Korporatisasi 100: Bayar Pajak Cuan 10 Kali Lipat


Apa imbal balik jika sebuah perusahaan membayar pajak sesuai fakta bisnis? Jawaban yang bersifat umum adalah bahwa pajak merupakan bukti kontribusi untuk negeri. Pajak adalah sumber utama pendapatan negara untuk membiayai fasilitas umum seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, keamanan, tentara dan sebagainya.

Tapi bukan hanya itu. Ada imbalan lain yang sifatnya finansial langsung. Yaitu berupa uang yang lebih besar dari pada pajak yang dibayarkan. Bagaimana caranya? Saya akan menjelaskan dengan contoh PT Midi Utama Indonesia Tbk. Tahun 2023 perusahaan pengelola ritel Alfamidi ini membayar pajak (PPH) sebesar Rp 120 miliar.

Andai tidak dibayarkan, laba ini akan meningkatkan nilai laba ditahan. Akhir tahun 2023 laba ditahan adalah Rp 1,986 triliun. Jadi, andaikan tidak membayar PPH maka laba ditahan akan menjadi  2,106 triliun. Laba ditahan adalah sumber modal untuk ekspansi perusahaan. Bagi Alfamidi yang RPD-nya adalah gerai maka laba ditahan akan dipakai untuk menambah gerai.

Tapi sumber modal bukan hanya laba ditahan. Ada juga yang berasal dari tambahan modal disetor alias agio saham. Fungsinya sama persis dengan laba ditahan. Keduanya adalah komponen ekuitas alias modal sendiri bagi sebuah perusahaan.

Akhir tahun 2023 tambahan modal disetor Alfamidi adalah Rp 1,261 triliun. Naik Rp 1,187 triliun dari akhir tahun sebelumnya yang Rp 74 miliar. Angka ini muncul karena Alfamidi menerbitkan  4 611 764 800 lembar saham pada tahun 2023. Saham tersebut bernilai nominal (nilai sesuai akta) Rp 10 per lembar. Tapi saham dibeli oleh investor dengan harga Rp 270 per lembar. Selisihnya Rp 260  adalah agio saham yang merupakan cermin penghargaan para investor terhadap intangible asset perusahaan. Rp 1,867 triliun diperoleh dari perkalian antara agio saham per lembar saham dengan jumlah saham yang diterbitkan dikurangi biaya penerbitan saham sebesar Rp 12,314 miliar.

Mengapa agio saham dihubungkan dengan membayar pajak? Karena ketika perusahaan sudah menerbitkan saham laporan keuangan mesti diaudit. Auditor Alfamidi untuk laporan tahun 2023 adalah EY. EY tentu tidak akan mau ditipu. Auditor yang bisa ditipu tidak akan lagi dipercaya oleh investor dan akan pailit. Seperti pailitnya Arthur Andersen setelah ketahuan ditipu oleh direksi Enron pada tahun 2001. Sebuah peristiwa yang mengubah dunia autiding dari adanya big five (EY, KPMG, PWC, Deloitte dan Arthur Andersen) menjadi big for (EY, KPMG, PWC dan Deloitte)

Dengan demikian saat perusahaan menerbitkan saham baru, membuat laporan keuangan yang sesuai fakta adalah sebuah keharusan. Dengan demikian pajak pun dibayar sesuai laporan yang telah diaudit. Untuk tahun 2023 Alfamidi telah membayar pajak Rp 120 miliar. Dan kemudian mendapatkan imbalan berupa agio saham 1,187 triliun alias hampir 10 kali pembayaran pajak.

&&&

Pembaca yang baik, Alfamidi adalah perusaan peringkat ke-13 dalam Korporatisasi 100. Korporatisasi 100 adalah peringkat perusahaan-perusahaan Indonesia dalam monetisasi intangible assetnya. Korporatisasi 100 adalah hasil riset SNF Consulting yang dirancang untuk menjadi agenda tahunan. Tujuannya adalah dalam rangka mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui monetisasi intangible assetnya.

Lapooran keuangan Alfamidi 2023 memberikan pelajaran penting bagi para pelaku bisnis. Bahwa membayar pajak sesuai fakta adalah sesuatu yang sagnat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin tumbuh eksponensial melalai monetisasi intangible assetnya. Ikuti selengkapnya data 100 perusahaan terbaik dalam monetisasi intangible assetnya melalui semunarnya pada tanggal 1 Agustus 2024 ini di Jakarta.

Artikel ke-457 karya Iman Supriyono ditulis di Kabin pesawat Airbus 320 dalam penerbangan Jakarta Denpasar pada tanggal 24 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar peluncuran Korporatisasi 100Korporatisasi 100 adalah seminar peluncuran hasil riset SNF Consulting tentang monetisasi intangible asset.

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Sandi Versus Buffet: Entrepreneur Masuk Politik?


Dalam sebuah kesempatan, Sandiaga Uno mengakui bahwa Warren Buffet adalah gurunya dalam berinvestasi. Dengan ilmu dari Warren Buffet, alumni George Washington University itu mendirikan Saratoga pada tahun 1991 bersama Edwin Soeryadjaya. Kini Saratoga adalah perusahaan investasi terdepan di Indonesia.

Warren Buffet mulai membeli saham Berkshire Hathaway pada tahun 1962. Tahun 1965 mulai pegang kendali Berkshire Hathaway. Tahun 1970 mulai memegang posisi segai Chairman raksasa investasi tersebut. Saat ini, pebisnis  umur 93 tahun tersebut  masih menjadi chairman dan CEO Berkshire Hathaway.

Apakah Sandi benar-benar berguru kepada Buffet? Pendiri Saratoga tersebut mundur dari posisi direktur utama (di USA setara dengan CEO) pada tahun 2015. Saat itu aset Saratoga adalah Rp 16,7 triliun, nilai pasarnya Rp 11 Triliun. Ketika itu umur Sandi adalah 46 tahun.

Bagaimana Buffet? Saat ini Buffet berumur 93 tahun dan tetap menjadi CEO dan Chairman Berkshire Hathaway. Saat ini Berkshire Hathaway memiliki aset USD 1,07 triliun setara dengan Rp 17 354 triliun. Nilai pasarnya adalah USD 956,98 miliar alias Rp 15 521 triliun. Berkshire adalah perusahaan nomor 2 dalam daftar 2000 perusahaan terbesar dunia. Urutannya didasarkan pada omzet, laba, aset dan nilai pasar.

