Ibarat Langit dan Sumur: Tahun Baru Hijriyah Vs Masehi


Tahun Baru Hijriah Vs Masehi

Oleh Iman Supriyono, konsultan pada SNF Consulting http://www.snfconsulting.com

Tiga puluh satu Desember beberapa tahun lalu saya sengaja keluar rumah. Ledakan petasan dan tiupan terompet bersahutan tiap penghujung tahun bikin penasaran. Maka, malam itu – sekali seumur hidup-saya keluar rumah untuk sebuah malam tahun baru. Sekedar ingin tahu.

Tujuan saya adalah pusat kota Surabaya. Sesampai kawasan Basuki Rahmat, saya seolah tidak percaya dengan apa yang terlihat. Lautan manusia menyemut memenuhi jalanan. Mobil dan motor berbaur dengan pejalan kaki. Suasananya mirip rapat akbar partai besar yang dihadiri puluhan ribu orang. Tua, muda, remaja, anak-anak, laki-laki, perempuan, semua berbaur dengan penuh keceriaan. Tiupan terompet dan ledakan petasan yang sebelumnya hanya saya dengar dari kejauhan, kini berada di depan saya. Dahsyat!!!

Sembilan januari 2008 ini selepas isya saya berada pada sebuah acara penyambutan tahun baru. Acara diisi dengan ceramah dari seornag ustadz dilanjutkan dengan nonton film Al Risalah. Film lama yang berisi sejarah perjuangan nabi menyebarkan Islam di Makkah dan Madinah.

Kontras dengan tahun baruan di Jalanan, Acara di hall sebuah pesantren di kawasan Surabaya ini hanya dihadiri oleh puluhan orang. Tidak sampai seratus orang. Tidak ada terompet. Tidak ada petasan. Tidak ada keceriaan. Suasananya tidak beda jauh dengan pengajian-pengajian yang bisa kita jumpai di masjid-masjid atau kampung-kampung.

Dua penyambutan tahun baru yang kontras luar biasa. Yang hingar bingar dengan kehadiran puluhan ribu orang adalah tahun baru masehi alias miladiah. Yang datar dan dihadiri puluhan orang adalah tahun baru hijriah.

Tahun masehi dalam bahasa inggris disebut AD, singkatan dari Anno Domini, tahun kelahiran tuhan. Tentu saja tuhan menurut keyakinan mereka. Tahun yang diyakini sebagai kelahiran Christ diambil sebagai permulaan perhitungan dan disebut AD alias Anno Domini. Tahun-tahun sebelumnya disebut Before Christ disingkat BC.

Tahun hijriah hijriah dimulai saat peristiwa Hijrah Nabi SAW bersama sahabatnya dari Makkah menuju Madinah. Hijrah yang menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam yang luar biasa dijadikan penanda penanggalan kaum muslimin.

Pertanyaannya, mengapa terjadi kontras sedemikian rupa? Mengapa jauh berbeda ibarat langit dan sumur sat? (sumur sat = sumur yang telah kosong airnya. Langit dan bumi kurang jauh untuk melukiskan perbedaan keduanya). Bahkan sebagian besar kaum muslim pun lebih suka bergembira dengan tahun baru masehi dari pada hijriah. Kaum muslimin lebih suka bergembira dengan tahun penanda kelahiran tuhan (Anno Domini, Christ, Kristus) dari pada peristiwa heroik Hijrah.

Atas perbedaan super kontras ini, saya merenung. Ada banyak jawaban. Tetapi yang paling kuat adalah sehubungan dengan bidang yang saya geluti sehari-hari: Bisnis. Semua perusahaan yang ada di negeri ini, dan juga di negeri-negeri lain seantero dunia, menjadikan tahun Anno Domini sebagai kalender kerja. Awal tahun dimulai pada 1 januari dan akhir tahun terjadi pada 31 Desember.

