Korporatisasi: Asal Muasal & Peran


Kepada saya ada sebuah pertanyaan menarik. Yang menanyakan adalah kawan-kawan online maupun offline. Pertanyaannya: dari mana asal muasal istilah korporatisasi? Penjelasan atas pertanyaan itu bermula dari antusiasme saya terhadap riset dan penulisan sejak remaja. Saat SMA saya rajin mengikuti kegiatan karya ilmiah remaja. Kala itu saya pernah menghasilkan karya berupa alat mekanik untuk memudahkan proses produksi brem yang dilakukan oleh ayah ibu dan warga desa Kaliabu, kecamatan Mejayan, Caruban, Madiun. Teknologi sederhana yang meningkatkan efisiensi kerja. Saya sampai mempresentasikannya di lomba pelajar teladan tingkat Jawa Timur, mewakili Kabupaten Madiun. Saat SMA saya juga aktif menjadi pimpinan redaksi majalah sekolah bernama Kiprah. Majalah yang proposal pendirian saya buat dan tandatangani. Majalah yang sampai saat ini masih eksis.  Kebiasaan meneliti dan menulis tidak pernah berhenti sampai kuliah dan hingga detik ini.

photo

Logo sebuah resto klien SNF Consulting di Osh, Kyrgyzstan. Visi SNF Consulting adalah hadir di berbagai negara

Saat kuliah di Teknik Mesin ITS, aktivitas menulis dan meneliti tidak pernah berhenti. Ada sesuatu yang sangat membuat galau ketika itu. Tulisan-tulisan yang saya kirim ke media massa banyak yang ditolak. Dan dari sekian penolakan, alasan terbanyak adalah  karena ketidaksesuaian antara materi tulisan dengan latar belakang akademis. Kuliah teknik mesin, menulis fenomena sosial manajerial.

Sempat akan memutuskan untuk pindah kuliah ke Unair. Tetapi dicegah oleh dosen wali dengan alasan yang sangat masuk akal. Argumentasinya, saya akan rugi waktu dan biaya jika pindah kuliah. Orang tua juga akan kecewa. Lebih baik selesaikan kuliah di teknik mesin. Setelah lulus segera kuliah S2 di bidang manajemen. Dan akhirnya saya kuliah di Magister Manajemen Unair sekitar tiga bulan setelah lulus ITS.

Saat kuliah di Unair saya mengalami kegalauan tingkat dewa lagi. Membaca tesis kakak-kakak kelas, hampir 100% isinya adalah statistik. Membuat model matematis sebuah fenomena manajemen lalu mengujinya dengan alat statistik. Jiwa saya berontak. “Kalau hanya untuk belajar statistik matematik, rugi saya bayar empat puluh juta-an disini. Di ITS tiap hari belajar model matematika yang jauh lebih rumit”. Masih segar diingatan bagaimana panasnya otak mempelajari  transformasi Laplace misalnya.

Nah, atas pemberontakan itu kemudian saya serius belajar tentang metodologi. Buku-buku metodologi yang ada saya lahap habis. Sampailah saya menemukan sebuah konsep metode penelitian yang menantang: studi kasus dan etnografi. Metode studi sosial yang sangat merangsang saya yang memang sejak remaja hobi penelitian dan menulis.

Burung menetas

Gambarannya adalah seperti seorang peneliti yang mempelajari sebuah suku terasing dengan bekal pengetahuan nol. Tidak paham bahasanya. Juga tidak ada teori maupun tulisan apapun tentang suku terasing itu. Langsung masuk dan tinggal berbaur dengan warga suku. Belajar bahasa dari nol. Belajar budayanya dari nol. Beberapa tahun kemudian, si peneliti mampu berkomunikasi dengan bahasa suku terasing tersebut. Bahkan menulis kamus tentang bahasa itu. Juga menulis berbagai artikel dan buku tentang budaya dan kehidupan suku itu. Inilah menantangnya penelitian sosial. Penelitian studi kasus. Penelitian etnografi. Saya menerapkan metode itu untuk meneliti “suku terasing” berupa perusahaan-perusahaan. Itulah kegiatan sehari-hari saya sejak melakukan riset untuk tesis tahun 2000 sampai saat ini. Tidak pernah berhenti.

