Revlon: Sejarah & Kepailitan


Sejarah Revlon bermula pada tahun 1910 saat Elizabeth Arden membuka sebuah salon kecantikan di Fifth Avenue, New York. Salon kecantikan yang berdiri di kawasan ritel tersebut didesain modis dengan cat warna merah menonjol. Kelak kemudian hari salon ini menjadi bagian dari Revlon melalui proses akuisisi. Tahun 1912 Elizabeth Arden merias para perempuan pembela hak pilih perempuan dengan lipstik warna merah sebagai simbol kemerdekaan dan solidaritas. Ketika itu kaum perempuan tidak punya hak pilih di pemilihan umum. Tahun 1916-17 Elizabeth Arden meluncurkan produk pertama berupa riasan mata dan rangkaian lengkap perawatan kulit serta kosmetik warna ke pasar Amerika. Elizabeth Arden  menciptakan produk ukuran perjalanan pertama. Tahun 1918 Elizabeth Arden adalah yang pertama di industri kosmetik dalam melatih dan mengirim tim demo produk dan pramuniaga perempuan  berkeliling ke konsumen. Tahun 1920 Elizabeth Arden adalah orang pertama yang menggunakan humas pribadi dan mempekerjakan kolumnis Hollywood Hedda Hopper untuk mewakili dirinya dan perusahaan. Tahun 1921 Salon Elizabeth Arden berkembang secara internasional ke London, Paris dan Nice.  Tahun 1932  Charles dan Joseph Revson bersama Charles Lachman mendirikan Revlon dan memperkenalkan cat kuku revolusioner. Tahun 1933 Elizabeth Arden adalah  yang pertama mengadakan acara radio mingguan tentang kesehatan dan kecantikan yang dikenal sebagai tutorial kecantikan. Tahun 1934 Elizabeth Arden membuka Maine Chance, spa pertama di Amerika. Tahun 1935  Elizabeth Arden meluncurkan parfum Blue Grass Fragrance. Tahun 1935 iklan Revlon pertama ditayangkan di majalah New Yorker.  Tahun 1937 Revlon memperkenalkan produk cat kuku dan mulai menjual di toko-toko dan salon kecantikan. Tahun 1939 Elizabeth Arden adalah yang  pertama menampilkan iklan kosmetik di bioskop. Tahun 1939 Revlon memperkenalkan lipstik ke dalam portofolio produk dan mempromosikannya melalui kampanye “Lips and Fingertips” yang serasi. Tahun 1946 Elizabeth Arden menjadi  wanita bisnis pertama yang menjadi sampul majalah Time. Tahun 1955 Revlon mulai berekspansi bisnis global. Tahun 1957 Revlon meluncurkan lipstik Lustrous dengan kemasan dan formula yang inovatif. Tahun 1960 Revlon menampilkan kampanye iklan “The American Look” secara global dengan model Suzy Parker. Tahun 1965 Revlon  menuai sukses dari iklan  untuk acara TV “The $64,000 Question” yang mendorong penjualan dan publisitas merek. Tahun 1965 Revlon meluncurkan pewarna rambut ColorSilk. Tahun 1966 Elizabeth Arden meninggal dunia. Tahun 1970 Revlon membuat sejarah ketika menjadi perusahaan kecantikan pertama yang menampilkan model kulit hitam Afrika-Amerika, Naomi Sims, dalam iklannya. Tahun 1970  Revlon mengakuisisi Mitchum Co. Tahun 1973 Revlon meluncurkan Charlie Fragrance  dan menjadi wewangian nomor satu dunia. Tahun 1975 Charles Revson meninggal dan Michel Bergerac mengambil alih kepemimpinan Revlon. Tahun 1985 Revlon diakuisisi oleh  MacAndrews & Forbes. Tahun 1996 Revlon go public. Tahun 2013 Revlon mengakuisisi The Colomer Group dan bersatu kembali dengan divisi produk profesionalnya yang sebelumnya pernah dijual. Merek yang ikut diakuisisi antara lain Revlon Professional, CND, American Crew dan Creme of Nature.  Tahun 2016 Revlon mengakuisisi Elizabeth Arden.

&&&

Bacalah jejak-jejak sejarah Revlon di atas dengan seksama. Tidak ada kata yang lebih tepat dari untuk mengomentarinya kecuali “luar biasa”. Sebuah perusahaan yang penuh dengan sejarah inovasi. Inovasi luar biasa dalam produknya. Inovasi luar biasa dalam program pemasaran dan iklannya. Dan itu tidak hanya terjadi pada Revlon sebagai induk perusahaan. Tapi juga terjadi pada perusahan-perusahaan yang kemudian bergabung dengan Revlon melalui  proses anorganik seperti Elizabeth Arden.