Dalam dunia bisnis, target tahunan adalah sesuatu yang sangat penting. Sebuah perusahaan disebut well managed manakala target selalu dicapai. Maka, hari-hari menjelang 31 desember adalah hari-hari spot jantung. Hari hari mengejar berbagai target. Ini terjadi pada hampir semua perusahaan, organisasi non profit, maupun pemerintahan.

Maka…katika 31 Desember semua target terlampaoi….kegembiraanpun meluap. Karena hampir semua orang bergembira pada saat yang sama, jadilah apa yang saya saksikan di kawasan Basuki Rahmat menjadi sesuatu yang logis.

Kapan tahun baru hijriah kita rayakan dengan meriah? Tentu saja pada saat hijriah telah menjadi kalender harian bisnis perusahaan-peruhaan, pemerintahan dan organisasi sosial. Kalender program. Kalender manajerial. Kalender pembukuan. Kapan? Menunggu kiprah Anda para pebisnis muslim meraksasa dengan asset kelas ratusan atau ribuan trilyun. Anda sudah berperan?

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Matan, terbit di Surabaya

29 responses to “Ibarat Langit dan Sumur: Tahun Baru Hijriyah Vs Masehi

  1. Bismillahirahmanirrahim,
    Mas Imam, sesungguhnya ummat Islam bersyukur dgn adanya kalender yang dipergunakan dlm mencatat peristiwa keagamaan. Sehingga ada perbedaan dlm mempergunakan momentum antara kepentingan peribadatan dan keduniawian, Bila kita ikut berkecimpung dlm dunia bisnis yang cenderung memperebutkan keduniawian yg serba menipu, kita dapat dgn hati-2 dan memprioritaskan bila ada perintah agama pada hari-2 di kalender Islam.
    Anno Domini Hijriah yang penuh dg peristiwa tarikh Islam dan merupakan tonggak awal kebangkitan dan peradaban Islam. Merupakan fenomena yang patut diabadikan, sehingga para sahabat mengabadikannya menjadi kalender umat Islam. Namun peringatan tahun baru Islam mulai redup di benak dan kalbu ummat Islam untuk memulai semangat hijrah, semangat jihad dan semangat kebangkitan kembali kepada ajaran yang harus mengikuti jejak Rasul.
    Bukan berarti merayakan tahun baru hijriah dirayakan dengan kemeriahan yang melupakan. Ingat firman Allah swt: “Fal yadh haku qalila wakyabku katsira.”, “Hendaklah kamu sedikit ketawa dan banyak menangis setelah menerima pembalsan dari amal perbuatan mereka.”
    Semoga bermanfaat.

  2. Iya, Pak. Kami sebagai seorang muslim mungkin lebih banyak bergantung dan mengekor pada tata aturan punya non-muslim. Bahkan, kalau dikaitkan dengan penanggalan Hijriah saja, bukan tidak mungkin seorang muslim itu tidak mengetahui (tidak hapal) dengan kalender penanggalannya sendiri, baik nama bulannya ataupun urut-urutannya… hehe.. 🙂

  3. Tambahan:
    Biarkan urusan keduniawian mempergunakan kalender Masehi, namun urusan yang terkait dgn peribadatan tetap memakai kalender Hijriah. Namun kita memprioritaskan bila ada perintah agama pada hari-2 di kalender Islam. Seperti hari raya Qurban, mestinya berlangsung bukan cuma satu hari. Demikian pula dalam pemakaian unit waktu dalam 7 hari, ummat Islam, ada satu hari yang harus kita mulyakan. Tinggalkan perniagaan, urusan bisnis dan urusan keduniawian di hari Jumat. LIburkan semua kegiatan, kecuali dlm rangkan memeriahkan hari Jum’at. Kenapa kita tdk berani melakukan revolusi untuk memulyakan hari Jum’at, kita kalah dgn ummat Yahudi, shingga mreka berhasil merombak urusan dunia di hari Sabtu harus libur.
    Ingat nabi saw pernah bersabda, “Hari Jum’at adalah penghulu semua hari.”