$$$

Ada sebuah  proses manajerial berbasis ekuitas yang telah dilakukan perusahaan-perusahaan Barat sejak lebih dari dua abad lalu. Jepang menyusulnya sejak sekitar seabad lalu. Korea sejak sekitar setengah abad lalu. Hasilnya adalah perusahaan yang menguasai pasar dunia. Unilever, JP Morgan Chase, McDonald’s, Boeing, Airbus, Ford, Volkswagen, Google, Microsoft, Toyota, Samsung, Hyundai adalah beberapa contohnya. SNF Consulting menelitinya dengan serius dan kemudian menyebut proses itu sebagai korporatisasi.

Jadi, korporatisasi adalah hasil riset SNF Consulting terhadap berbagai perusahaan di berbagai negara. Sebagian besar adalah perusahaan yang telah berusia lintas abad. Sebagian lagi adalah perusahaan-perusahaan baru yang dalam kecepatan tinggi berhasil tampil dan menguasai pasar berbagai negara. Sebagian dari proses riset tersebut bisa diikuti pada koran gadget Sarapan Pagi yang hari ini telah mencapai edisi ke-1717. juga sudah ada 11 buku yang terbit.

Itulah asal usul korporatisasi. Bukan dari text book manajemen yang saya pernah pelajari ketika mengambil S2 manajemen. Bukan juga dari buku-buku terbaru yang sekarang dipelajari para mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis di berbagai jenjang akademis. Mengapa tidak ada? Karena di Barat sebagai kiblat manajemen dunia, korporatisasi sudah dimulai lebih dari dua abad lalu. Kini sudah tuntas. Tidak perlu lagi dibahas di text book.

Dalam terminologi riset etnografi, korporatisasi adalah sebuah tema etnografis. Sebuah tema besar riset. Saya dan team SNF Consulting terus memperdalamnya tanpa henti. Muncullah beberapa konsep penjelasan tentang tema besar seperti kurva korporatisasi, gergaji korporatisasi, revenue and profit driver, penurunan cost of capital,  langkah-langkah teknis korporatisasi, valuasi perusahaan menggunakan konsep korporatisasi, ekonomi berjamaah dengan korporatisasi, wakaf berbasis ekuitas, merger dan akuisisi berbasis konsep korporatisasi, korporatisasi terpaksa,  dan masih banyak lagi. Yang terakhir adalah konsep dekorporatisasi yang muncul karena respon perusahaan-perusahaan terhadap penyebaran wabah corona.

Salah satu pendukung terus berkembangnya konsep korporatisasi adalah karena aktivitas sehari-hari di SNF Consulting berupa meeting dengan para direksi berbagai perusahaan berbagai bidang. Direksi perusahaan klien. Di meja meeting inilah berbagai kasus menarik akan memicu riset lebih lanjut untuk memunculkan konsep lebih mendalam tentang korporatisasi. Menjadikan konsep korporatisasi langsung berinteraksi dengan eksekusi di lapangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahan berbagai bidang yang menjadi klien SNF Consulting. Klop dengan karakter riset studi kasus dan etnografi yang tidak pernah ada kata henti.

$$$

Sampai kapan saya akan menulis dan meneliti? Saya sudah memilihnya menjadi medan juang. Medan juang untuk menguatkan ekonomi umat dan bangsa. Dalam terminologi agama yang saya yakini ini adalah sebuah jihad. Jihad iqtisadi. Perjuangan ekonomi. Berjuang sampai detak  jantung terakhir. Bangsa dan umat ini tidak akan menang sampai muncul perusahaan-perusahaan besar yang menguasai pasar berbagai negara. Paling tidak 150 negara. Di dunia ini ada sekitar 250 negara. Perusahaan seperti inilah yang mampu merekatkan masyarakat dari berbagai etnis dan agama di negeri ini dan di berbagai negara.