Apakah Sandi benar-benar berguru kepada Buffet? Iya di awal. Seperti yang diakuinya. Tapi sejak tahun 2015 dia sudah tidak mengikuti lagi ajaran gurunya. Buffet masih terus fokus membesarkan perusahaan investasi yang didirikannya sampai saat ini. Sampai umur 93 tahun. Sementara Sandi sudah meninggalkan perusahaan yang didirikannya pada umur 46 tahun.

Mengapa demikian? Tentu hanya Sandi yang tahu alasan persisnya. Tapi bagi bangsa ini, tahun 2015 itu kita kehilangan harapan agar negeri ini memiliki perusahaan investasi raksasa seperti Berkshire Hathaway. Mengapa? Tidak mudah untuk menjadi orang yang memiliki keahlian investasi seperti Sandi. Sandi pun bekerja keras 18 tahun sejak tahun 1997. Kerja keras itu berbuah aset Rp 16,7 triliun.

Sepertinya sandi sudah merasa cukup dengan pencapaian itu. Meninggalkan Saratoga untuk masuk dunia politik sampai saat ini. Mungkin Sandi mengharap bisa berkontribusi lebih banyak buat negeri ini melalui dunia politik. Masalahnya, siapa yang akan mengambil peran seperti Buffet dalam ekonomi Amerika Serikat? Membangun kekuatan investor yang powerfull untuk menjadikan negerinya adidaya.

Di balik kekuatan ekonomi USA yang sampai saat ini tetap nomor 1 di dunia adalah perusahaan-perusahaan investasi. Dari 20 perusahaan investasi dengan aset kelolaan terbesar dunia, 16 diantaranya berasal dari USA. Yang terbesar adalah Blackrock dengan aset kelolaan sekitar Rp 150 ribu triliun.

Blackrock didirikan oleh Larry Fink tahun 1988 di USA. Hanya selisih 9 tahun dengan Saratoga. Saat ini sang pendiri, Larry Fink tetap menjadi CEO saat usianya sudah 71 tahun. Setia membesarkan perusahaan yang didirikannya sampai kakek-kakek. Sama dengan Buffet yang bahkan sudah kakek-kakek banget. Tidak masuk politik.

Perusahaan-perusahaan investasi itulah yang menjadi pendukung ekspansi perusahaan-perusahaan USA dalam melakukan korporatisasi. Ada 616 dari 2000 perusahaan terbesar dunia dalam hal omzet laba aset dan nilai pasar berasal dari USA. Padahal 2000 perusahaan itu berkontribusi 50% PDB dunia. Berkontribusi separuh terhadap produksi barang dan jasa dunia. Indonesia hanya menempatkan 9 perusahaan di daftar itu.

Sobat entrepreneur pendiri perusahaan, siapa guru Anda? Sebagai pendiri, Anda mau seperti Sandi atau Buffet? Mau berkontribusi untuk kekuatan ekonomi RI menjadi kelas dunia seperti Buffet dan Larry Fink berkontribusi terhadap kekuatan ekonomi USA? Atau seperti Sandi yang meninggalkan perusahaan yang didirikannya untuk masuk kontestasi politik? Meninggalkan dunia bisnis dengan harapan “berkontribusi lebih” di dunia politik? Membiarkan negeri ini kalah dalam kekuatan bisnis dengan Singapura yang menempatkan 10 perusahaan di Forbes 2000? Membiarkan negeri ini kalah dengan Israel yang menempatkan 12 perusahaan di 2000 perusahaan terbesar dunia? Tidak!

Artikel ke-456 karya Iman Supriyono ditulis di Surabaya pada tanggal 23 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar peluncuran Korporatisasi 100. Korporatisasi 100 adalah seminar peluncuran hasil riset SNF Consulting tentang monetisasi intangible asset.

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Korporatisasi 100: Forbes 2000 dari Indonesia


Tanggal 1 Agustus 2024, bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta digelar peluncuran Korporatitasi 100. Hajatan SNF Consulting ini direncanakan untuk digelar secara rutin tiap tahun. Apa itu Korporatisasi 100? Mengapa harus ada Korporatisasi 100?  Mengapa tidak cukup dengan Forbes 2000? Mengapa tidak cukup dengan Fortune 500? Apa nilai strategisnya bagi dunia bisnis negeri ini? Apa nilai strategisnya untuk pertumbuhan ekonomi negeri ini? Tulisan ini akan mengupasnya dalam format poin-poin. Silakan menyimak.

