Setiap Anda masuk atau keluar dari pesawat di tanah air, coba amati apa merek garbarata yang Anda lalui. Akan mudah untuk menemukan logo Bukaka di sana. Ya, Perusahaan yang berdiri tahun 1978 ini adalah satu-satunya produsen garbarata alias air bridge di negeri ini. Bahkan produk perusahaan yang didirikan oleh Jusuf Kalla ini juga sudah dipakai di bandara-bandara luar negeri.
Eksis sampai usia 45 tahun tentu bukan hal remeh. Mari kita lihat secara lebih rinci bagaimana kondisi stratejik dan kinerja perusahaan yang pernah delisted di lantai bursa dan kemudian listing lagi ini. saya akan menuliskannya dengan format poin-poin.
- Tugas stratejik direksi dalam sebuah perusahaan adalah bekerja keras bagaimana sebuah perusahaan makin eksis. Ukuran utama eksistensi yang baisa dipakai dalam dunia bisnis ada 4: omzet, aset, laba dan nilai pasar. Mari kita lihat kinerja Bukaka dalam empat variabel ini. Data terlama yang masih tersedia di website resmi perusahaan adalah laporan keuangan tahun 2013. Maka, saya akan melihat pertumbuhan perusahaan dengan ukuran compounded average growth rate (CAGR)
- Omzet tahun 2013 adalah Rp 1,33 triliun. Tahun 2022 adalah Rp 4,15 triliun. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan kompon (CAGR) sepanjang 9 tahun adalah 13,48%. Aset pada periode tersebut naik dari Rp 1,91 menjadi Rp 6,26 triliun alias tumbuh 14,10% per tahun. Laba naik dari Rp 82 miliar menjadi Rp 462 miliar alias tumbuh 21,18% per tahun. Nilai pasar data yang tersedia adalah mulai tahun 2015 senilai Rp 945 per lembar saham menjadi Rp 1045 per lembar saham alias tumbuh rata-rata 1,45% per tahun. Dari 4 variabel tersebut yang paling dinikmati pemegang saham adalah laba dan nilai pasar. Laba dinikmati karena bisa dibagi menjadi dividen. Tapi sudah enam tahun terakhir ini Bukaka tidak membagi dividen. Jadi investor murni hanya menikmati pertumbuhan nilai. Malangnya, nilai perusahaan hanya tumbuh 1,45% per tahun. Bahkan untuk menutup inflasi saja tidak bisa. Inflasi tahun 2022 adalah 5,5%. Jadi pertumbuhan perusahaan memang sangat minim
- Sebuah perusahaan idealnya bisa tumbuh secara eksponensial. Caranya adalah dengan melakukan scale up. Apakah selama ini Bukaka sudah melakukan scale up? Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh manajemen sepanjang tahun 2022. Bila melakukana scale up, dengan laba tahun berjalan Rp 462 miliar mestinya aset perusahaan tumbuh sebesar 5 kalinya yaitu Rp 2,31 triliun. Dengan aset awal tahun Rp 5,23 triliun harusnya aset akhir tahun menjadi Rp 7,54 triliun. Nyatanya aset akhir tahun hanya 6,26 triliun. Jadi perusahaan sepanjang tahun 2022 tidak melakukan scale up. Melihat CAGR aset di atas, bisa dipastikan perusahan tidak melakukan scale up sepanjang 9 tahun terakhir
- Hari ini nilai pasar Bukaka adalah Rp 3,84 triliun. Dibandingkan dengan nilai bukunya yang Rp 3,82 triliun maka nilai intangible asset Bukaka hanya 200 miliar. Rasio antara harga saham (nilai pasar) dengan laba hanya 6,37 kali. Artinya nilai pasar perusahaan sangat rendah. Perusahaan yang bagus nilai intangible asset berkali-kali lipat dibandingkan dengan nilai buku (tangible aset)
- Angka PER juga menunjukkan bahwa andai hari ini Bukaka menerbitkan saham baru untuk modal ekspansi, investor menuntut ROI 15,7%. ROI bagi investor adalah Cost of capital bari perusahan. Angka Bukaka tergolong sangat mahal karena sebuah korporasi sejati https://korporatisasi.com/2020/05/27/sentul-city-intangible-asset-membakar-tangible-asset/cost of capitalnya hanya 2-3%. Ini artinya di mata investor perusahaan ini tidak menarik. Salah satu faktor utamanya adalah pertumbuhan yang rendah seperti tertulis di atas.