Grup Korporatisasi Promo

Korporatisasi adalah jawaban terhadap semangat mengurangi atau bahkan meninggalkan utang. Jawaban terhadap semangat meninggalkan riba. Tetap dengan pertumbuhan pesat. Perusahaan bisa berekspansi dengan investasi lebih dari 5x laba tanpa utang tanpa riba.

anti riba bonsai1

Korporatisasi adalah syirkah berbasis ekuitas dengan legalitas dan manajemen modern. Ekonomi berjamaah.

Dalam agama yang saya yakini, korporatisasi adalah pelaksanaan ekonomi berjamaah berbasis full profit and lost share dengan tata kelola dan manajemen modern. Korporatisasi juga merupakan syirkah yang berbasis ekuitas tanpa batas waktu. Berbeda dengan syirkah yang selama ini banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis yang berbasis liabilitas dan berbatas waktu.  Dalam kondisi memasyarakatnya korporatisasi, investment banking akan tumbuh subur. Investment company tumbuh subur. Commercial banking makin berperan tetapi bergeser fungsinya sebagai sarana transaksi. Fee based income.

Syirkah korporatisasi1

Korporatisasi adalah syirkah berbasis ekuitas tanpa batas waktu. Berbeda dengan syirkah yang selama ini banyak dilakukan oleh para  pelaku bisnis yang berskema liabilitas dan berbatas waktu.

Jika  korporatisasi telah menjadi arus utama bisnis sebagaimana yang terjadi di barat, Jepang atau Korea misalnya, biaya modal akan turun drastis. Per tahun hanya 2-3% saja. Bandingkan dengan bunga pinjaman bank (commercial banking) yang saat ini sekitar 10% bahkan lebih. Dunia bisnis pun akan tumbuh pesat. Akan banyak perusahan-perusahaan dari bangsa ini yang menguasai pasar dunia. Seperti Airbus, Boeing, Google. Toyota, Microsoft dan sebagainya. Kita bisa! Allahuakbar! Merdeka!

Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI

Baca Juga:
Korporatisasi langkah demi langkah
Perusahaan keluarga haruskah melakukan korporatisasi?
Korporatisasi terpaksa
Korporatisasi dan Enam pilar kemerdekaan ekonomi umat dan bangsa

*)Artikel ke-254 ini ditulis di Surabaya pada tanggal 16 Maret 2020 oleh Iman Supriyono, CEO SNF Consulting.

86 responses to “Korporatisasi: Asal Muasal & Peran

  1. Sampai kiamat pun korporatisasi di Indonesia tak akan jalan kalau trigger berupa perusahaan investasi atau Angel Investor ada. Bukan 2-3 perusahaan saja tapi ratusan Angel investor. Bahkan tanpa muncul istilah Korporatisasi pun, selama ada AI dan IC, proses masuknya modal baru ke entitas bisnis akan terjadi otomatis. Yg namanya barang manis pasti akan dikerubuti Semut kan..?

    Salam,
    .