  1. Forbes 2000 adalah ranking 2000 teratas perusahaan-perusahaan terbuka global berdasarkan omzet, laba, aset dan nilai pasar.  Fortune 500 adalah ranking 500 teratas omzet perusahaan-perusahaan dunia, baik yang tercatat atau tidak. Nah, keduanya bersifat hasil akhir.
  2. Bagi negara-negara maju, perusahaan-perusahaan dari negeri mereka yang masuk dalam daftar baik Forbes maupun Fortune adalah sebuah etalase prestasi. Hasil akhir dari proses panjang korporasi perusahaan-perusahaan tersebut dalam melakukan proses korporatisasi. Rajanya adalah USA. Lebih dari 616 dari 2000 perusahaan dalam daftar Forbes berasal dari USA. Itulah hasil akhir dari proses panjang perusahaan-perusahaan USA dalam melakukan proses korporatisasi paling tidak dua abad terakhir.
  3. Bagaimana untuk negara sedang berkembang atau sedang tumbuh seperti Indonesia? Melihat hasil akhir bisa membuat kita putus asa. Jauh sekali untuk mengejar USA. Bahkan Korea Selatan pun.  Putus asa membuat kita tidak menghargai arti proses panjang.
  4. Mari kita melihat daftarnya. BRI, Bank Mandiri, BCA, Telkom, BNI, Bayan Resources, Chandra Asri Petrochemical, Amman Mineral Internasional, dan Adaro Energi Indonesia adalah 9 perusahan Indonesia yang masuk daftar Forbes 2024.  Pemeringkatan diambil dari laporan keuangan 2023. Jadi RI berkontribusi 9 dari 2000 perusahaan terbesar dunia. Berkontribusi 0,49% dari daftar itu.
  5. Mari kita bandingkan dengan negeri lain. Singapura berkontribusi 10 perusahaan. Malaysia 9 perusahaan. Israel  12 perusahaan. Korea Selatan dengan 61 perusahaan. Jangan hanya membaca jumlah perusahaan. Kaitkan dengan jumlah penduduknya. Indonesia 281 juta penduduk, Singapura 6 juta, Malaysia 34 juta, dan Israel 10 juta, Korea Selatan 61 juta. Mengapa harus dibandingkan dengan jumlah penduduk? Karena perusahaan adalah hasil karya penduduk di sebuah negara. Jelas sekali bahwa kita kalah jauh dibanding negara-negara tersebut
  6. Bagaimana mengejar kekalahan tersebut? Tentu saja harus ada percepatan. Apa ukuran percepatan? Korporatisasi 100 adalah jawabnya. Ini adalah daftar perusahaan yang dibuat oleh SNF Consulting, consulting firm tempat saya berkarya, instagram @snfconsulting. Dasarnya adalah pertumbuhan agio saham alias tambahan modal disetor (aditional paid in capital, APIC) perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menurut laporan keuangan tahun 2023.
  7. Mengapa agio saham? Paling tidak ada empat alasan. Pertama, agio saham adalah pemicu pertumbuhan eksponensial sebuah perusahaan. Secara akuntansi, agio saham adalah pemicu pertumbuhan ekuitas yang paling cepat. Modal disetor dan laba ditahan sebagai komponen ekuitas lain membutuhkan upaya panjang untuk menumbuhkannya. Tapi agio saham sifatnya langsung. Agio saham langsung  tumbuh begitu perusahaan menerbitkan saham baru baik melalui private placement sebelum IPO, IPO, maupun rights issue setelah IPO. Pertumbuhan eksponensial akan terjadi karena pertumbuhan langsung ini.
  8. Modal disetor tumbuh lambat karena sifatnya adalah angka sesuai dokumen legal dalam hal ini adalah akta perusahaan. Pertumbuhan laba ditahan juga lambat karena merupakan hasil kerja sepanjang waktu. Pertumbuhan laba ditahan dalam setahun adalah hasil kerja hari demi hari selama 365 hari. Butuh waktu panjang bagi modal disetor dan laba ditahan untuk menumbuhkan perusahaan.
  9. Tumbuh agio saham berarti tumbuh ekuitas. Tumbuh ekuitas berarti tumbuh aset. Pada perusahaan yang sehat, tumbuh aset berarti tumbuh omzet. Omzet perusahaan adalah komponen paling penting PDB sebuah negara. Total omzet 2000 perusahaan yang masuk Forbes 2000 misalnya berkontribusi sekitar 50% PDB dunia. Dengan demikian pertumbuhan langsung agio saham akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan PDB sebuah negara. Jadi Korporatisasi 100 dirancang sebagai kontribusi SNF Consulting untuk dunia bisnis negeri ini. Untuk pertumbuhan ekonomi negeri ini. Kelak jangkauan data Korporatisasi 100 didesain untuk dikembangkan secara global agar menjadi seperti Forbes 2000 maupun Fortune 500.
  10. Kedua, agio saham bersifat lebih bisa dikontrol oleh manajemen. Menerbitkan saham baru adalah keputusan internal perusahaan. Diputuskan oleh RUPS atas proposal direksi. Sementara laba adalah hasil proses upaya pemasaran untuk mendapatkan respons konsumen atau pelanggan. Diputuskan oleh direksi dengan hasil menunggu respons pasar yang bersifat eksternal. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan akibat pertumbuhan agio saham tingkat kepastian hasilnya lebih tinggi dari pada keputusan pemasaran.
  11. Ketiga, agio saham mencerminkan monetisasi intangible asset perusahaan. Merek yang terkenal, manajemen yang kuat, hubungan dengan pemasok, dan loyalitas konsumen adalah beberapa unsur intangible asset. Bertambahnya agio saham saat penerbitan saham baru adalah cermin dari monetisasi intangible asset tersebut. mengonversi intangible asset menjadi tangible asset berupa uang yang kemudian dimanfaatkan untuk belanja modal ekspansi perusahaan. Pada perusahaan yang telah menemukan revenue and profit driver (RPD), pertumbuhan aset adalah seiring dengan pertumbuhan omzet dan laba. Aset, omzet dan laba tumbuh secara bersama. Jika asetnya tumbuh eksponensial maka omzet dan laba juga demikian
  12. Keempat, agio saham adalah ukuran akan menyadarkan mereka yang menjadikan IPO sekedar sebagai keren-kerenan. Penyadaran terhadap fenomena glorifikasi IPO. IPO sekedar sebagai lipstik. Sesuatu yang sangat merugikan para investor di lantai bursa.
  13. Nah, berdasarkan empat alasan itulah maka SNF Consulting menjadikan pertumbuhan agio saham sebagai dasar pemeringkatan perusahaan dalam Korporatisasi 100. Sesuatu yang jauh lebih stratejik bagi pertumbuhan dunia bisnis dan pertumbuhan ekonomi negeri ini. Sesuatu yang seharusnya dijadikan indikator oleh para pelaku bisnis. Sesuatu yang mestinya menjadi indikator krusial bagi otoritas lantai bursa maupun otoritas pengambil kebijakan ekonomi negeri ini.

Jadi Korporatisasi 100 yang merupakan ranking 100 perusahaan teratas dalam monetisasi intangible assetnya. Dengan demikian juga perusahaan kontributor pertumbuhan ekonomi terdepan negeri ini untuk tahun ini. Sampai jumpa pada peluncuran Korporatisasi 100 tahun depan.

