Menuntaskan PDAM Sebagai Perusahaan Air Minum Modern


Belakangan ini ada sesuatu yang menyenangkan di rumah saya. Apa itu?  Kapan pun membuka kran di kamar mandi, airnya selalu mengalir. Dan mengalirnya bukan karena dipompa atau dialirkan dari tandon di atas atap rumah. Mengalirnya karena kran air di kamar mandi terhubung langsung dengan jaringan pipa PDAM. Apa artinya? PDAM di kota tempat tinggal saya, Surabaya, sudah mampu mengalirkan air selama 24 jam di rumah saya.

Mengapa saya senang? Ini terkait dengan pekerjaan saya di SNF Consulting, kantor konsultan manajemen tempat saya berkarya. Tahun 2018 SNF Consulting dipercaya oleh PDAM Surya Sembada. Ketika itu dirutnya adalah Pak Mujiaman. Dipercaya oleh perusahaan milik pemerintah kota Surabaya itu untuk membantunya menyusun road map. Menyusun rencana jangka panjang perusahaan penyedia air minum di kota pahlawan itu.

Salah satu poin penting dalam rencana jangka panjang itu adalah visi perusahaan. Perusahaan air modern. Modern water company. Itulah visi yang ketika itu dirumuskan sebagai hasil proses panjang yang dilakukan oleh SNF Consulting. Etnografi adalah metode yang ketika itu digunakan. Metode yang cukup powerfull.

Apa ciri utama sebuah perusahaan air modern? Menyediakan air yang siap diminum di seluruh kran air pelanggannya setiap saat. Faktanya, ketika itu jangankan air minum setiap saat. Sekedar air saja tidak bisa setiap saat. Sebagai pelanggan saya merasakan bahwa air hanya mengalir pada malam hari. Bahkan malam banget saat orang sudah pada tidur.

Itulah mengapa para pelanggan kemudian menyediakan tandon bawah tanah dengan kran berpelampung. Malam hari saat air PDAM mengalir kran terbuka dan mengisi penuh tandon. Saat tandon penuh otomatis kran akan tertutup. Air dari tandon bawah tanah itu kemudian dipindahkan ke tandon atas menggunakan pompa. Dari tandon atas inilah air kemudian dialirkan ke kamar mandi. Bayangkan berapa nilai investasi pompa dan tandon atas bawah untuk seluruh pelanggan PDAM.

Nah, dalam rangka mencapai visinya, PDAM surabaya membaginya menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah bagaimana menyediakan air yang selalu mengalir dalam 24 jam. Ketika itu tahap ini dinyatakan dengan simbol 7/24. Artinya adalah PDAM mengalirkan air dengan tekanan 7 meter (0,7 Atm) dalam 24 jam setiap hari. Dengan 7/24 maka kamar pelanggan yang rumahnya bertingkat, kran di kamar mandi lantai dua masih bisa mengalirkan air PDAM tanpa bantuan pompa.

Nah, hari-hari ini saya senang. Ternyata saya sudah menikmati air PDAM yang mengalir 24 jam di kamar mandi rumah. Dalam diskusi berdua beberapa hari lalu, dirut PDAM menyampaikan bahwa saat ini telah memasang online presseure monitoring di 225 titik jaringan distribusi. Dengan alat ini maka PDAM bisa memonitor tekanan air secara real time 24 jam sehari.

Data per Desember 2023 sebagaimana yang diutarakan oleh Pak Arief Wisnu Cahyono, dirut PDAM saat ini, menunjukkan bahwa terdapat 82% pelanggan PDAM Surabaya telah menikmati aliran air selama 24 jam dengan tekanan lebih dari 2 meter (0,2 atm). Terdapat 11% pelanggan yang telah menikmati air selama 24 jam dengan tekanan 2 meter atau kurang. Terdapat 7% pelanggan yang menikmati air PDAM dengan bantuan pompa di rumah masing-masing. Ini tidak bisa dilepaskan dari pertemuan management sparring partner dengan dirut PDAM tahun lalu tentang bom waktu PDAM yang diselesaikan dengan kenaikan tarif.