- Aset posisi akhir tahun 2022 adalah 6,26 triliun. Laba tahun berjalan adalah Rp 473 miliar. Dengan demikian ROA adalah 7,2%. Dengan ekuitas Rp 3,82 triliun maka ROE adalah 12,4%. Angka ini cukup bagus. Dengan ROE 12,4% maka peluang Bukaka untuk mencapai nilai pasar 4X nilai buku, yaitu menjadi Rp 15,28 triliun. Jika ini terjadi maka PER akan menjadi 32. Artinya cost of capital menjadi 1/32 alias 3,1 %. Sebuah angka ideal yang bisa dicapai oleh sebuah korporasi sejati. Apa kendala utama untuk mendapatkannya? Tidak lain adalah pertumbuhan
- Mari kita lihat lebih detail tentang masalah pertumbuhan ini. Dari aset Rp 6,26 triliun, terdapat komponen investasi pada perusahaan asosiasi senilai Rp 2,3 triliun. Ini bisa disebut aset nganggur. Berinvestasi dengan memiliki saham perusahaan lain tapi dalam persentase kecil sehingga tidak bisa dikonsolidasi. Tidak meningkatkan omset, aset, laba dan nilai pasar perusahaan secara signifikan.
- Aset yang terkait langsung dengan pendapatan bernilai Rp 4 triliun. Bagaimana pendayagunaannya? Mari kita lihat lebih detail. Aset berupa fasilitas produksi perlengkapan bandara (garbarata dan sebagainya) baru terdayagunakan 57%. Aset berupa fasilitas produksi steel tower hanya terdayagunakan 19%. Aset berupa fasiltas produksi steel bridge hanya terdayagunakan 24%. Aset berupa fasiltas produksi road construction equipment baru terdayagunakan 27%. Faslitas special purpose vehicle hanya terdayagunakan 32%. Oil and gas equipment hanya terdayagunakan 66%. Dan masih banyak lagi aset yang kurang didayagunakan.
- Pendayagunaan aset rendah. Inilah masalah utama perusahaan. Dengan kondhttps://korporatisasi.com/2022/03/13/menjadi-korporasi-sejati/isi seperti ini jangan berharap perusahaan bisa melakukan scale up dengan pertumbuhan aset lebih dari 5x laba. Sedangkan aset yang ada saja tidak terdayagunakan dengan baik.
- Dengan demikian jika dikaji dari kaca mata tripod manajemen (pemasaran, keuangan dan operasional) maka bottle neck nya ada di masalah pemasaran. Nah, perusahaan perlu mengkaji ulang konsep bisnisnya secara menyuluruh. Dilanjutkan dengan mengevaluasi struktur dan funneling pemasaran. Jika tidak, Bukaka akan terus tumbuh lambat seperti saat ini. akibat selanjutnya adalah menjadi perusahaan yang menua. ini yang bahaya. Gambarannya, dari 627 karyawan Bukaka, 223 orang alias 36% berusia di atas 50 tahun. Tampak sekali tanda-tanda perusahaan yang menua. Bila pertumbuhan lambat terus berlangsung, perusahaan akan makin dipenuhi oleh karyawan berusia tua.
- Apakah masih peluang? Sangat! Sebuah contoh saja adalah produk garbarata Bukaka. Sebuah produk unggulan yang mestinya bisa dipasarkan lebih luas ke berbagai negara. Sekali lagi perlu evaluasi strategi perusahaan dan kemudian evaluasi strategi dan struktur marketing. SNF Consulting siap menjadi management sparring partner. Bukaka bisa!
Artikel ke-413 karya Iman Supriyono ini ditulis di Bandara Udara Soekarno Hatta Jakarta saat menunggu penerbangan ke Surabaya pada tanggal 17 Agustus 2023
Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi
Baca juga:
Modal Alfamart Mengejar Indomaret
Modal Murah Mitra Keluarga Menyalip Siloam
Pedal Gas Revenue and Profit Driver
RPD Sebagai Faktor Kali
RPD Sebagai Peredam Risiko Investasi Wakaf
Giant Tutup: Sulitnya Menemukan Kembali RPD
Deep Dive Sang CEO Mengamankan RPD
RPD Sebagai Salah Satu Tahap Corporate Life Cycle
Kapan hari saya ikut hadir sbg visitor di pameran konstruksi di JIEXPO. BUKAKA sudah ekspansi ke India (menggandeng perushn lokal) dan infonya lanjut eksfansi ke TimTeng dan Eropa Timur.