Berikut ini adalah daftar lengkap perusahaan Korporatisasi 100 tahun 2024…

Korporatisasi 100: ranking 1 -25. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 2 -50. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 51 -75. Sumber: Riset SNF Consulting
Korporatisasi 100: ranking 75 -100. Sumber: Riset SNF Consulting

.Artikel ke-455 karya Iman Supriyono ditulis di Surabaya pada tanggal 17 Juli 2024 dalam rangka persiapan semina peluncuran Korporatisasi 100

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi


 [IS1]

Nikmatnya Kopi Pahit


Perkenalan saya dengan kopi pahit pertama kali adalah melalui sebuah acara yang disebut coffee seminar belasan tahun lalu.  Saya bersama beberapa kawan diundang menghadiri acara itu dalam rangka promosi gerai baru jaringan gerai kopi modern asal negeri Paman Sam.

Dalam acara itu yang dihidangkan pertama kali adalah segelas kecil kopi pahit.  Ya, kopi yang diseduh dalam air tanpa tambahan apapun. Nah, pembicara menjelaskan bahwa untuk menikmati kopi pahit ini ada caranya. Pertama, sebagaimana dijelaskan oleh tuan rumah, saya mengangkat gelas dan lalu mendekatkannya ke hidung. Uap panas dari kopi persis mengenai hidung. Lalu uap panas itu pun saya hirup dalam-dalam. Kesegaran aroma kopi pun terasa melalui hirupan demi hirupan. Sebagaimana penjelasan pembicara, kopi panas hanya untuk dihirup. Setelah itu saya pun kembali meletakkan kopi panas di meja. Tanpa meminumnya seteguk pun.

Sesuai instruksi pembicara, saya mengulang ritual menghirup aroma kopi itu beberapa kali sambil terus mendengarkan pembicara yang berbagai pengetahuan tentang kopi. Pengetahuan dasar tentang kopi dan hirupan aroma kopi benar-benar merupakan paduan yang menyegarkan. Ritual minum kopi seperti ini tidak pernah saya lakukan sebelumnya.

Ritual berikutnya adalah meminum kopi. Sesuai dengan yang disampaikan pembicara, saya hanya menyeruput kopi dan menahannya di sekitar ujung lidah untuk beberapa saat. Tidak menelannya. Karena saya tidak biasa minum kopi pahit tentu saja ritual itu terasa pahit melekat di lidah. Apalagi kopinya dipanggang sampai benar-benar hitam alias over roasted. Lidah pun dipenuhi oleh pahitnya kopi untuk beberapa saat sebelum akhirnya saya menelannya sesuai instruksi pembicara.

Selanjutnya pembicara mempersilakan saya dan kawan-kawan untuk mengambil kue manis yang tersedia di meja. Saya pun menggigit sedikit ujung kue lalu mengunyahnya. Nah, melalui ritual ini lidah yang sebelumnya diliputi dengan rasa pahit kopi  terobati dengan manisnya kue. Saat inilah kenikmatan kopi benar-benar terasa.

&&&

Beberapa waktu setelah diajari menikmati kopi pahit dalam coffee seminar di atas, kantor tempat saya berkarya, SNF Consulting, menjadi konsultan manajemen untuk sebuah perusahaan gerai kopi modern. Sebagaimana layanan management sparring partner degan klien-klian lain, saya secara rutin menghadiri rapat direksi bulanan perusahaan gerai kopi modern itu.

Nah, karena ini adalah perusahaan kopi, maka saya pun terus berinteraksi dengan orang-orang kopi. Salah satu pelajaran pentingnya adalah saya menjadi terbiasa menikmati kopi pahit. Kopi yang dihidangkan hanya dengan air. Baik diseduh dengan air panas maupun dengan air dingin (cold brew). Hasilnya, saya pun menjadi penikmat kopi sejati. Maksudnya, menikmati seduhan kopi tanpa dibantu oleh gula atau apapun.  Kultur minum kopi yang sehat tanpa membebani tubuh untuk memproses gula. Bersyukur saat penyakit gula banyak menjadi penyebab kematian masyarakat.

&&&

Ketika melakukan perjalanan berkendaraan, gerai minimarket menjadi tempat istirahat yang nyaman. Setelah ke toilet, rutinitasnya adalah membuka lemari pendingin untuk menjajakan aneka minuman dalam botol. Susu, coklat, yogurt, sari buah, teh, dan macam-macam.  Nah, setelah tidak kurang dari 10 tahun terbiasa minum kopi pahit, maka hampir semua minuman yang ada di kulkas minimarket terasa kemanisan. Bahkan membuat eneg karena manisnya.

Menariknya, sampai saat ini saya belum pernah menemukan minuman dalam botol di kulkas minimarket yang berupa kopi pahit.  Jika minimarket menyediakan mesin kopi, kebutuhan kopi pahit penyegar perjalanan bisa terpenuhi. Tapi jika tidak ada, terpaksa harus mengambil kopi di rak berpendingin. Daaan…. semua kopi jadi terasa terlalu manis. Nyaris semua minuman juga terasa terlalu manis. Perkecualiannya hanya susu UHT full cream yang tersedia tanpa tambahan pemanis.

Ini sebenarnya adalah peluang bagi perusahaan fast moving consumer good (FMCG). Di jajaran perusahaan nasional ada Mayora, Grup Orang Tua, Garuda Food, Wings Food, Indofood, Kopi Kapal Api dan sebagainya. Saya bertanya-tanya, mengapa mereka tidak ada satu pun yang peduli dengan kebutuhan konsumen kopi pahit ya? Padahal belakangan kecenderungan orang untuk minum kopi tanpa gula terus meningkat seiring dengan makin banyaknya penderita penyakit gula darah.

 Peluang yang belum digarap. Semoga Mayora misalnya tertarik agar pertumbuhan omzet yang tahun 2023 hanya 2,7% bisa ditingkatkan.  Atau Garuda Food yang tahun 2023 omzetnya hanya tumbuh 4%. Atau siapa saja deh. Agar di perjalanan saya dan kawan-kawan penggemar kopi pahit tetap bisa terpenuhi kebutuhannya.

Artikel ke-454 karya Iman Supriyono ditulis di ruang tunggu Bandara Juanda pada tanggal 14 Juli 2024.

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Rokok: Kreatif Walau Dikekang


Untuk urusan kreativitas, perusahaan rokok bisa menjadi contoh. Bagaimana tidak. Rokok adalah barang konsumsi sehari hari. Fast moving consumer good. Produk yang secara tipikal sangat tergantung pada iklan. Lihatlah iklan-iklan di televisi misalnya. Hampir seluruh isinya adalah iklan FMCG.

