Kebajikan Korporasi Zuckerberg


 “Sebab itu berlomba-lombalah kamu dalam serba kebaikan”. Jangan kamu berlarut-larut berpanjang-panjang  bertengkar perkara peralihan kiblat. Kalau orang-orang Yahudi dan Nasarani tidak mau mengikuti kiblat kamu, biarkanlah. Sama-sama setialah pada kiblat masing-masing. Dalam agama tidak ada paksaan. Cuma berlombalah berbuat serba kebajikan. Sama-sama beramal dan berbuat jasa di dalam peri kehidupan ini. “Di mana saja kamu berada, niscaya akan dikumpulkan Allah kamu sekalian.” Baik pun kamu dalam Yahudi, dalam Nasrani, dalam Shabiin, dan dalam iman kepada Muhammad SAW, berlombalah kamu berbuat berbagai kebajikan dalam dunia ini meskipun kiblat tempat kamu berhadap dalam sembahyang berlain-lain. Kalau kamu akan dipanggil menghadap kepada Allah, tidak peduli apakah dia dalam kalangan Yahudi, Nasrani, Islam dan lain-lain, berkiblat ke kabah atau baitul maqdis, di sana pertanggungjawabkanlah amalan yang telah kalian kerjakan di alam dunia ini.

Alinea di atas adalah kutipan tulisan Hamka saat menjelaskan ayat 148 dari surat ke-2 Al Qur’an. Ayat yang mengajarkan prinsip berlomba-lomba dalam kebajikan. Dalam bahasa arab disebut istabiq al kharirat. Berlomba-lomba melakukan kebaikan untuk sesama tanpa pandang suku, bangsa maupun agama.

Perlombaan tentu menghasilkan tingkatan-tingkatan. Termasuk perlombaan dalam kebaikan. Siapa yang terbaik? Siapa juaranya? Tidak lain adalah yang paling bermanfaat bagi umat manusia tanpa pandang suku, agama, maupun bangsa. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Demikian sebuah Hadits. Menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Di dunia bisnis, saat Anda membeli sesuatu pada dasarnya Anda sedang membeli manfaatnya. Anda membeli gadged misalnya, karena ada manfaatnya. Anda hanya akan membelinya jika manfaatnya lebih besar dari pada uang yang Anda keluarkan. Anda baru mau membelinya seharga Rp 5 juta misalnya, jika manfaatnya lebih dari angka itu. Manfaatnya Rp 10 juta atau Rp 20 juta misalnya.

&&&

Mark Zuckerberg, co founder Meta Platform Inc., terlahir sebagai Yahudi. Wikipedia menyebut bahwa Ia pernah teridentifikasi sebagai atheis. Tapi kemudian tahun 2016 menyatakan “I was raised Jewish and then I went through a period where I questioned things, but now I believe religion is very important”. “Saya dibesarkan sebagai orang Yahudi dan kemudian saya melewati masa di mana saya mempertanyakan banyak hal, tapi sekarang saya percaya agama sangat penting”.

Siapa yang tidak kenal Facebook, Istagram dan Whatsapp? Saya yakin Anda pengguna  setia minimal salah satunya. Anda terus setia menggunakannya karena terus menerima manfaatnya. terus menerima benefit. Untuk itu Anda rela mengorbankan memori di gawai Anda. Mengorbankan waktu berharga Anda. Tanpa manfaat itu, Anda sudah uninstall nya sejak dulu-dulu.

Bahkan mungkin Anda lebih dari sekedar pengguna. Anda rela mengeluarkan uang untuk membayar iklan di aplikasi itu. Sebagai direktur SNF Consulting, saya juga memutuskan untuk membayar iklan melalui aplikasi-aplikasi itu. Tentu karena manfaatnya jauh lebih besar dari pada uang yang dibayarkan.

Nah, ini semua bermakna bahwa Zuckerburg telah memberi manfaat kepada sesama. Bahkan sebagai orang Yahudi dia tidak membatasi manfaat itu hanya untuk orang seagamanya. Dia yang warga USA tidak membatasi manfaat itu untuk orang sebangsanya. Semua bisa memanfaatkannya.

Yang dilakukan oleh Zuckerberg itu seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat memimpin pemerintahan Madinah mulai tahun 622 Masehi.  Semua warga diberikan perlindungan sepanjang tunduk pada aturan yang telah disepakati. Termasuk orang Yahudi, Nasrani, Majusi atau apapun. Mereka ini disebut dzimmi yang artinya mendapatkan perlindungan.

Anda yang bukan orang Yahudi tetap boleh memakai Facebook, Instagram atau Whatsapp. Syaratnya adalah tunduk pada aturan. Untuk apa saja. Termasuk untuk menyiarkan agama Anda.  Menjadi  dzimmi dalam istilah pemerintahan Madinah. Anda baru akan dikeluarkan dari aplikasi milik Meta jika melawan aturan. Menjadi harbi, kebalikan dari dzimmi.

Nah, Zuckerburg telah memberi manfaat dengan Meta Platofms Inc. yang didirkan dan dipimpinnya. Menjadi juara dalam kebaikan baik bagi Yahudi maupun “dzimmi”. Sebagaimana tulisan Hamka di atas, Anda yang bukan Yahudi ditantang untuk menandinginya. Ditantang berlomba-lomba. Membangun korporasi yang produknya bermanfaat besar bagi umat manusia tanpa batas suku, bangsa dan agama. Tentu di bidang masing-masing. Menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menjadi korporasi sejati. Bisa!

Artikel ke-391 karya Iman Supriyono ini ditulis di SNF Consulting House of Management pada tanggal 23 November 2022

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Atau ikut KELAS KORPORATISASI

Baca juga:

Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporasi Pancasilais Nasionalis
Perusahaan Dakwah: Hayyu

2 responses to “Kebajikan Korporasi Zuckerberg

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s