Gara-gara Cristiano Ronaldo (CR), Coca Cola Kehilangan Rp57 T. Bikin Coca-Cola Rugi Rp57 Triliun di Piala Eropa 2020, Cristiano Ronaldo Bisa Kena Hukuman. Video Aksi Cristiano Ronaldo yang Bikin Coca-Cola Rugi Rp 57 Triliun. Aksi Ronaldo Geser Botol Soda Viral, Coca Cola Rugi Rp57 Triliun. Cristiano Ronaldo snub wipes billions off Coca Cola’s market value. Coca-Cola Rugi Rp57,2 Triliun Gara-Gara Tindakan Cristiano Ronaldo. After Cristiano Ronaldo snub, Coca-Cola lost $4 billion. Itulah judul-judul berita terkait aksi Cristiano Ronaldo menggeser botol Coca Cola. Berturut-turut dari cnnindonesia.com, bola.okezone.com, bola.kompas.com, merdeka.com, theguardian.com, bisnis.com, dan indianexpress.com.

Berita-berita itu mengandung kesalahan logika yang fatal. Logika bisnis dan logika matematika secara umum. Dimana kesalahannya? Paling tidak ada dua kesalahan. Saya akan menjelaskannya dalam bentuk poin-poin.
- Coca-cola adalah sebuah perusahaan yang sahamnya tercatat di New York Stock Exchange dengan kode KO. Pada jam transaksi, harga saham terus-menerus mengalami fluktuasi sebagai akibat dari transaksi di lantai bursa. Di luar jam transaksi, harga yang dicatat adalah harga transaksi terakhir.
- Saat saya menulis artikel ini, waktu New York adalah pukul 19.36, Rabu, 16 juni 2021 bertepatan dengan pukul 06.36 Kamis, 17 Juni 2021. Dengan jam New York tersebut, maka transaksi di lantai bursa sudah tutup. Dengan demikian, harga saham USD 54,67 yang tercatat saat saya menulis artikel ini adalah harga transaksi terakhir sebelum NYSE tutup pada pukul 16.00 waktu setempat.
- Harga terbentuk dari proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Semua pihak yang memiliki saham Coca Cola (KO) dan ingin menjual menampilkan penawaran harga beserta jumlah lembar saham yang akan di jual di papan elektronik. Semua pihak yang berminat membeli saham KO menampilkan jumlah lembar yang ingin dibelinya beserta harga yang diinginkannya pada papan elektronik. Transaksi otomatis akan terjadi jika ada penawaran penjual yang cocok dengan permintaan pembeli.
- Jika ada penawaran maupun permintaan dengan harga yang sama, berlaku hukum first in first out. Siapa yang pasang harga terlebih akan mendapatkan prioritas transaksi lebih dulu.
- Nah, maka, pembentukan harga terjadi atas bertemunya antara penawaran dan permintaan. Supply and demand. Para calon penjual menawarkan berdasarkan berbagai pertimbangan berbagai variabel sesuai dengan kondisinya masing-masing. Para calon pembeli mendaftarkan permintaan berdasarkan pertimbangan berbagai variabel sesuai dengan kondisi masing-masing.
- Lalu apa hubungannya penyingkiran KO terhadap harga saham perusahaan tersebut. Fakta yang memang terjadi, beberapa waktu setelah aksi penyingkiran itu, terjadi penurunan harga saham KO. Ini adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
- Lalu, apakah benar bahwa aksi CR itu berakibat pada penurunan harga saham KO? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab kecuali dengan riset statistik. Caranya, para penjual dan pembeli di NYSE pada rentang waktu tertentu setelah tindakan CR harus disurvei. Karena daftar penjual dan pembeli semua tercatat di data NYSE, maka survei bisa dilakukan dengan metode random sampling. Dengan demikian akurasinya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
- Lalu bagaimana berita-berita di atas yang menyatakan bahwa CR begitu hebatnya sampai mampu menggoyang saham KO? Nah, mereka semua membuat kesimpulan tanpa analisis statistik. Kesimpulan tanpa dasar. Kesimpulan itu tidak berbeda dengan kesimpulan ini: Harga saham KO rontok akibat seekor kucing kencing di halaman rumah saya. Faktanya memang benar bahwa setelah seekor kucing kencing di halaman rumah saya harga saham KO turun. Tetapi, untuk menyimpulkan bahwa apakah kencingnya kucing berpengaruh terhadap harga saham KO perlu dilakukan survei langsung kepada para investor yang bertransaksi di NYSE sesuai dengan metode statistik yang standar. Tanyai mereka langsung melalui survei apakah benar bahwa keputusan mereka menjual saham itu diakibatkan oleh aksi CR. Lalu lakukan penarikan kesimpulan sesuai standar statistik.
- Maka, jika kesimpulan bahwa aksi CR berakibat rontoknya saham KO tanpa riset statistik merupakan sebuah kesalahan. Inilah kesalahan pertama.
- Kesalahan kedua adalah penyebutan bahwa turunnya saham merupakan kerugian bagi KO. Ini tidak benar karena yang dicatat di NYSE adalah transaksi saham di pasar sekunder. Bukan pasar primer.
- Pasar primer adalah pasar yang terbentuk ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham baru, baik saat pra IPO, saat IPO, maupun setelah IPO. Pasar primer inilah yang berefek kepada kinerja KO. Ketika harga saham jatuh, perusahaan akan sulit menerbitkan saham baru karena calon investor akan membandingkan harga saham primary market ini dengan saham yang ada di pasar
- Pasar sekunder adalah pasar yang terbentuk diantara para pemegang saham. Harga pada pasar sekunder terbentuk dari transaksi antara para investor. Uang mengalir dari investor yang membeli saham kepada investor yang menjual saham. Maka, naik turunnya saham di lantai bursa sama sekali tidak ada hubungannya dengan KO sebagai sebuah perusahaan karena KO tidak ada rencana menerbitkan saham dalam waktu dekat ini. Jadi salah jika dikatakan KO rugi sekian triliun akibat tindakan CR. Naik turunnya market value KO akibat transaksi sekunder sama sekali tidak ada hubungannya dengan kinerja keuangan KO sebagai sebuah perusahaan.
- Dengan penjelasan di atas, bagaimana pendapat Anda tentang judul-judul berita di awal tulisan ini? Sudah tahu kesalahan mereka kan?

Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI
Baca juga:
Giant Tutup: Menemukan kembali RPD
Korporatisasi perusahaan keluarga
Korporatisasi menghindari pseudo CEO
Waskita Beton digugat pailit: anak sakit induk sakit
Harapan BSI, nyata atau fatamorgana
BUMN berjamaah merger akuisisi
Wika gali lobang tutup lobang
SWF antara harapan dan belenggu
Corporate life cycle
Enam Pilar Kemerdekaan Ekonomi Umat dan Bangsa
Korporatisasi: Asal Muasal
Artikel ke-334 karya Iman Supriyono ini ditulis SNF Consulting pada tanggal 17 Juni 2021