Apa istimewa rokok sebagai FMCG? Iklannya sangat dibatasi. Sebagaimana Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, promosi rokok dengan memeragakan wujudnya adalah dilarang.  Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2005, iklan rokok di lembaga penyiaran radio dan televisi hanya dapat disiarkan pada jam 21.30-05.00 waktu setempat. Bahkan di setiap kemasan rokok harus ditampilkan gambar peringatan bahaya rokok sebesar 40% dari total luasan kemasan rokok.

Ketat sekali. Lalu, matikah industri rokok? Mari kita lihat angkanya. Dalam sepuluh tahun terakhir, omzet PT HM Sampoerna tumbuh rata-rata majemuk (CAGR) sebesar 4,45% dari Rp 75,03 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 115,98 triliun pada tahun 2023. Gudang garam pun demikian. Omzet perusahaan berbasis di Kediri ini tumbuh dengan CAGR 7,93% dari Rp 55,44 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 118,95 triliun pada tahun 2023.

Apa yang dilakukan kedua raksasa rokok negeri ini dalam iklan yang sangat dibatasi? Kata kuncinya adalah kreativitas. Sampoerna misalnya dikenal dengan iklan-iklannya yang sangat kreatif. Sama sekali tidak menunjukkan rokok atau sesuatu tentang merokok, tapi audiens tahu bahwa itu adalah iklan rokok. “How low can you go?”, “Other can only follow”, “Kita gak enakan dia seenaknya”. Ini adalah beberapa contoh iklan Sampoerna yang susah dilupakan dari memori.

Bagaimana dengan Gudang Garam? Dengan versi lain, pabrikan rokok ini juga mampu berkreasi dalam berbagai keterbatasannya. Yang terakhir adalah membangun bandara internasional di Kediri. Melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), Gudang Garam mendapatkan konsesi selama 50 tahun dari Bandara Dhoho Kediri. Tanpa banyak kata, pembangunan Bandara ini disambut positif sekali oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Bahkan juga secara nasional. Sambutan positif ini tentu saja tidak bisa dilepaskan terhadap penerimaan produk perusahaan di pasar. Memang ada arus penolakan produk rokok. Tapi penolakan itu sedikit banyak akan ternetralkan dengan peran Gudang Garam menyediakan fasilitas bandara yang mewah dan megah.

&&&

Pembaca yang baik, jangan pernah berharap kebebasan penuh dalam berkreasi. Selalu ada aturan di sana. Bahkan sering kali pembatasnya bukan aturan pemerintah. Bukan aturan eksternal. Melainkan strategi perusahaan yang sebenarnya merupakan keputusan internal.

Contohnya adalah eksekusi konsep RPD (revenue and profit driver). Jika Anda memahami siklus hidup perusahaan dan ingin tumbuh eksponensial menjadi korporasi sejati, setia pada RPD adalah keharusan. Narasinya, perusahaan gerai kopi tidak boleh membangun perkebunan kopi walaupun tiap tahun membeli ribuan ton kopi. Perusahaan ritel tidak boleh membeli ruko walaupun gerainya membutuhkan puluhan ribu unit ruko. Perusahaan kosmetik tidak boleh membuka lahan sawit walaupun butuh ribuan ton minyak sawit tiap tahun.

Tetap selalu Kreatif walau sangat dikekang.

Lalu di mana kreativitas harus diarahkan? Cara berpikirnya adalah seperti perusahaan rokok di atas. perusahaan gerai kopi misalnya silakan menuangkan ide kreatifnya untuk tumbuh secara eksponensial melalui gerai kopinya.  Kreatiflah dalam beriklan. Kreatiflah dalam menjaring pelanggan baru. Kreatiflah dalam mempertahankan pelanggan yang ada. Kreatiflah membuat program promosi saat omset menurun.  Kreatiflah dalam efisiensi operasional gerai. Kreatiflah dalam mengelola sumber daya manusia. Tapi tetap pada industri gerai kopi. Tetap pada membangun gerai kopi baru di mana-mana. Bukan membangun pabrik kopi. Bukan membuka perkebunan kopi. Bukan membangun pabrik kemasan kopi. Itulah kekangannya. Dan… mari belajar dari pabrikan rokok.  Dikekang tapi tetap selalu kreatif dan sukses. Bisa!

Artikel ke-453 karya Iman Supriyono ditulis di Surabaya pada tanggal 7 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar “Top 100 Intangible Asset Monetizing Company 2024 list”. Sebuah seminar yang membahas efek ide kreatif yang dituangkan dalam corporate marketing yang menghasilkan intangible asset untuk dimonetisasi.

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird
Kreatifitas Pakuwon City

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Lemahnya Kreativitas Korporat Pakuwon


Surabaya 11 November 1993. Ini adalah hari pertama saya bersama istri yang baru menikah 3 hari sebelumnya menempati sebuah rumah kontrakan di jalan Kejawan Putih Tambak nomor 107. Sebuah jalan kecil yang jika ada mobil berpapasan maka keduanya harus mepet ke tepi jalan. Jika tidak maka akan bertabrakan.

Untuk menuju rumah kontrakan, dari jantung kota saya harus melalui jalan Kertajaya, jalan Manyar, dan selanjutnya jalan Kertajaya Indah Timur. Ketiganya adalah jalan kembar arah barat timur sampai di bundaran ITS. Di bundaran ITS saya kemudian belok ke kiri melalui jalan Raya ITS yang berakhir pada sebuah pertigaan. Dari pertigaan jika lurus akan masuk jalan Kejawan Putih Tambak.  Jika belok kiri ke masuk jalan Mulyosari. Lokasi rumah kontrakan saya adalah sekitar 800 meter dari pertigaan di sebelah kanan jalan.

Tahun 1994 ada perkembangan menarik. Seberang jalan rumah kontrakan saya yang semula adalah lahan tambak diubah menjadi sebuah perumahan bernama Laguna View. Untuk masuk kompleks perumahan Laguna View, dari jalan raya ITS  sampai depan rumah kontrakan orang masih harus berjalan terus sejauh sekitar 200 meter sebelum akhirnya belok kiri di pintu gerbang perumahan kelas atas itu.

