Super Indo: Sejarah 158 Tahun Aholddelhaize


Agustus 2021 dunia bisnis tanah air dikejutkan oleh keputusan PT Hero Supermarket Tbk. untuk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia. Di dekat rumah saya di kawasan Mulyorejo Surabaya ada dua unit Giant supermarket yang tutup yaitu di Jalan Mulyosari dan jalan Arif Rahman Hakim. Dua gerai yang sebelumnya menjadi salah satu tempat saya dan keluarga untuk sesekali membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari pun tutup.

Menariknya, begitu tutup, lokasi bekas gerai Giant di Mulyosari kemudian berdiri Super Indo dan tetap ramai dikunjungi pembeli sampai saat ini. Padahal tidak jauh dari gerai ini dengan posisi di seberang jalan jauh hari sebelumnya telah berdiri gerai Super Indo. Kini keduanya tetap beroperasi dan menjadi tempat berbelanja yang terus ramai.

Sementara bekas gerai Giant di Arif Rahman Hakim kini berdiri Hipermart dan tetap beroperasi sampai sekarang. Superindo tidak membuka gerai di bekas Giant ini karena beberapa tahun sebelumnya telah membuka gerai di sampingnya dan ramai dikunjungi pelanggan sampai saat ini. Sesekali saya dan keluarga juga masih berbelanja di gerai ini.

&&&

Akar sejarah Superindo berawal pada tahun 1867 saat Delhaize bersaudara membuka toko grosir bahan makanan di Charleroi, Belgia dan memilih singa yang melambangkan kekuatan sebagai logo perusahaan. Tahun 1887 Albert Heijen dan istrinya membuka bisnis toko kelontong Oostzaan di Negeri Belanda sebagai cikal bakal Ahold.  Tahun 1952 Delhaize dan Albert Heijen mendirikan toko  yang mana konsumen mengambil sendiri barang-barang yang mereka beli sebagai pelopor dunia untuk bisnis yang kini dikenal sebagai supermarket. Tahun 1997 Delhaize masuk ke Indonesia melalui joint venture dengan grup Indofood dengan mendirikan Super Indo dengan logo singa. Delhaize memegang 51% saham Super Indo. Tahun 2016 mendirikan gerai Lion Express pertama di Jakarta Selatan dengan format waralaba. Tahun 2016 Ahold dan Delhaize melakukan merger membentuk Aholddelhaize sebagai pemain utama bisnis ritel makanan dunia untuk membantu pelanggan berbelanja kapan pun, dimana pun, off line maupun on line.   Kini Aholdelhaize hadir di berbagai negara dengan merek-merek Albert, Albert Heijn, Bol, Delhaize, Enafood, Etos, Food Lion, Gall & Gall, Giant, Pingo Doce, The Giant Company, Alfa Beta, Hannaford, Maxi, Mega Image, Stop & Shop, dan Super Indo dengan 7 765. Angka ini tidak termasuk gerai joint venture atau format kerja sama lain  yang mana Aholddelhaize hanya memegang saham minoritas.

&&&

Sobat pebisnis, tutupnya gerai-gerai Giant bukan berarti berakhirnya industri supermarket karena didesak oleh bisnis online. Lihatlah Super Indo yang ramai dimana-mana. Tiga gerai Super Indo di dekat rumah saya terus ramai dikunjungi pelanggan. Termasuk bekas Giant yang telah tutup ini. Masyarakat tetap membutuhkan supermarket dan Super Indo mengisi kebutuhan itu sampai saat ini.

Apakah Superindo alias Aholddelhaize sebagai raja bisnis supermarket global terdesak bisnis online? Laporan keuangan 2024 menyebut Aholddelhaize beromzet EUR 89,4 miliar alias IDR 1 601 triliun. Sepuluh persen di antaranya berasal dari penjualan online.  Labanya EUR 1.76 alias IDR 31,5 triliun. Nilai pasar saat artikel ini ditulis adalah EUR 33,73 miliar alias IDR 604 triliun.  Kampium bisnis supermarket berkantor pusat di negeri kincir angin ini tetap jaya. Tapi kejayaan tidak semudah membalik telapak tangan. Kejayaan Aholddelhaize adalah hasil proses panjang penekunan core competence bisnis lebih dari 158 tahun di berbagai negara. Hasil proses korporatisasi dari generasi ke generasi.

Artikel ke-471 karya Iman Supriyono ditulis di SNF Consulting House of Management pada tanggal 16 Maret 2025

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Baca juga:

Sejarah Bata dan Kalibata Batavile Batanagar
Sejarah Raket Yonex
Sejarah Heinekken Hadir di Indonesia
Sejarah Revlon dan Kepailitannya
Sejarah Korporasi
Sejarah Lions Club
Sejarah Hyundai versus Astra
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal
Sejarah Danone Dari Turki Usmani Hadir ke Indonesia
Sejarah Kalsiboard dan Etex Group
Sejarah Embraer si “PTDI” Brazil

Tinggalkan komentar