Investor China atau Arab?


Erick Thohir Ingin ‘lawan’ Investasi China dengan Arab-Jepang. Judul berita CNN tertanggal 26 Oktober ini membuat sepuluh jemari tangan saya gatal. Kesepuluhnya gatal semua. Gatal untuk menari-nari diatas keyboard laptop terkait pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan judul berita itu. Haruskah investor China? Mengapa tidak investor Arab? Atau Jepang? Atau Korea? Mengapa juga buka investor dari Amerika atau Barat?  Bagaimana agar negeri ini menarik bagi investor asing? Pertanyaan-pertanyaan ini nampaknya wajar. Tetapi semuanya konyol. Atau dungu. Bahkan super konyol atau super dungu.  Ikuti penjelasan ini:

IMG_20191029_075247_resize_79

Mental “membobol gawang lawan” mesti ditanamkan kepada generasi muda bangsa ini sejak dini. Itulah kenapa anak-anak saya menempuh pendidikan luar negeri sejak remaja Seperti Bung Hatta,  KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari. Insyaallah 8 anak-anak saya semua begitu.  Foto: piala prestasi akademik terbaik si sulung di Sekolah Menengah Islam Hidayah, Johor Bahru, Malaysia

  1. Investasi dalam skala besar hanya mungkin dilakukan oleh dua jenis perusahaan. Investing company (IC) atau operating company (OC). Tentu saja yang skalanya besar.
  2. IC maupun OC disebut tumbuh pesat jika arus kas untuk investasinya jauh lebih besar dari pada laba. Atau tepatnya lebih besar dari pada kas dari operasi. Contoh perusahaan lokal yang tumbuh pesat adalah Alfamart. Perusahaan ini dalam laporan keuangan tahunannya biasa menampilkan kas untuk investasi berkali kali lipat dari pada laba. Tahun 2017 misalnya 14 kali laba. Wajar jika perusahaan ini jumlah gerainya menyamai Indomaret yang lahir 11 tahun lebih awal. Bahkan telah berekspansi ke luar negeri di Filipina. Indomaret belum.
  3. OC dan IC berinvestasi dengan cara berbeda. OC berinvestasi dengan maksud pengembangan pasar, pengembangan kapasitas produksi, atau keduanya. Misalnya adalah yang disebut pada tulisan CNN itu. Aramco akan berinvestasi membangun kilang minyak di Cilacap. Membangun kilang minyak di Cilacap bagi Aramco artinya adalah pengembangan pasar sekaligus kapasitas produksi. Kilang minyak tentu akan butuh pasokan minyak mentah. Minyak mentahnya dipasok dari sumur-sumur mereka di Saudi. Kilang minyak tidak akan dibangun jika pasarnya tidak ada. Maka bagi Aramco sesungguhnya fungsi ekspansi pasar menjadi lebih stratejik bagi dalam investasi di Cilacap tersebut
    Ekonomi ibarat sepak bola1
  4. IC berinvestasi dengan maksud mendapatkan dividen dan capital gain. Sebagai IC mereka akan masuk melalui penerbitan saham baru yang dilakukan oleh investee. Investeenya tentu saja adalah OC yang melakukan korporatisasi. OC yang menerbitkan saham baru untuk ekspansi bisnisnya. Contohnya adalah masuknya Softbank pada Tokopedia. Softbank adalah IC asal Jepang. Tokopedia adalah OC asal Indonesia.
  5. Mana yang lebih menguntungkan dari dua skema masuknya investasi asing tersebut? Skema kedua yaitu masuknya IC asing pada OC Indonesia lebih menguntungkan. Skema ini pada dasarnya adalah korporatisaasi untuk pertumbuhan OC lokal.
  6. Dengan skema kedua ini, OC lokal akan berinvestasi jauh lebih besar dari pada labanya. Laba 100 misalnya investasinya bisa 200, 500, 1000 bahkan lebih. Ini akan menyebabkan perusahaan lokal tumbuh pesat.
  7. Bahkan pertumbuhan pesat ini juga terjadi pada perusahaan-perusahaan start up lokal. Mereka terus-menerus berekspansi pasar dengan bakar uang. Uangnya berasal dari terus menerus menerbitkan saham baru. Pembeli saham umumnya adalah IC asing.
  8. Namun demikian, tidak ada investor yang tidak berharap imbal hasil. Masuknya investor berupa IC asing kepada OC lokal pun demikian. Itulah kenapa perusahaan-perusahaan start up lokal pun dikuasai investor asing.
    arab china
  9. Investor baik OC maupun IC asing ujung-ujungnya memang menguasai ekonomi nasional. menguasai pasar nasional. Oleh karena itu adalah sebuah kekonyolan apabila kita bangga dan bekerja keras untuk masuknya investor asing. Dari negara manapun itu.
  10. Lalu apakah kita harus sama sekali menolak masuknya investor asing? Tidak. Investasi itu persis seperti logika sepak bola. Pemenang bukanlah kesebelasan yang gawangnya tidak pernah dibobol lawan. Pemenang adalah kesebelasan yang membobol gawang lawan lebih banyak dari pada gawangnya dibobol lawan.
  11. Bangsa pemenang bukan bangsa yang sama sekali menolak investor asing. Bangsa pemenang adalah bangsa yang berinvestasi di luar negeri lebih banyak dari pada menerima masuknya investasi bangsa asing ke negerinya.
  12. Dengan logika itu, adanya menteri atau pejabat selevel menteri yang bertugas khusus membantu masuknya investor asing tanpa dibarengi dengan pejabat serupa yang bertugas membantu IC dan OC kita berinvestasi di luar negeri adalah konyol. Dungu.
  13. Pertanyaannya, bagaimana agar IC dan OC lokal mampu berinvestasi ke berbagai bangsa? Kita mesti memperkokoh enam pilar ekonomi. Intinya adalah ekonomi berjamaah dengan cara modern melalui korporatisasi perusahaan-perusahaan nasional didukung oleh budaya investasi seluruh masyarakatnya. Dengan demikian kedepan OC kita akan mampu berinvestasai sampai mengakuisisi perusahaan-perusahaan sejenis di luar negeri. Dananya diperoleh dari penerbitan saham baru secara terus-menerus. Pembeli sahamnya adalah IC nasional yang juga melakukan korporatisasi. IC lokal bekerja keras mengedukasi seluruh lapisan masyarakat untuk berinvestasi
  14. Hambatan paling besar dalam membangun enam pilar di atas adalah mental raja utang. Kebijakan ekonomi terkait perbankan harus dikoreksi. Selama ini kita hanya mengenal bank komersial (commercial banking) yang kerjanya menarik uang dari masyarakat lalu menyalurkannya. Masyarakat yang kelebihan uang didoronng mengutangkan uangnya. Masyarakat yang kekurangan uang didorong berhutang. Inilah kerja bank komersial.