Beberapa tahun keberadaan perumahan Laguna View relatif tidak mengubah kondisi. Jalan Kejawan Putih Tambak  masih tetap sepi. Mobil lewat masih satu dua. Jumlah rumah yang dibangun di komplek perumahan besutan PT Pakuwon City Tbk. tumbuh lambn. Perumahan Laguna View tidak mendapatkan sambutan yang baik di pasar.

Titik balik terjadi tahun 2004 saat PT Pakuwon Jati bekerja sama dengan ITS. Jalan Raya ITS dilebarkan menjadi jalan kembar.  Pakuwon juga melebarkan jalan Kejawan Putih Tambak dari pertigaan Raya ITS Mulyosari sampai depan rumah kontrakan saya. Lalu posisi pintu gerbang perumahan Laguna View juga digeser sehingga jalan utama perumahan tersambung lurus dengan jalan Kejawan Putih tambak yang telah diperlebar. Sejak saat itu maka akses Laguna View dari jantung kota melalui Kertajaya, Manyar, Kertajaya Indah Timur, Raya ITS, dan Kejwan Putih Tambak sepenuhnya berupa jalan kembar lebar. Seiring dengan itu nama perumahan yang semula Laguna View diubah menjadi Pakuwon City.

Kreatifitas marketing Pakuwon City

Pakuwon City pun akhirnya sangat diterima pasar. Rumahnya laris manis. Mall yang dulu sepi kini ramai. Pakuwon City Mall tahap II bersama menara apartemen di atasnya pun diluncurkan bahkan saat pandemi.  Area parkir pun terus diperluas. Kini Pakuwon City Mall tahap ketiga sedang dalam proses penyelesaian juga bersama menara apartemen di atasnya. Jalan kembar Kejawan Putih Tambak tiap pagi dan sore saat orang berangkat dan pulang kerja jadi padat bahkan macet oleh mobil penghuni perumahan.

&&&

Pembaca yang baik, yang dilakukan PT Pakuwon Jati Tbk. sebagaimana saya tuliskan di atas adalah upaya marketing. Obyeknya adalah produk perusahaan. Ukuran akhirnya adalah pencapaian omzet alias penjualan. Ide kreatif dengan sedikit membelokkan jalan akses perumahan telah terbukti sukses membawa perumahan Pakuwon City menjadi seperti saat ini.

Cukupkah dengan kreativitas marketing? Tidak. Omzet hanya satu dari 4 ukuran utama perusahaan. Tiga yang lain adalah aset, laba dan nilai pasar alias market value. Perusahaan yang sukses akan tumbuh pesat secara simultan dalam keseluruhan dari 4 variabel di tersebut.

Nilai pasar Pakuwon Jati saat ini adalah Rp 18,01 triliun. Sementara nilai bukunya per 31 Maret 2024 adalah Rp 23,18 triliun. Nilai intangible assetnya minus Rp 5,17 triliun. Inilah hasil upaya corporate marketing Pakuwon Jati. Artinya, memang Pakuwon Jati sukses dengan kreativitas marketingnya. Tapi ternyata kreativitas serupa tidak terjadi pada corporate marketing. Dibutuhkan kreativitas dalam memainkan variabel-variabel corporate marketing berupa character, culture, communication, conceptualization, covenant dan constituencies yang disebut 6C. Itulah kreativitas korporat.

Artikel ke-452 karya Iman Supriyono ditulis di SNF Consulting house of management, Surabaya, pada tanggal 4 Juli 2024 dalam rangka persiapan seminar “Top 100 Intangible Asset Monetizing Company 2024 list”

Reservasi: Hubungan SNF Consulting

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra
Minusnya Nilai Intangible Asset Blue Bird

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

BAGIKAN INI:

Bluebird: Nilai Intangible Assetnya Minus


Anda kenal Blue Bird? Menurut Anda perusahaan ini bagus atau tidak? Intangible assetnya bagus atau tidak? Saya yakin Anda akan menjawab bahwa perusahaan ini bagus dengan intanggilble asset bagus.  Kecil kemungkinan Anda akan menjawab sebaliknya. Tapi bagaimanakah kenyataannya secara angka? Mari kita cermati.

Nilai pasar perusahaan taksi ternama ini saat penutupan transaksi di Bursa Efek Indonesia tanggal 1 Juli 2024 adalah Rp 3,69 triliun. Nilai buku sesuai laporan terbaru yaitu per tanggal 31 Maret 2024 adalah Rp 5,75 triliun. Secara matematis, nilai pasar adalah nilai buku ditambah dengan nilai intangible asset sebuah perusahaan. Dengan formula ini, nilai intangible asset Blue Bird adalah minus Rp 2,04 triliun.

Sesuai neraca terakhir,  si taksi biru ini memiliki uang kas sebesar Rp 1,1 triliun. Piutang usaha Rp 264 miliar. Aset tetap berupa armada dan peralatannya Rp 3.36 triliun. Aset tetap berupa tanah senilai Rp 2,07 triliun. Total aset adalah Rp 7,72 trilin. Total utang adalah Rp 1,98 triliun. Angka inilah rincian dari nilai buku sebesar Rp 5,75 triliun di atas. Aset-asetnya sangat meyakinkan. Tapi nilai intangible assetnya minus.

&&&

Apa akibat dari intangible asset yang minus? Kita bisa melihatnya dari angka Blue Bird secara lebih detail. Jumlah lembar saham yang telah diterbitkan Blue Bird saat ini adalah 2,50 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 100. Dengan demikian nilai buku per lembar saham adalah Rp 2 298.

Jika hari ini BIRD menerbitkan saham baru di pasar maka harganya adalah Rp 1 495. Misalkan saja menerbitkan 0,25 miliar lembar alias 10% dari saham beredar saat ini, BIRD akan menerima dana sebesar Rp 374 miliar. Akibat dari penerbitan saham ini adalah nilai buku perusahaan akan meningkat menjadi Rp 6,12 triliun. Tetapi karena jumlah lembar saham menjadi 2,75 miliar lembar maka nilai buku per lembar saham menjadi Rp 2 225. Mengalami penurunan sebesar 3%.  Inilah yang mengalangi BIRD untuk tumbuh pesat melalui penerbitan saham baru. Harusnya dilusi justru meningkatkan nilai buku. Tapi ini sebaliknya.

