Starbucks Saudi: Sang Putri Menyelam


Bagi sebuah perusahaan, logo adalah sesuatu yang sakral. Logo adalah salah satu komponen utama pembentuk intangible asset.  Aset yang bisa diuangkan melalui penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana untuk ekspansi dengan biaya modal (cost of capital) 2-3 % (per tahun). Merek adalah aset utama perusahaan.

Yang menarik, makin lama merek digunakan, nilainya juga akan makin tinggi. Ini konsisten dengan konsep classical condditioning dari Ivan Pavlov yang diterapkan dalam upaya branding perusahaan. Perubahan pada atribut merek akan mengganggu pembentukan intangible asset yang dalam konsep Pavlov bermakna sebagai terganggunya jumlah pengulangan.

Tapi terkadang perusahaan tidak bisa ideal. Lihat apa yang dilakukan oleh Starbucks di Saudi Arabia. Logo putri duyung bermahkota dengan rambut terurai panjang tentu tidak akan diizinkan di Saudi. Dan Starbucks harus memilih. Mempertahankan logo dan dengan demikian tidak bisa membuka gerai di Saudi. Atau mengalah dengan tidak menampilkan si putri duyung di mereknya.

Apa pilihan perusahaan gerai kopi terbesar di dunia itu?  Pilihannya adalah mengalah. Sang putri bermahkota mengalah. Caranya? Dengan menyelam ke dalam air. Agar masih terlihat maka menyelamnya masih menyisakan mahkota khasnya. Orang tetap masih mengenali sang putri dari mahkotanya. Selebihnya adalah siluet gelombang lautan berupa garis-garis paralel.

Logo Starbusks Saudi: Sang putri duyung yang menyelam hanya terlihat mahkota di atas gelombang laut.

Dalam branding, logo ditampilkan dengan beberapa versi adalah hal biasa. Kesulitan teknis dalam aplikasi di berbagai media menuntut kreativitas. SNF Consulting, kantor konsultan tempat saya berkarya, juga menerapkan ini pada logonya. Logo asli yang panjang tidak cocok untuk profile picture pada berbagai media sosial atau WA. Maka ada logo versi profile picture untuk ini. starbucks menyikapi regulasi Saudi seperti menyikapi kesulitan teknis ini. Bukan dianggap titik mematikan. Justru memunculkan kreativitas.

Logo SNF Consulting versi thumbnail dengan latar belakang logo versi lengkap.

Hasilnya? Nilai pasar Starbucks hari ini yang USD 113,92 miliar alias IDR 1738 triliun tidak bisa dilepaskan dari strategi mereka di Saudi itu. Tampil di tempat stratejik di halaman utama Masjid Nabawi dan persis di bawah menara jam Makkah tentu tidak bisa dilepaskan dari penguatan merek itu. Padahal nilai buku Starbucks saat ini adalah minus USD 8,70 miliar alias minus IDR 133 triliun. Artinya, nilai intangible assetnya adalah USD 122,62 miliar alias IDR  1872 trliun. Artinya, jika perusahaan menerbitkan saham sebesar 10% saja hari ini, investor akan berbondong-bondong menyetor uang IDR 17 triliun dengan berharap ROI 2,9% (per tahun). Uang murah sekali bagi kerajaan sang putri bermahkota dengan terurai panjang. Anda mendapatkan pelajarannya?

Tulisan ke-402 Iman Supriyono ini ditulis di SNF House of Management, Surabaya, pada tanggal 23 Maret 2023.

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Baca Juga
RPD Starbucks: Kegagalan Yang Baik
ROI Rubuan Persen Investor Starbucks
Terpaksa Waralaba
RPD Sebagai Peredam Risiko Investasi Wakaf
RPD Sebagai Pedal Gas
Giant Tutup: Sulitnya Menemukan Kembali RPD
Deep Dive Sang CEO Mengamankan RPD
RPD Sebagai Salah Satu Tahap Corporate Life Cycle
Faktor kali alias RPD
Merger Akuisisi Sebagai Transaksi RPD
Funneling Marketing Untuk RPD

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s