Revenue and profit driver (RPD) bagi sebuah perusahaan rumah sakit seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. alias RS Mitra Keluarga adalah jumlah unit rumah sakit. Ekspansi artinya adalah membelanjakan kas untuk membangun baru atau mengakuisisi rumah sakit lain dengan dana lebih dari 5 x laba.
Laba tahun 2021 Mitra Keluarga adalah Rp 1,4 triliun. Scale up artinya membelanjakan kas untuk investasi dengan nilai minimal Rp 7 triliun. Artinya, jika saat ini aset Rp 6,9 triliun perusahaan mengoperasikan 26 uniit, tambahan Rp 7 triliun akan meningkatkan jumlah unit sekitar dua kali lipat.
Pertanyaannya, duit dari mana? Mari kita lihat. Nilai pasar perusahaan saat ini adalah Rp 37,7 triliun. Right issue (menerbitkan saham baru) sebesar 1,4 miliar lembar (10% dari jumlah lembar saham saat ini), akan menghasilkan dana segar sekitar Rp 3,8 triliun. Yang menarik, investor hanya menuntut ROI 2,9%. Bagi Mitra Keluarga, 2,9% ini adalah cost of capital. Artinya, Mitra bisa memperoleh dana Rp 3,8 dan investor hanya membutuhkan imbal hasil 2,9% per tahun dari dana itu. Murah sekali kan? Inilah hasil menguangkan intangible asset. Dana Rp 3,8 triliun itu hanya akan dicatat sebagai saham sebesar Rp 280 miliar. Sisanya yaitu Rp 3,250 trilun akan menjadi agio saham. Kedudukannya sama dengan laba ditahan. Cermin penghargaan investor terhadap intangible asset perusahaan.
Untuk scale up (Rp 7 triliun) masih kurang Rp 3,2 triliun. Dari mana? Urang Mitra saat ini adalah Rp 936 miliar. Jika menambah utang Rp 3,2 triliun, utang akan menjadi 4,1 triliun. Ekuitas saat ini Rp 5,9 triliun. Setelah rights issue akan menjadi Rp 9,7 triliun. Artinya, utang Rp 3,2 triliun hanya akan menaikkan rasio utang (DER) menjadi 0,42. Masih jauh dari angka 1. Masih sangat aman.

Ikuti KELAS KORPORATISASI untuk mempelajari lebih lanjut konsep dan eksekusi materi di artikel ini
Dengan kombinasi antara penerbitan saham dan utang di atas, berarti Mitra telah menerapkan konsep gergaji korporatisasi dari SNF Consulting. Menjaga angka rasio utang aman dengan saling bergantian antara penerbitan saham baru dan penambahan utang. Hasilnya untuk scale up. Bisa paduan antara mendirikan unit sendiri dengan mengakuisisi rumah sakit lain untuk direbranding menjadi RS Mitra Keluarga. Jika ini dilakukan tahun depan, maka Mitra akan langsung mendahului Siloam. Menjadi rumah sakit swasta terbesar. Mendapatkan crowding efffect di mata konsumenmaupun carrer choice effect di mata kandidat SDM terbaik khususnya para dokter terbaik. Mitra Keluarga, maukah scale up? Maukah tancap gas?
Artikel ke-388 karya Iman Supriyono ini ditulis di SNF Consulting House of Management pada tanggal 3 November 2022
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
Atau ikut KELAS KORPORATISASI
Baca juga
Korporasi Raket Yonex
Sejarah Heinekken Hadir di Indonesia
Sejarah Revlon dan Kepailitannya
Sejarah Korporasi
Sejarah Lions Club
Sejarah Hyundai versus Astra
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal
Sejarah Danone Dari Turki Usmani Hadir ke Indonesia
Ping-balik: Perusahaan Yang Menua | Korporatisasi
Ping-balik: Entrepreneur: Memulai, Visi Besar &Perceraian | Korporatisasi
Ping-balik: Cokroaminoto – Zara: Jalan Sunyi Para Pebisnis | Korporatisasi
Ping-balik: Daun Jati: Puluhan Tahun Kerja Keras | Korporatisasi
Ping-balik: Tumbuh Eksponensial Ala Hermina | Korporatisasi
Ping-balik: “Terpaksa” Waralaba | Korporatisasi