Karena halangan itu, pertumbuhan perusahaan pun terdampak. Omzet tahun 2023 adalah Rp 4,42 triliun. Bandingkan dengan omzet tahun 2015 yang Rp 5,47 triliun. Justru mengalami penurunan. Nilai pasar pun begitu. Tahun 2015 nilai perusahaan adalah Rp 28,13 triliun. Saat ini tinggal Rp 3,69 triliun. Bukannya tumbuh tapi justru terpangkas sebesar 87%.

BIRD melakukan IPO tahun 2014. Laporan keuangan menunjukkan bahwa dari IPO itu perusahaan mencatatkan nilai agio saham sebesar Rp 2,51 triliun. Agio saham adalah hasil monetisasi intangible asset perusahaan saat itu. Agio saham alias tambahan modal disetor adalah selisih antara harga penjualan saham dengan nilai nominal saham saat penerbitan saham baru yaitu IPO pada saat itu. Setelah IPO BIRD belum pernah menerbitkan saham kembali. Wajar karena penerbitan saham justru menurunkan nilai buku.

&&&

Nilai Intangilble asset adalah hasil nyata dari corporate marketing sebuah perusahaan. Minusnya intangible asset menandakan hasil corporate marketing yang justru menggerogoti book value perusahaan. Dan itu terjadi pada Blue Bird. Sebuah perusahaan yang bisa dikatakantidak ada tandinganya di bisnis taksi tanah air.

Kok bisa? Narasi berikut ini bisa memberikan penjelasan. Dalam setahun terakhir ini paling tidak sebulan sekali saya datang ke Denpasar untuk rapat direksi perusahaan klien SNF Consulting.. Dari bandara mana pun menuju kota, Blue Bird adalah favorit saya. Termasuk saat dai bandara Ngurah Rai Denpasar setahun terakhir ini.

Di Ngurah Rai, Bllue Bird menggunakan armada mobil listrik BYD. Saya pun langganan naik mobil listrik dengan bodi seperti Nissan Evalia ini. Mobil yang sangat nyaman. Nah yang menarik, setiap datang ke konter Blue Bird di bandara pulau dewata ini, petugas konter selalu menawarkan tarip paket. Ke ke hotel Harris Cokroaminoto  yang berada di kota Denpasar misalnya ditawarkan Rp 240 ribu. Karena saya tahu bahwa Blebird selalu tersedia argo maka saya selalu minta pakai argo. Dan setiap naik biayanya adalah sekitar Rp 150 ribu.

Saya pernah protes kepada Blue Bierd melalui DM instagram akun resminya. Saya protes karena itu bukan karakter Blue Bird yang saya kenal selama ini. Blue Bird selalu melayani pelanggan dengan fair. Tidak menjebak konsumen seperti di bandara Denpasar. Orang yang tidak tahu akan menerima saja tawaran tarip paket dan membayar jauh lebih mahal dari pada tarif argometer.

Tidak hanya sekali saya protes. Bahkan saya beri link beberapa tulisan positif lama saya tentang Bluebird. Saya juga sudah sampaikan kalau tidak ada perubahan saya akan menuliskannya lagi. Tapi sampai terakhir saya ke Denpasar bulan lalu masih belum ada perubahan. Maka muncullah  tulisan yang Anda baca ini hehehehe.

Apa pelajarannya? Dalam kerangka corporate marketing 6C Balmer, Blue Bird melakukan kesalahan dalam 2 C yaitu poin  covenant dan constituencies. Covenant artinya adalah bahwa perusahaan akan memiliki nilai tinggi jika mampu menjadikan pelanggan memiliki loyalitas atau kesetiaan kepada merek sampai seperti loyalitas dalam agama. Dalam islam disebut alwala’. Puncak kesetiaan. Nah, komplain saya yang tidak ditanggapi positif akan mengganggu aspek coevent.

Constituencies artinya adalah bahwa seorang pelanggan selalu memiliki komunitas masing-masing. Saya misalnya punya komunitas korporatisasi dari kantor saya, SNF Consulting. Komunitas ini terdiri dari para CEO, direksi, komisaris, pendiri dan pemegang saham berbagai perusahaan. Komunikasi dijalin melalui grup-grup WA, telegram dan media sosial. Tulisan ini juga di posting di komunitas itu. lalu dibaca oleh para anggotanya. Nah, dengan tidak adanya tanggapan positif dari Bllue Bird terhadap DM saya tersebut, para anggota komunitas saya jadi tahu permasalahan ini. Tentu akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap Blue Bird.

Reservasi seminar hubungi SNF Consulting

Demikianlah contoh bagaimana Blue Bird melakukan kesalahan dalam mengelola dua dari 6C corporate marketing. Inilah sebagian penjelasan dari mengapa nilai intangible asset Blue Bird rendah bahkan negatif. Ikuti terus tulisan-tulisan berikutnya tentang corporate marketing sebagai upaya manajemen menumbuhkan intangible asset.  Ikuti terus di web ini sampai pada seminar hasil riset SNF Consulting “Top 100 Intangible Aset Monetizing Company 2024 List” yang terjadwal tanggal 1 Agustus ini di Jakarta.

Artikel ke-451 karya Iman Supriyono ditulis di SNF Consulting house of management, Surabaya, pada tanggal 2 Juli 2024 dalam rangka persiapan semina “Top 100 Intangible Asset Monetizing Company 2024 list”

Baca juga
Buruknya Nilai Intangible Asset Ciputra

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Corporate Marketing: Pelajaran Dari Ciputra


Anda kenal Ciputra alias PT Ciputra Development Tbk.? Menurut Anda, perusahaan besutan Ir. Ciputra ini sukses atau tidak? Bagus atau tidak? Bagaimana kalau ada pernyataan bahwa ini adalah sebuah perusahaan yang gagal? Sebuah perusahaan yang dikelola dengan buruk? Anda percaya atau tidak?