Revlon yang sedang dalam perlindungan Chapter 11

Nah, dengan sejarah yang cemerlang itu, ada berita yang justru kebalikannya. Revlon mengajukan perlindungan kepailitan Chapter 11. Di USA, Chapter 11 ini mirip dengan PKPU (penundaan kewajiban pembayaran utang)  dalam sistem hukum Indonesia. Perusahaan mengajukan penundaan pembayaran utang kepada para krediturnya di pengadilan. Sebuah tanda bahwa Revlon sedang mengalami permasalahan keuangan yang akut.

Artinya, pasca penundaan pembayaran utang itu, Revlon harus bekerja keras untuk memenuhi tenggat waktu pembayaran utang baru berdasarkan hasil Chapter 11. Jika gagal, bukan tidak mungkin Revlon akan benar-benar pailit dan sirna dari percaturan bisnis kecantikan.

Mampukah Revlon? Membaca laporan keuangannya, memang Revlon sudah menderita kerugian lebih dari lima tahun terakhir. Arus kas operasionalnya juga minus dalam 4 tahun terakhir. Ekuitasnya sudah minus. Artinya, utangnya lebih besar dari pada asetnya. Berat.

Pelajaran apa yang bisa dipetik? Bahwa masa lalu yang gemilang bukan jaminan masa kini dan masa depan yang gemilang. Revenue and profit driver (RPD) yang semula kuat bisa hilang tajinya. Dunia bisnis terus berubah. Revenue and profit driver yang semula kuat bisa sama sekali lemah tak berdaya. Setiap perusahaan dituntut untuk terus menemukan sumber-sumber keunggulan baru agar tetap eksis.

Artikel ke-376 karya Iman Supriyono ini ditulis dan dimuat di Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Agustus 2022

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Baca Juga
Simalakama Garuda, Pailit atau Korporatisasi
Waskita Beton Digugat Pailit
Kepailitan Start Up
Pelajaran Kepailitan DAJK
Tauhid Kepailitan Batavia




24 responses to “Revlon: Sejarah & Kepailitan

  1. Ping-balik: Sejarah Yonex: Rudi Hartono dan Ekspor Sepatu | Korporatisasi

  2. Ping-balik: Sejarah Bata: Kalibata Bataville Batanagar | Korporatisasi

  3. Ping-balik: Merger & Akuisisi: Transaksi RPD | Korporatisasi

  4. Ping-balik: Chiquita: Sejarah Korporasi Pisang | Korporatisasi

  5. Ping-balik: Korporasi Sepak Bola: Bali United | Korporatisasi

  6. Ping-balik: Kalsiboard : Belgia….. | Korporatisasi

  7. Ping-balik: Embraer: “PT DI” Dari Brazil | Korporatisasi

  8. Ping-balik: Mitra Keluarga Menyalip Siloam: Modal Murah 2% Per Tahun | Korporatisasi

  9. Ping-balik: Pejuang Dulu Pejuang Kini: Samudera Indonesia | Korporatisasi

  10. Ping-balik: Korporasi Nasionalis Pancasilais | Korporatisasi

  11. Ping-balik: Khao San Road: 7 Pagi 11 Malam | Korporatisasi

  12. Ping-balik: Perusahaan Yang Menua | Korporatisasi

  13. Ping-balik: Sepuluh Ribu Jam Terbang | Korporatisasi

  14. Ping-balik: Cessna 208 B: Tanjung Selor-Tarakan | Korporatisasi

  15. Ping-balik: Royalti Unilever: Gool Balasan | Korporatisasi

  16. Ping-balik: Sejarah Korporasi: Ilmu Wajib Para Founder CEO Entrepreneur | Korporatisasi

  17. Ping-balik: Roto Rooter: Korporasi Raja Mampet | Korporatisasi

  18. Ping-balik: ThyssenKrupp Cakra Nanggala | Korporatisasi

  19. Ping-balik: Manokwari: Menang Tanpa Bersaing | Korporatisasi

  20. Ping-balik: Jamaah Shalahuddin | Korporatisasi

  21. Ping-balik: Bankziziska Grameen | Korporatisasi

  22. Ping-balik: Bankziska Grameen | Korporatisasi

  23. Ping-balik: AACo dan Sapi Kurban | Korporatisasi

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s