  4. kalo pake kalender Hijriyah, Jumat mestinya libur n Minggu/Ahad masuk ya Pak? Hehe.. #peluang bagus, karena weekend adalah hari para pegawai “menghabiskan” hasil kerjanya seminggu, 😛

  5. hahaha….yg betul: jumat waktunya sholta jumat. habis sholat jumat oleh qur’an langsung diprintah “fantashiru fil ardl”. bertebaranlah dimuka bumi! tentang libur: terserah mau libur hari apa

  6. “Anno Domini Hijriah”??? begini nih kalo yg ‘haq’ dan yg ‘batil’ campur aduk… ttg pengaturan hari kerja berbasis Islam, gak usah jauh-jauh, setahu saya Sekolah Yapita yg kampusnya di seberang minimarket Sakinah itu kan liburnya Jumat, Minggu belajar… betul, Ustadz… pd akhirnya semua hanyalah permainan bisnis yg sarat aroma kapitalisme: tahun baru, lebaran, liburan, qurban, natal, paskah, helloween, valentine, bahkan haji urusannya UUD, ujung-ujung duit, yg lagi-lagi kita hanya jadi penonton dan konsumen…

  7. Sejarah hari minggu merupakan hari libur di Indonesia dan mayoritas negara non muslim di dunia yang berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Minggu. Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Minggu. Sebab saat itu bangsa Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dll. Tradisi libur hari Minggu kemudian diterapkan oleh negara” jajahan Romawi. Termasuk Belanda, berikut di Indonesia sbg negara menjajah selama 350 tahun, sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai libur Nasional.
    Bila mencari dasar perintah untuk tidak beraktifitas atau bekerja pada hari yang dimulyakan oleh Allah SWT, lihat al QS Al-A’raf: 163: “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (di sekitarnya) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.”
    Aqidah yang Allah tetapkan buat kaum Yahudi dan pelanggaran mereka, yaitu mereka dilarang bekerja pada hari Sabtu. Namun mereka memperdaya Allah SWT dalam bentuk hiyal dan makar ketika mereka dilarang mengambil ikan di hari Sabtu. Maka mereka memasang jaring (jala) di hari Jum’at dan mengambilnya setelah hari Sabtu. Pedahal larangan bekerja adalah meninggalkan segala bentuk perniagaan, mudah”an kefasikan mereka tsb tdk kita tiru.
    Allah SWT menerangkan kepada kita, agar kita menjauhinya. Hudzaifah ra berkata: “Dahulu para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, adapun aku bertanya kepadanya tentang kejelekan karena khawatir akan menimpaku.”

    Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah bersabda: ‘Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke dalamnya.’ Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nasrani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    “Dan janganlah kalian campur adukkan yang haq dengan yang batil, dan janganlah kalian sembunyikan yang haq itu, sedang kalian mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 42)

  8. Yah…itu buah dari kekalahan Gawzul Fikri… (sorry kalau nulisx salah)… yang berbau islam tolak… lainnya oke….

  9. Menurut saya penanggalan masehi yang berbasis matahari memiliki kelebihan dalam patokan musim. Seperti kita ketahui dunia ini dinamikanya dikendalikan oleh musim, kapan musim kemarau, hujan, gugur, atau salju amat tergantung posisi matahari. Pergantian musim menyebabkan dinamika kapan tumbuhan berbunga, kapan hewan kawin dan seterusnya. Intinya semua yang ada di bumi amat tergantung kepada matahari. Kita ambil saja manfaatnya, toh matahari juga ciptaanNya.

  10. Reblogged this on filsufi31 and commented:
    bahasan yg tampak sepele bisa jadi sesuatu yg penting jika kita sangat kritis ya,.,,,cuman sori saya belum bisa berkomentar apa2 …soalnya otak saya lagi nge hang nih hahaha

  11. rahasia super umum…..yg membuat islam semakin lupa pada jati dirinya,,,,

  12. eh pake izin segala…haha

Tinggalkan Balasan ke filsufi31 Batalkan balasan