Spekulan Crypto


Ada rencana bahwa di Penajam akan dibangun ibu kota baru. Maka, banyak orang berbondong-bondong memburu lahan. Berlomba membeli properti berupa tanah. Harapannya, rencana ibu kota benar-benar terjadi. Pada saat itu tanah yang telah dibeli bisa dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal.

Apakah ibukota itu benar-benar akan ada? Ya tidak ada yang bisa memastikan. Banyak variabel yang menjadi penentunya. Bisa benar-benar terjadi. Bisa juga sama sekali tidak terjadi. Bisa juga sempat dimulai tetapi mangkrak karena tidak cukupnya sumber daya untuk mewujudkannya. Jika ibukota benar-benar ada maka si si pembeli tanah tadi akan untung. Jika tidak terjadi maka si pembeli tanah akan rugi.

Nah, pembeli tanah itu dalam istilah keseharian disebut sebagai spekulan. Orang yang melakukan spekulasi. Membeli lahan lalu tidak melakukan apapun selain berharap atau mungkin berdoa agar ibukota benar-benar terwujud. Jika terwujud dia akan untung. Jika tidak terwujud dia akan rugi.

Berharap dan tidak melalukan apapun inilah karakter menonjol aktivitas spekulasi. Tidak melakukan apapun karena variabel untuk terwujud atau tidak terwujudnya ibukota sepenuhnya tidak bisa dia kendalikan. Jadi berharap atau berdoa adalah satu-satunya yang bisa dilakukan oleh seorang spekulan.

$$$

Bitcoin. Lengkapnya: Bitcoin,  Litecoin, Namecoin, Peercoin, Dogecoin, Gridcoin, Primecoin, Ripple, Nxt, Verga, Stellar, NEO, Auroracoin, Dash, Mazacoin, Monero, Vertcoin, Titcoin, Ethereum, Ethereum Classic, Nano, Tether, Firo, Zcash, Bitcoin Cash, EOS.IO, Cardano, TRON, Ambacoin, Algorand, Shiba Inu, DeSo, SafeMoon, Internet Computer. Itu adalah deretan nama-nama Cryptocurency alias mata uang Crypto yang aktif pada saat ini yang ada pada situs Wikipeda berbahasa Inggris. Banyak sekali. Bitcoin adalah yang paling banyak disebut. Salah satu sebabnya adalah karena memang yang paling awal hadir sebagai mata uang Crypto.

Spekulan: Beli dan hanya bisa berharap harga naik

Sebagai sebuah mata uang, Crypto pada dasarnya adalah surat utang. Utang dari penerbitnya kepada yang memegangnya. Seperti juga Rupiah pada dasarnya adalah surat utang dari penerbitnya kepada para pemegang. Penerbitnya adalah Bank Indonesia. Maka, jika kita membaca neraca pada catatan akuntansi BI, jumlah rupiah yang telah diterbitkan muncul di bagian kanan atas neraca. Muncul sebagai utang.

Mengapa surat utang bisa untuk membeli barang? Karena si penjual barang mau menerima surat utang itu. Mengapa si pedagang mau menerima? Karena ia bisa menggunakan uang itu untuk kulakan barang dagangan kepada pemasok. Si pemasok mau menerima karena bisa menggunakan surat utang itu untuk menyediakan barang pasokan. Demikian seterusnya. Makin diterima sebuah mata uang oleh para penyedia barang dan jasa, makin tinggilah nilai mata uang itu.

Makin diterima para pedagang, makin kuatlah posisi mata uang itu. harganya makin tinggi. Nilai tukarnya terhadap mata uang lain juga makin tinggi. Nah, naik turunnya nilai mata uang ini bisa menjadi daya tarik para spekulan. Persis seperti tertariknya spekulan tanah di calon ibu kota baru itu.

Mengapa disebut spekulan? Setelah memegang mata uang, seseorang tidak bisa mempengaruhi pada pedagang barang dan jasa untuk bisa menerima uang tersebut. Misalnya Anda memprediksi bahwa nilai Bitcoin pada masa yang akan datang akan naik. Maka Anda menukarkan uang Rupiah Anda menjadi Bitcoin. Setelah itu satu satunya yang Anda bisa lakukan adalah berharap dan berdoa agar nilai Bitcoin naik. Jika benar-benar naik Anda bisa menukarkan kembali Bitcoin dengan rupiah dan Anda mendaptkan laba. Tapi jika turun, Anda rugi. Jika melakukan seperti ini Anda telah menjadi seorang spekulan.

&&&

Pembaca yang baik, investasi berbeda dengan spekulasi. Contoh investasi adalah misalnya ada seorang kawan Anda mendirikan sebuah PT sepuluh tahun lalu. Sat itu ia menyetor Rp 1 miliar untuk 1000 lembar saham PT.  Bisnisnya adalah restoran. Tahun ini kawan Anda itu akan membangun 5 gerai baru. Anda ditawari berinvestasi menyetor Rp 5 milyar dengan ditukar 100 lembar saham yang baru diterbitkan. Anda menangkap tawaran itu. begitu Anda setor uang, maka PT tersebut langsung membangun 5 gerai resto baru. Ada pertumbuhan jumlah tenaga kerja, pertumbuhan omzet dan pertumbuhan laba. Anda berhak atas laba itu dengan proporsi sesuai proporsi saham yang Anda miliki yaitu 100/1100. Proporsi sebesar 1000/1100 dari laba akan menjadi hak kawan Anda Anda itu. Inilah investasi. Memunculkan nilai tambah. Memperbesar manfaat. Jadi, Anda investor atau spekulan?

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Bacaan-bacaan tentang investasi dan investment company
Peredam Risiko Investasi
Emas Perak Investasi atau Spekulasi
Investment Company versus Operating Company
Mendirikan Investment Company, Bagaimana?
Investment Company Sebagai Solusi Konflik Harta Waris
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal

Artikel ke-358 karya Iman Supriyono ini ditulis  untuk Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Januari 2022

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s