  2. Ping-balik: Efek Bisnis Coronaa dan Analogi Nilai Rata-Rata Kelas | Catatan Iman Supriyono

  3. Ping-balik: Buka Donasi Corona: Pemerintah Panik? | Catatan Iman Supriyono

  4. Ping-balik: Phnom Penh – Ho Chi Minh: Hyundai | Catatan Iman Supriyono

  5. Ping-balik: Kurangi Jumlah Entrepreneur | Catatan Iman Supriyono

  6. Ping-balik: Bekerja di Perusahaan Kecil, Bisakah Kaya Raya? | Catatan Iman Supriyono

  7. Ping-balik: Korporatisasi Terpaksa: Agung Podomoro | Catatan Iman Supriyono

  8. Ping-balik: Korporatisasi Langkah Demi Langkah | Catatan Iman Supriyono

  9. Ping-balik: Garam: Kuat Dengan Ekonomi Berjamaah | Catatan Iman Supriyono

  10. Ping-balik: Cara Cokroaminoto Cara Zara: Jalan Sunyi Para CEO & Founder | Catatan Iman Supriyono

  11. Ping-balik: ROE & ROI: Bayi Melawan Raksasa | Catatan Iman Supriyono

  12. Ping-balik: Saham Pendiri Non Dilutif, Mungkinkah? | Catatan Iman Supriyono

  13. Ping-balik: DHL: Benchmark Korporatisasi Bagi Pos Indonesia | Catatan Iman Supriyono

  14. Ping-balik: Investment Company: Apa & Bagaimana Memulainya? | Catatan Iman Supriyono

  15. Ping-balik: Pak Nadjikh: Obituari Untuk Sang Komandan Esksekusi | Catatan Iman Supriyono

  16. Ping-balik: Fonterra si Koperasi 200 Triliun | Catatan Iman Supriyono

  17. Ping-balik: Bank Yang Mengibarkan Merah Putih di 18 Negara: Catatan HUT RI ke-73 | Catatan Iman Supriyono

  18. LUAR BIASA ANALISA DAN penuturan bahasannya.

  19. LUAR BIASA ANALISA DAN penuturan bahasannya.

  20. Ping-balik: Samudera Indonesia: Pejuang Dulu Pejuang Kini | Catatan Iman Supriyono

  21. Ping-balik: Korporatisasi Di Luar Lantai Bursa | Catatan Iman Supriyono

  22. Ping-balik: Waralaba atau Korporatisasi? | Catatan Iman Supriyono

  23. Ping-balik: Perusahaan Dakwah | Catatan Iman Supriyono

  24. Ping-balik: Jual Beli Saham, Halal atau Haram? | Catatan Iman Supriyono

  25. Ping-balik: Modal Alfamart Mengejar Indomaret: Scale Up & High Growth Enterprise | Catatan Iman Supriyono

  26. Ping-balik: Garam: Kuat Dengan Ekonomi Berjamaah | Catatan Iman Supriyono

  27. Ping-balik: SunRice: Korporasi Beras dari Negeri Gandum | Catatan Iman Supriyono

  28. Ping-balik: Kalsiboard : Belgia….. | Catatan Iman Supriyono

  29. Ping-balik: Menulis 32 Tahun: Majalah Kiprah | Catatan Iman Supriyono

  30. Ping-balik: Korporatisasi Di Luar Bursa – Dr GoPublic

  31. Ping-balik: Inilah Cara Investment Company Wakaf Dimulai – Wakafpreneur Institute

  32. Ping-balik: Dari Turki Usmani Hadir di Indonesia | Catatan Iman Supriyono

  33. Ping-balik: Korporatisasi Langkah Demi Langkah – SNF Consulting

  34. Ping-balik: Harapan Bank Syariah Indonesia, Nyata atau Fatamorgana? | Catatan Iman Supriyono

  35. Ping-balik: Modal Alfamart Mengejar Indomaret: Scale Up & High Growth Enterprise – SNF Consulting

  36. Ping-balik: Samudera Indonesia: Pejuang Dulu Pejuang Kini – SNF Consulting

  37. Ping-balik: Saham Pendiri Non Dilutif, Mungkinkah? – SNF Consulting

  38. Ping-balik: Korporatisasi Terpaksa: Agung Podomoro – SNF Consulting

  39. Ping-balik: SWF: Antara Harapan dan Belenggu | Catatan Iman Supriyono

  40. Ping-balik: Wakaf ACR: Fulbright Dari Timur | Catatan Iman Supriyono

  41. Ping-balik: Wakaf ACR: Fulbright Dari Timur – SNF Consulting

  42. Ping-balik: Kurangi Jumlah Entrepreneur – SNF Consulting

  43. Ping-balik: Bekerja di Perusahaan Kecil, Bisakah Kaya Raya? – SNF Consulting

