pesan komunikasi yang disampaikan oleh lawan bicara kita. Kebalikan dari responsif adalah lambat, lelet, atau telmi.
Titik dua dengan huruf P adalah salah satu bentuk emoticon alias simbul tentang suasana emosi tertentu. Ada banyak ungkapan perasaan yang bisa disimbulkan. Titik dua dirangkai dengan kurung tutup mewakili senyuman. Titik dua dirangkai dengan kurung buka menunjukkan ungkapan emosi sedih. Titik dua dengan hurup P simbul ekpresi seseorang yang sedang sedikit menjulurkan lidah atau yang dalam bahasa jawa disebut melet dalam bahasa jawa. Ini adalah simbul sikap sedikit tidak suka tanpa harus marah. Cukup untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan merespon dengan cepat apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Makna emoticon huruf P dirangkai dengan titik dua di depannya.
Responsif membuat lawan bicara merasa nyaman. Sebaliknya, lambat atau bahkan menghilang tanpa respon membuat lawan bicara tidak nyaman atau bahkan marah. Di dunia bisnis, responsif dibutuhkan oleh Anda yang harus berkomunikasi dengan pelanggan atau calon pelanggan misalnya. Ini adalah keahlian komunikasi dasar bagi Anda yang berprofesi di sektor marketing. Atau Anda yang mewakili perusahaan tempat Anda bekerja dalam berkomunikasi dengan perusahaan lain.
Kita perlu belajar berkomunikasi yang baik. Agar makin bisa bernegosiasi. Agar makin banyak deal bisnis yang terjadi. Agar makin bagus prestasi ekonomi yang kita capai. Agar negeri ini bisa mengejar ketertinggalan ekonomi dengan adik-adiknya. Kemerdekaan pun bisa diperoleh dengan komunikasi yang baik tanpa tetesan darah. Apa lagi hanya “sekedar” deal bisnis. Responsif. Komunikatif. Walaupun mungkin hati tidak suka. Walau hanya dengan titik dua dan hurup P. Bisa kan?
Tulisan ini dimuat di Majalah Muslim edisi oktober 2011, terbit di Surabaya, dengan sedikit diedit kembali.
Klik untuk bergabung Grup Telegram atau Grup WA Korporatisasi
Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
Dapet aja idenya……jempol…..
hehehe….emang kerjaannya nyari ide…..maturnuwun nggeh…
Luar biasa Pak.. simple but meaningful, gimana klo soal menjawab SMS, sementara qt blm sempet balas atau balas cepat?
seep. bila terpaksa lambat karena suatu urusan, yang penting jangan tidak dibalas sama sekali!
pembisnis brati harus tau ilmu psikologi ekonomi….bukan begitu ustaz..?
betul3x!
Hm… tulisan yg menarik 🙂
terimakasih nggeh!