Harvard University Versus Presiden Trump


Harvard University sedang menghadapi kebijakan presiden Trump yang tidak menguntungkan. Bantuan pemerintah ke kampus berbadan  hukum non profit corpoation dihentikan. Yang terbaru lisensi untuk menerima mahasiswa asing dicabut. Memang kemudian kampus melakukan pembelaana hukum di pengadilan. Paling tidak untuk sementara, keputusan pengadilan berpihak kepada Harvard.

Pertanyaannya, mengapa Harvard sangat percaya  diri menghadapi kebijakan presiden? Mari kita lihat dari kaca mata finansial. Bagaimana sesungguhnya kekuatan kampus yang berdiri tahun 1636 itu?

Dalam laporan keuangan resmi tahun 2024, biaya operasional adalah USD 6,4 milar alias IDR 104 triliun. Biaya sumber daya manusia menyedot 52% angka tersebut. Porsi terbesar kedua adalah pembayaran jasa dari pihak luar sebesar 14%. Biaya macam-macam selain 2 itu menyedot 34%.

Total pendapatan adalah USD 6,5 miliar alias IDR 106 triliun. Ada surplus sekitar IDR 2 triliun.  Sumber pendapatan dari uang kuliah mahasiwa berkontribusi 21% dari total pendapatan kampus. Hasil investasi dana abadi (endowment fund) berkontribusi 37%.  Jauh lebih besar dari pada uang kuliah mahasiwa. Sponsor dari pemerintah federal hanya berkontribusi 11% dari total pendapatan. Donasi langsung dari berbagai pihak berkontribusi 8%. Sponsor non pemerintah berkontribusi 5%. Lain-lain di luar yang telah disbut berkontribusi 18%.

Kontributor terbesar adalah dari hasil investasi dana abadi. Berapa nilai dana abadi Harvard? Per 30 juni 2024 adalah USD 53,325 miliar alias IDR 867 triliun. Dengan demikian return on ivestment (ROI) dari seluruh portofolio investasi adalah sekitar 5 sampai dengan 5,5% dari nilai pasar.

Andai pemerintah federal menghentikan sponsornya, Harvard akan kehilangan 11% dari pendapatan yaitu sebesar IDR 11,6 triliun. Karena pendapatan tahun 2024 masih surplus (laba secara akuntansi) sebesar IDR 2 triliun, penghentian sponsor dari pemerintah akan berakibat Harvard mengalami defisit (rugi) sebesar IDR Rp 9,5 triliun.

Apakah itu bahaya? Semuanya akan aman apabila Harvard mampu melakukan efisiensi 9%. Apakah efisiensi sebesar ini begitu sulit bagi Harvard? Dari berbagai berita media, sikap Harvard yang kokoh mnghadapi kebijakan pemerintah menunjukkan keyakinan mereka terhadap prinsip dasar “veritas” yang bermakna kebenaran. Keyakinan ini secara finansial bisa dibaca bahwa mereka yakin kampus akan mampu menanggung risiko andaikan dana sponsor dari pemerintah benar-benar dihentikan.

&&&

Apa pelajaran bagi kita khususnya para pengelola pendidikan? Yang paling pokok adalah kekuatan endowment fund alias dana abadi alias dana wakaf. Dana wakaf yang diiinvestasikan ke berbagai perusahaan harus menjadi pilar utama kekuatan keuangan institusi pendidikan. Apalagi kita berada pada negara yang senasib dengan negara di mana Harvard berada: rasio pajak rendah. Hanya belasan persen. Berbeda dengan negara-negara Eropa yang mendekati 50%. Masyarakat kita pasti akan menolak jika pajak dinaikan sampai rasio pajak 50%.

Jadi kampus dan lembaga pendidikan mana pun harus serius dalam memupuk dana abadi alias dana wakaf. Sumbernya adalah sumbangan alumni, orang tua mahasiwa dan masyarakat luas sebagai bentuk dukungan terhadap misi pendidikan yang memang berwatak sosial. Wakaf adalah pengokoh jati diri sosial lembaga pendidikan. Jika belum mau menyumbang, artinya orang-orang belum mengakui watak sosial sebuah lembaga pendidikan. Sobat insan pendidikan, sudahkah masyarakat mengakui watak sosial lembaga pendidikan tempat Anda berkarya?

Artikel ke-477 karya Iman Supriyono ditulis ditulis di teras masjid Al Falah Surabaya selepas sholat ashar tanggal 25 Mei 2025.

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Baca juga:
Hayyu x ACR: Perusahaan Dakwah
Kumowani: Blunder Nazir Sebagai Start Up
ACR X Hayyu: RUPS dan Dividen Pertama
Wakaf ACR: Fulbright Dari Timur
Wakaf Korporat: Model Bisnis Sociopreneur
Wakaf Uang
RPD: Peredam Risiko Investasi Wakaf
Wakaf Agar Rp 10 T Tidak Melayang Tiap Tahun
Wakaf Alumni: Sahabat di Sekolah Sahabat di Surga
Kesalahan Wakaf Saham dan Perbaikannya
Konversi Kotak Infaq ke Kotak Wakaf
Wakaf Modern: Keabadian Amal dan Pertumbuhan Ekonomi
Penyesalan Pemilik Aset
Investee Wakaf Berkualitas
Beasiswa LPDP: Dana Abadi atau Dana Menguap?
Hayyu x ACR: Perusahaan Dakwah
Peredam Risiko Investasi Wakaf
Wakaf Modern Untuk Keabadian Amal dan Kemerdekaan Ekonomi
Konversi Kotak Infaq ke Kotak Wakaf
Kesalahan Wakaf Saham Dan Perbaikannya
Wakaf Untuk Beasiswa: Fulbright Dari Timur
Wakaf Moncer dengan Puasa Infaq
Wakaf Para Alumni untuk Adik Kelasnya
Wakaf Agar Rp 10 Triliun Tidak Melayang Tiap Tahun
Wakaf Uang
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal

One response to “Harvard University Versus Presiden Trump

  1. Ping-balik: Yayasan Versus Perkumpulan: Sekolah Kampus Ikatan Alumni | Korporatisasi

Tinggalkan komentar