Apa arti data itu? Manajemen PDAM saat ini melakukan eksekusi untuk mencapai tahapan 7/24 dengan sub tahapan 2/24. Ini adalah angka yang paling rasional dengan sumber daya yang ada selama ini. Dengan tekanan 2 meter air sudah bisa mengalir lancar di kamar mandi lantai satu rumah para pelanggan. Prestasi PDAM kini sudah berada pada angka 82%. Sebuah pencapaian yang merupakan hasil kerja keras PDAM mengeksekusi rencana jangka panjangnya sejak dicanangkan pada tahun 2018. Walau air belum bisa mengalir ke kamar mandi lantai 2.

Salah satu hambatan yang dulu ditakutkan oleh PDAM dengan meningkatkan tekanan air di pipa distribusi adalah tingkat kebocoran air  yang juga terkerek naik tinggi. Tapi ketakutan ini ternyata bisa diselesaikan dengan pekerjaan peremajaan pipa yang dilakukan terus menerus. Tahun 2023 PDAM telah melakukan peremajaan pipa berbagai ukuran sepanjang lebih dari 115 km. Maka, tingkat kebocoran air pun bisa dikatakan tidak naik.

&&&

Jangan pernah lelah mencapai visi. Jangan pernah berhenti mencapai visi. Itulah poin penting yang saya tekankan saat pertemuan management sparring partner dengan dirut PDAM beberapa waktu lalu. Masih panjang langkah PDAM untuk menjadi perusahaan penyedia air minum perkotaan sekelas Singapura, London, New York, Tokyo dan sebagainya. Jangan melihat panjangnya perjalanan. Nanti akan membuat putus asa.

Yang perlu terus dijaga adalah selalu adanya pergerakan menuju visi. Nah, tahun 2023 PDAM sudah membelanjakan Rp 235 miliar untuk mencapai visi. Di samping melakukan peremajaan pipa distribusi sebagaimana di atas, PDAM juga melakukan penggantian sekitar 50 ribu  unit meteran air pelanggan, dan menambah jaringan pipa distribusi. Belanja modal PDAM itu kurang lebih sama dengan laba tahun 2023.

Bagaimana tahun 2024? Celakalah orang yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Celakalah orang yang tahun ini tidak lebih baik dari tahun kemarin. Prinsip yang berasal dari konten sebuah hadits itu tepat sekali jika dipegang oleh manajemen perusahaan beromzet bilangan triliun itu.

Ada 4 tingkatan sebuah perusahaan berdasarkan pertumbuhannya. Pertama adalah tingkatan sapi perah yaitu perusahaan yang belanja investasinya nol atau hampir nol karena seluruh atau  hampir seluruh laba diambil sebagai dividen oleh pemegang sahamnya. Kedua adalah puasa yaitu perusahaan yang menggunakan seluruh atau hampir seluruh  labanya untuk kebutuhan investasi sehingga sama sekali tidak membagikan dividen atau membagikan dividen dengan persentase kecil sekali. Ketiga adalah berani utang yaitu perusahaan yang membelanjakan uang untuk investasi sekitar dua kali laba. Perusahaan tidak membagi dividen atau membagi dividen dalam persentase kecil seraya menambah utang untuk bisa berbelanja modal 2x laba. Keempat adalah scale up yaitu perusahaan yang menggelontorkan belanja modal lebih dari 5x laba. Caranya adalah dengan laba ditahan, utang dan menerbitkan saham baru baik melalui lantai bursa (IPO, rights issue) maupun private placement.

Pertemuan management sparring partner dengan dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Arief Wisnu Cahyono untuk membicarakan isu-isu stratejik perusahaan.

Neraca prognosa tahun 2023 PDAM menunjukkan bahwa ekuitasnya adalah Rp 1,66 triliun. Sementara kewajibannya adalah Rp 280 miliar. Dengan demikian rasio utang terhadap ekuitas (DER, debt to equity rasio) adalah 0,17. Kecil sekali. Bandingkan misalnya dengan PUB, si “PDAM Singapura” yang DER nya 0,51.

Apa akibat dari DER yang kecil? Bagi sebuah perusahaan, DER kecil berakibat imbal hasil ekuitas (ROE, retur non equity) kecil. Juga berakibat imbal hasil atas investasi para pemegang saham (ROI, return on ivestement) rendah. Dan yang lebih stratejik pencapaian visi juga akan berjalan sangat lambat.

