Arti Uang Dua Triliun


Hari ini sedang heboh benar tentang uang dua triliun.  Biar orang pada heboh dan menarik-nariknya ke masalah politik. Korporatisasi.com konsisten mengambil pelajarannya dari kaca mata bisnis dan investasi. Seperti apa sih uang sebanyak itu? Saya coba menarasikannya. Tentu dengan narasi korporasi. Semoga bermanfaat.

Dengan menganggap laju inflasi rata 5% per tahun, uang Rp 2 triliun hari ini itu setara dengan Rp 684 miliar pada tahun 1999. Pada tahun itu Djoko Susanto mendirikan Alfamart dengan modal setor Rp 215 miliar untuk mendapatkan 21,5 miliar lembar saham. Artinya, uang dua triliun itu bisa digunakan untuk mendirikan 3 perusahaan seperti Alfamart.

Laporan tahunan terakhir, laba per lembar saham perusahaan ritel yang punya jaringan gerai besar di Filipina itu adalah Rp 25,56. Dengan demikian Djoko Susanto memiliki hak laba sebesar Rp 550 miliar. Maka, uang dua triliun itu setara dengan hak laba sebesar Rp 1,65 triliun.

Dari laba per lembar saham perusahan pemilik lebih dari 16 ribu gerai tersebut, yang dibagikan sebagai dividen adalah Rp 19. Dengan demikian, Djoko Susanto menerima dividen tunai sebesar Rp 409 miliar. Uang dividen itu saat ini bisa dibelikan 400-an mobil Alphard baru. Maka, uang dua triliun itu setara dengan hak dividen tunai sebesar 3 kali itu yaitu Rp 1,227 triliun.

Saat ini saham berkode AMRT itu berharga Rp 1425. Dengan demikian kalau saham Djoko Susanto dijual, dia akan mengantongi uang Rp 30,6 triliun. Maka uang dua triliun itu setara dengan tiga kali uang penjualan saham pendiri Alfamart sebesar Rp 91,8 triliun.

Itu narasi dengan Alfamart. Mari kita narasikan dengan perusahaan lain. Dengan inflasi yang kita anggap konstan 5% per tahun, uang dua triliun itu setara dengan Rp 234 miliar pada tahun 1977. Saat itu perusahaan consumer good Mayora berdiri dengan modal setor Rp 20 per lembar saham. Artinya, uang 2 triliun itu setara dengan sekitar 12 miliar lembar saham perusahaan pemilik merek teh Pucuk Harum itu.

Uang dua triliun itu banyak lho….

Hak laba per lembar saham Mayora menutur laporan keuangan tahunan terbaru adalah Rp 92. Dengan demikian, yang dua triliun itu saat ini setara dengan hak laba Mayora sebesar Rp 1,1 triliun. Laba itu tidak semua dibagikan sebagai dividen. Hanya sekitar sepertiga dari laba. Dengan demikian uang dua triliun itu setara dengan dividen Mayora sebesar sekitar Rp 350 miliar. Uang dividen itu bisa dibelikan Alphard baru sebanyak sekitar 340 unit.

Harga per lembar saham perusahaan pemilik merek Torabika itu adalah Rp 2 230. Artinya, saham yang dibeli dengan uang dua triliun itu kin bisa dijual dengan harga Rp 27 triliun. Besar sekali bukan? Nikmat sekali bukan?

Itu narasi korporasi. Tapi bisa juga Anda biarkan saja sebagai deposito di bank. Baik bank konvensional maupun bank syariah.  Anda akan mendapatkan bunga atau bagi hasil sekitar Rp 60 miliar per tahun. Uang bagi hasil itu bisa Anda pakai untuk memberi beasiswa kepada 8 333 mahasiswa tidak mampu tanpa mengurangi pokoknya. Amal jariah yang luar biasa. Seperti yang dilakukan oleh lembaga beasiswa ACR. Hanya saja kalau ini Anda lakukan dalam jangka panjang uang Anda akan tergerus nilainya oleh inflasi. Makanya ACR tidak menempatkan uangnya dalam deposito untuk jangka panjang.

Agar tidak ketipu, masuk KELAS KORPORATISASI dweh…..turuti kata bu notaris ini

Nah, sudah tahu kan apa arti uang dua triliun? Besar kan? Maka, jika ada orang yang datang menyampaikan akan memberikan uang itu kepada Anda, jangan percaya. Kecuali Anda sudah menyelidikinya dengan cukup. Apalagi jika Anda orang berpangkat tinggi yang bisa memerintah para intel,  pejabat publik, tokoh masyarakat, mantan pejabat, penguasa media masa, atau lulusan lembaga pendidikan tinggi kelas atas yang seleksinya super ketat. Apalagi berita itu langsung di muat di media masa. Menyebar seperti virus ke grup-grup WA. Janganlah kesilauan pada uang sebesar itu menutupi akal sehat Anda. Kasihan masyarakat yang sudah terlanjut heboh dengan berita itu. Selamat belajar. Merdeka!

Klik untuk bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI
Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Artikel ke-345 karya Iman Supriyono ini ditulis di rumahnya di Surabaya pada tanggal 2 Agustur 2021

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s