Lantai 9 Sinarmas Land Plaza Surabaya Jalan Pemuda Surabaya. Saya menulis di kantor saya, SNF Consulting, dengan hati berbunga-bunga. Mengapa? Baru saja saya menandatangani akta masuknya ACR sebagai pemegang saham Hayyu di kantor Notaris Budi Pahlawan, tidak jauh dari kantor saya. ACR adalah badan hukum legal formal para alumni sekolah-sekolah Caruban untuk pengumpulan dana abadi beasiswa anak-anak hebat dari kalangan keluarga kurang mampu. Websitenya www.acrku.org. Saya bertanda tangan karena amanah yang saya emban sebagai ketua ACR. Hayyu adalah sebuah perusahaan klinik kecantikan muslimah yang terus berproses menjalani tahap demi tahap corporate life cycle. Menjalan proses korporatisasi. Proses yang memungkinkan sebuah perusahaan bisa tumbuh secara eksponensial. Websitenya hayyu.id.
Berbunga bunga karena ini adalah pertama kali ACR masuk sebagai pemegang saham sebuah perusahaan. Sebuah peristiwa yang kelak direncanakan akan menjadi hal biasa. Mengapa? Karena kerja ACR memang mengumpulkan dana abadi dari para anggota. Lalu menginvestasikan dana itu untuk mendapatkan imbal hasil yang akan digunakan untuk membeasiswai adik-adik cerdas dari kalangan keluarga kurang mampu. Saham adalah salah satu instrumen investasi dana abadi. Harvard University misalnya, menginvestasikan sekitar 50% dana abadinya ke saham berbagai perusahaan.
Berbunga bunga karena dengan penandatanganan ini Hayyu yang didirikan cak Runiar Satrya, sahabat saya, benar-benar telah menjadi sebuah perusahaan dakwah. Bahwa Hayyu selama ini menjalankan nilai nilai relegius dalam pekerjaan sehari-harinya itu sudah mafhum. Bahwa Hayyu selama ini melayani pelanggannya dengan nilai nilai luhur kegamaan itu juga mafhum. Bahwa hayyu selama ini membidik segmen muslimah itu juga benar. Bahwa Hayyu berkontribusi untuk kegiatan keagamaan itu juga benar. Tetapi dengan masuknya ACR sebagai pemegang saham, maka menjadi wajib bagai Hayyu untuk membagi dividen kepada ACR tiap tahun sesuai proporsi saham. Dana itu kemudian akan digunakan untuk adik adik cerdas dari kalangan kurang mampu untuk membiayai sekolahnya sampai sukses. Ciri utama sebuah perusahaan dakwah adalah adanya dana wakaf yang masuk melalui pintu ekuitas. Bagi Hayyu uang itu akan digunakan untuk ekspansi menambah gerai baru di wilayah Jabodetabek. Selama ini Hayyu kuat di Jawa Timur. Para anggota ACR ketika membayar iuran dana abadi meniatinya sebagai wakaf untuk beasiswa pendidikan. Kelak ACR akan menjadi Fulbright dari timur. Jadi, ketika para karyawan Hayyu bekerja, setiap detakan jantungnya akan mengalirkan dana kepada anak-anak cerdas dari kalangan tidak mampu. Ini juga berlaku untuk para pendiri, direksi, komisaris, para pemegang saham, dan tentu saja para pelanggan Hayyu.
Berbunga-bunga karena dengan penandatanganan ini berarti Hayyu sedang melakukan scale up. Scale up yang sebenarnya. Bukan sekedar semangat. Melakukan langkah ke-6 dalam corporate life cycle. Dan karena para pendiri maupun direksi Hayyu sudah merencanakan terus menjalankan proses korporatisasi sampai menjadi perusahan sejati, langkah ke-8 dalam corporate life cycle. Dengan demikian maka ROI bagi ACR makin lama makin tinggi karena ke depan tiap tahun Hayyu akan terus menerbitkan saham dengan agio saham yang makin tinggi. Agio saham yang makin tinggi adalah kunci pertumbuhan laba, omzet, aset dan market value perusahaan. Kunci pertumbuhan ROI investor sampai angka ratusan bahkan ribuan persen.

Berbunga-bunga karena berharap apa yang dilakukan oleh “Hayyu feat ACR” atau “ACR feat Hayyu” atau “Hayyu x ACR” ini akan menjadi model bagi para pelaku bisnis lain. Model wakaf korporat. Bahwa bisnis bukan sekedar mencari uang. Bahwa bisnis adalah ibadah bukan hanya sekedar kata-kata. Tapi tembus sampai finansial. Tembus sampai aspek legal. Tembus sampai RUPS. Tembus sampai pembagian dividen. ini adalah ladang amal jariyah tersendiri. Ilmu bermanfaat dari Hayyu feat ACR untuk umat dan bangsa.
Hati saya berbunga-bunga. Tapi tantangannya satu. Tapi besar sekali. Bagaimana menjaga agar tidak ada niat lain selain semata mata karena Sang Khaliq. Menjaga kekhlasan hati. Semoga bisa. Aamin.
Artikel ke-379 karya Iman Supriyono ini ditulis di SNF Consulting pada tanggal 16 Agustus 2022
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
Baca juga:
Peredam Risiko Investasi Wakaf
Wakaf Modern Untuk Keabadian Amal dan Kemerdekaan Ekonomi
Konversi Kotak Infaq ke Kotak Wakaf
Kesalahan Wakaf Saham Dan Perbaikannya
Wakaf Untuk Beasiswa: Fulbright Dari Timur
Wakaf Moncer dengan Puasa Infaq
Wakaf Para Alumni untuk Adik Kelasnya
Wakaf Agar Rp 10 Triliun Tidak Melayang Tiap Tahun
Wakaf Uang
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal
Mengapa dana ACR tidak dimasukkan ke SNF Consulting saja Pak? Saya pernah mampir ke kantor SNF di Sinarmas siang hari sekitar pukul 11.00 waaah sepi sekali seperti kantor mati yang tidak ada aktivitas operasional. Waktu itu saya lupa tidak janjian dulu
Sejak pandemi, temen2 SNF tidak nganter jk tidak ada janjian. Kecuali staf admin. Tidak masuk ke SNF salah satunya karena menghindari conflict of interest
Heehe seharusnya sudah vaksin, tidak ada pandemi kemarin bulan Mei 2022. Kantor vivo tetangga SNF saja ramai sekali banyak cewek2 yang lalu lalang
Meeting harian dengan klien jalan terus. Tapi lokasinya di kantor klien
Ping-balik: Kebajikan Korporasi Zuckerberg | Korporatisasi
Ping-balik: Jabal Nur: Sampah & Visi Bisnis Kelas Dunia | Korporatisasi
Ping-balik: Perampok Budiman | Korporatisasi
Ping-balik: ACR x Hayyu: RUPS & Dividen Pertama | Korporatisasi