DER terlalu rendah berakibat ROE dan ROI kecil. Meningkatkan DER akan meningkatkan ROE dan ROI. Tapi meningkatnya DER juga akan meningkatkan risiko. Pertanyaannya, berapa DER  yang tepat. Tidak terlalu rendah sehingga mengakibatkan ROE dan ROI juga rendah. Mengakibatkan perusahaan jalan ditempat dalam mencapai visi. Tidak terlalu tinggi sehingga risikonya juga terlalu tinggi. Angka yang tepat dengan batasan tersebut adalah DER 1. Artinya, utang seimbang dengan ekuitas.

Jika misalnya tahun 2024 PDAM memperoleh laba Rp 250 miliar maka ekuitas akhir tahun akan berada pada posisi sekitar 1,91 triliun. Dengan posisi utang akhir tahun 2023 Rp 280 miliar PDAM masih aman untuk menambah utang sebesar Rp 1,63 triliun. Jika ini direalisasikan, maka PDAM akan makin cepat mencapai visi. Makin cepat menjadi perusahaan air minum modern. Menjalani tahun 2024 jauh lebih baik dari pada tahun 2023.

&&&

Tahun 2000 saya pertama kali pergi ke Malaysia melalui Singapura. Saya menempuh perjalanan darat dengan bus dari Johor Bahru ke Pulau Penang untuk mendatangi seorang kawan Malaysia yang menjadi dosen di USM. Ketika itu saya benar-benar kagum. Bagaimana bus nyaris tidak pernah mengerem dengan kecepatan stabil sekitar 100 km per jam. Perjalanan yang benar-benar nyaman karena dari Johor sampai Pulau Penang sepenuhnya ditempuh melalu jalan tol.

Bertahun-tahun saya menyimpan kekaguman. Kekaguman yang mengandung keminderan. Minder mengapa bangsa besar bernama Indonesia ini tidak mampu membangun jalan tol seperti di negeri jiran itu. Bahkan kita juga tidak mampu memiliki kereta api bawah tanah seperti negeri jiran. Tidak memiliki LRT seperti negeri jiran. Alhamdulillah hari ini saya sudah tidak minder lagi. Jalan tol, MRT dan LRT telah dimiliki negeri ini. Bahkan kini ada kereta api cepat yang belum dimiliki oleh negeri jiran.

PDAM Surya Sembada: Tidak berhenti bergerak mencapai visi.

Nah, dalam hal air minum, sampai saat ini kita masih kalah dengan negeri jiran. Air kran di rumah warga negeri jiran sudah bisa langsung diminum. Kita belum. Kapan kita bisa? PDAM Surya sembada sudah mencanangkannya dalam visi. Tinggal eksekusinya yang perlu dipercepat. PDAM mesti berada pada tingkatan ketiga dalam pertumbuhan  perusahaan untuk mencapai visi. Menjaga DER nya pada angka 1. Menuntaskan PDAM Surabaya sebagai perusahaan air minum Modern. PDAM Surya Sembada bisa!

Artikel ke-436 karya Iman Supriyono ini ditulis kantor SNF Consulting Jakarta, Menara BCA Grand Indonesia Lantai 50#5088 Jl. Thamrin no. 1 Jakarta pada tanggal 3 Januari 2024.

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

5 responses to “Menuntaskan PDAM Sebagai Perusahaan Air Minum Modern

  1. Entografi saya kira ilmu baru ternyata typo.
    “Jangan melihat panjangnya perjalanan. Nanti akan membuat putus asa.” nice quote untuk mengawali awal tahun baru terutama yang belum apa2 sudah menyerah.
    terima kasih tulisannya

  2. Pak Iman,
    Bila kita ingin melakukan scale-up dengan cara akuisisi, namun Dana yang kita punya belum bisa melakukan akuisisi penuh, apa yang bisa dilakukan dengan dana tersebut?

  3. Ping-balik: Menuntaskan PDAM Surabaya Sebagai Perusahaan Air Minum Modern | Mujiaman's Blog

Tinggalkan Balasan ke Korporatisasi Batalkan balasan