    Logo SNF Consulting dengan tagline korporatisasi efek star

    Lakukan korporatisasi agar perusahaan Anda mampu berekspansi dengan berinvestasi di pasar berbagai negara

  15. Kebijakan ekonomi kita harus dikoreksi untuk menumbuhkan bank investasi (investment banking). Bank yang kerjanya menarik uang dari masyarakat sebagai investasi dan menyalurkannya melalui pintu investasi. Di USA investment banking tumbuh pesat.
  16. Sebagai gambaran, bank terbesar di USA adalah JP Morgan Chase yang merupakan investment banking. Asetnya USD 2,737 triliun (Rp 38 381 triliun). Dibawahnya masih ada Bank of America yang juga investment banking. Masih ada Wels Fargo yang investment banking juga. Setelah itu baru ada Citibank yang commercial banking dengan aset USD 1,958 miliar (Rp 27 457.
  17. Bandingkan di negeri ini. Total aset seluruh bank di negeri ini adalah sekitar Rp 8 ribu triliun.  Semuanya adalah commercial banking. Bank perantara utang piutang. Khas mindset raja utang. Bunga bank pun selangit. Ini yang harus diubah agar kita menjadi bangsa investor. Berinvestasi dan menguasai pasar berbagai bangsa di dunia.

    Korporatisasi terpaksa1

    Korporatisasi terpaksa: lakukan korporatisasi dengan terencana. Jangan menunggu terpaksa

  18. Kembali ke pertanyaan di atas, pilih mana, investor China, Amerika atau Arab? Sejak dulu kala USA sudah rajin berinvestasi di sini. Jepang pun demikian. China belakangan ini agak mengimbangi USA. Arab masih malu-malu. Tetapi secara keseluruhan mereka sudah terlalu banyak “membobol gawang” kita. Jadi tanpa ditarik oleh menteri atau presiden pun mereka sudah sangat rajin berinvestasi.  Mereka telah menguasai pasar negeri ini. Menguasai ekonomi negeri ini. Pilih investor China, Amerika, Jepang atau Arab? Tidak. Pilih investor Indonesia.
  19. Yang harus kita lakukan adalah sebaliknya. Membantu perusahaan-perusahaan nasional, baik IC maupun OC, untuk berinvestasi dan menguasai pasar berbagai negara luar. Menteri BUMN Erick Thohir, menteri luar negeri, kepala BKPM, presiden dan wakil presiden harus bekerja keras untuk ini. Bukan sebaliknya. Kita semua juga harus berkontribusi. Pastikan kita sudah berkontribusi untuk membangun enam pilar kekuatan ekonomi bangsa ini.  Merdeka!

Diskusi lebih lanjut? Gabung Grup Telegram  atau Grup WA SNF Consulting

*)Artikel ke-234 ini ditulis di Kota Pahlawan pada tanggal 29 oktober 2019 oleh Iman Supriyono, CEO SNF Consulting.

9 responses to “Investor China atau Arab?

  1. Saya dengar anak sulungnya bekerja di kontraktor Meikarta BUMN Cina ya Cak? Bagaimana kalau si Sulung yang praktek membobol gawang lawan dengan membuka kantor konsultan di Guangzhou atau Shenzen? Just walk the talk, not only Talk and Talk.

  2. Ping-balik: Zakat Mal Era Korporasi: Menjadi Bangsa Produsen | Korporatisasi

  3. Bukannya Bank2 kita sudah mulai ya cak dengan membentuk Venture capital (Mandiri, BRI, BCA, dll) untuk mendanai start up lokal ?

    Mungkin dari sana IC dan OC kita kedepan ada harapn bisa gantian bobol gawang asing….

  4. Ping-balik: Bentoel Delisting Saat Marak IPO, Mengapa? | Korporatisasi

  5. Ping-balik: Konflik Waris: Solusi Investment Company | Korporatisasi

  6. Ping-balik: Tinggalkan Mentalitas Business Owner | Korporatisasi

  7. Ping-balik: Tinggalkan Mentalitas Business Owner - SMN Digest

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s