  44. Ping-balik: Bank Yang Mengibarkan Merah Putih di 18 Negara: Catatan HUT RI ke-73 – SNF Consulting

  45. Ping-balik: Waralaba atau Korporatisasi? – SNF Consulting

  46. Ping-balik: Investment Company: Apa & Bagaimana Memulainya? – SNF Consulting

  47. Ping-balik: Wakaf: Agar Rp 10 Triliun Tidak Melayang Tiap Tahun | Catatan Iman Supriyono

  48. Ping-balik: Wakaf: agar Rp 10 Trilyun Tidak Melayang per Tahun – Wakafpreneur Institute

  49. Ping-balik: Sejarah Heineken: Kekuasan Belanda & Raja Miras RI | Catatan Iman Supriyono

  50. Ping-balik: Sejarah Heineken: Kekuasaan Belanda & Raja Miras RI | Catatan Iman Supriyono

  51. Ping-balik: Valuasi: Gojek & Tokopedia, Mengapa Merger? | Korporatisasi

  52. Ping-balik: Tesla: Laba Setelah 16 Tahun Rugi | Korporatisasi

  53. Ping-balik: Vaksin Covid: Yunior-Senior Astra Zeneca-Kimia Farma | Korporatisasi

  54. Ping-balik: Pancasila Versus Al Quran, Pilih Mana? | Korporatisasi

  55. Ping-balik: Garuda Masker Lima: Masalah Tata Kelola | Korporatisasi

  56. Ping-balik: BTS Meal McD: Tantangan Langkah Kedelapan CLC | Korporatisasi

  57. Ping-balik: Guru Besar Hati Putih: Obituari Untuk Pak Arsono Laksmana | Korporatisasi

  58. Ping-balik: Simalakama Garuda: Pailit Atau Korporatisasi? | Korporatisasi

  59. Ping-balik: Bunga 10% Murah Atau Mahal? | Korporatisasi

  60. Ping-balik: Mematematikakan Untuk Memudahkan: Obituari Pak Towik | Korporatisasi

  61. Ping-balik: Entrepreneur CEO Komisaris, Amankan Uang Investor! | Korporatisasi

  62. Ping-balik: Investasi ROI 4000 % Lebih | Korporatisasi

  63. Ping-balik: Bentoel Delisting Saat Marak IPO, Mengapa? | Korporatisasi

  64. Ping-balik: Konflik Waris: Solusi Investment Company | Korporatisasi

  65. Ping-balik: Kumowani: Blunder Nazir Menjadi Startup | Korporatisasi

  66. Ping-balik: Si Tukang Bakso Triliuner | Korporatisasi

  67. Ping-balik: Iklan Holywings: Salah Karyawan atau Direksi? | Korporatisasi

  68. Ping-balik: Isu-isu Stratejik IPO RAFI: Layak Belikah? | Korporatisasi

  69. Mantulll, keren, jadi nambah ilmu, bagi saya yg sedang kuliah di Prodi ekonomi syariah semester 6, thanks pak ustadz.. 🙏🙏🙏

  70. Ping-balik: Alfamart Vs. Sari Roti: Adu Kuat, Bukan Hulu Hilir | Korporatisasi

  71. Ping-balik: Hayyu x ACR: Perusahaan Dakwah | Korporatisasi

  72. Ping-balik: Sejarah Bata: Kalibata Bataville Batanagar | Korporatisasi

  73. Ping-balik: Chiquita: Sejarah Korporasi Pisang | Korporatisasi

  74. Ping-balik: Korporasi Sepak Bola: Bali United | Korporatisasi

  75. Ping-balik: Tinggalkan Mentalitas Business Owner | Korporatisasi

  76. Ping-balik: Tinggalkan Mentalitas Business Owner - SMN Digest

  77. Diano vela fery S

    Bsgaimana membangun jejaring agar bisa bermitra dengan pemodal besar dan backnup manajemen yg bagus?

  78. Terimakasih atas kerjasamanya

  79. Luar biasa pemikiran.sy ingin belajar lebih mendalam tentang syirkah berbasis ekoitas tanpa batas itu seperti apa modelnya ….karena selama ini sy selalu gagal dlm jlnkan bisnis dgn akat syirkah itu.085258386488

  80. Wah meskipun Saya seorang Nasrani,Saya yakin Dan percaya ikut dalam Korporatisasi akan mengubah hidup perekonomian Saya dan Keluarga iNti Saya.Mohon dibimbing,terimakasih..

  81. Ping-balik: Biaya Belajar atau Biaya Kebodohan: Pilih Mana? | Korporatisasi

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s