Ciputra termasuk perusahaan baik atau buruk, mari kita lihat angkanya. Pada neraca akhir tahun 2023 perusahaan properti ini melaporkan total aset sebesar Rp 44,1 triliun. Aset tersebut terdiri dari kas setara kas sebesar Rp 10,6 triliun. Persediaan yaitu rumah atau bangunan untuk dijual sebesar Rp 12,1 triliun. Piutang sebesar Rp 1,9 triliun. Total aset lancar adalah Rp 25,7 triliun.

Aset tidak lancar terbesar adalah berupa dari tanah untuk pengembangan alias land bank sebesar Rp 7,6 triliun. Angka ini adalah berdasarkan harga perolehan.  Tanah ini sudah dibeli pada masa lalu sehingga tentu mengalami kenaikan nilai. Berdasarkan penilaian KJPP adalah Rp 26,8 triliun.

Aset tidak lancar terbesar kedua adalah berupa properti investasi Rp 5,2 triliun. Nilai tersebut adalah berdasarkan harga perolehan. Seiring waktu aset tersebut juga mengalami kenaikan nilai. Berdasarkan KJPP maka nilai wajar aset tersebut adalah Rp 13 triliun.

Aset tidak lancar terbesar ketiga adalah berupa aset tetap sebesar Rp 2,8 triliun. Karena aset dicatat berdasarkan perolehan pada masa lalu maka saat ini nilainya juga sudah meningkat. Sesuai penilaian KJPP nilai wajar saat ini adalah Rp 5,6 triliun.

Aset tidak lancar di luar tiga terbesar tersebut adalah Rp 2,5 triliun. Dengan demikian total aset tetap berdasarkan harga perolehan adalah Rp 18,4 triliun. Tapi jika 3 aset tidak lancar terbesar dihitung berdasarkan nilai wajar saat ini nilai ketiganya adalah Rp 45,4 triliun. Ditambah dengan aset tidak lancar selain tiga terbesar maka total nilai wajar aset tidak lancar adalah Rp 47,9 triliun. Ditambah aset lancar maka nilai wajar total aset Ciputra adalah Rp 73,6 triliun.

Total utang Ciputra pada akhir tahun adalah Rp 21,5 triliun. Dengan demikian nilai aset bersih berdasarkan nilai wajarnya adalah Rp 73,6 triliun dikurangi Rp 21,5 triliun yaitu Rp 52,1 triliun. Itulah nilai bersih jika aset-aset Ciputra dijual secara peretelan berdasarkan nilai wajar saat ini. Nilai wajar berdasarkan KJPP ini sudah naik 230% dari nilai aset bersih berdasarkan harga perolehan (nilai buku) yang sebesar Rp 22,6 triliun.

Berapa nilai Ciputra sebagai sebuah perusahaan? Mari kita amati. Jumlah saham yang telah diterbitkan dan disetor penuh adalah 18,5 miliar lembar. Harga per lembar saham saat saya menulis artikel ini (17/6/24) adalah Rp 1 125. Dengan demikian total nilai seluruh saham adalah Rp 20,8 triliun.

Nah, coba perhatikan sekali lagi. Seandainya Ciputra dipailitkan lalu aset-asetnya dijual sebagai tanah, properti investasi dan aset tetap ditambahkan uang kas, persediaan dan lain lain nilainya adalah Rp 73,6 triliun. Setelah dikurangi total utang sebesar Rp 21,5 triliun masih tersisa Rp 52,1 triliun. Tapi jika Ciputra dijual sebagai sebuah perusahaan nilainya adalah RP 20,8 triliun. Bahkan nilai jual sebagai perusahaan kalah dengan nilai aset bersih yang dihitung berdasarkan harga perolehan yang sebesar Rp 22,6 triliun. Maka, menurut Anda, sebagai sebuah perusahaan Ciputra baik atau buruk?

Corporete Marketing: Perusahaan yang secara finansial bagus belum tentu bernilai pasar bagus

Saya yakin Anda akan menjawab buruk. Nilai jual peretelan aset-aset Ciputra berupa tanah, bangunan dan gedung lebih tinggi dari pada nilai sebagai sebuah perusahaan. Bisa dikatakan bahwa nilai intangible asset Ciputra adalah negatif. Perusahaan seperti ini pertumbuhannya akan cenderung jelek. Pertumbuhan majemuk rata-rata tahunan (compounded annual growth rate, CAGR) nilai pasar Ciputra dalam sepuluh tahun terakhir adalah 0,86% (Juni 2014-Juni 2024). Artinya, jika Anda membeli saham Ciputra Rp 100 miliar pada Juni 2014 maka pada juni 2015 nilainya akan naik menjadi Rp 100,86. Juni 2016 menjadi 101,73 dan seterusnya tiap tahun tumbuh 0,86%.

&&&

Mengapa Ciputra yang secara umum dianggap sebagai perusahaan berkinerja jempolan tetapi nilai intangible assetnya justru minus? Penjelasannya ada pada apa yang disebut sebagai corporate marketing. Nilai intangible aset sebuah perusahaan adalah hasil dari sebuah proses manajemen yang disebut sebagai corporate marketing. Unsur pokoknya adalah pengelolaan apa yang oleh Balmer disebut sebagai corporate marketing mix alias 6C yaitu culture, character, communication, constituencies, covenant, dan conceptualisation. “Makhluk” apakah itu? Belajarlah dari Ciputra. Mau tidak mau Anda mesti mempelajari dan mengelolanya jika ingin perusahaan tempat Anda berkarya memiliki intangible asset besar. Jika Anda ingin perusahaan tempat Anda berkarya tumbuh pesat.

Hubungi SNF Consulting untuk reservasi

Artikel ke-450 karya Iman Supriyono ditulis untuk dan diterbitkan oleh Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Juli 2024

Baca juga:
Blue Bird: Mengapa Intanble Assetnya Negatif?

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Korporasi Sebagai Distributor Rezeki


Semua manusia sudah dijamin rezekinya oleh Sang Khaliq. Saya kira Anda setuju dengan pernyataan ini. Bahkan bukan hanya manusia. Semua makhluk hidup sudah dijamin rezeki oleh-Nya. Cecak yang tidak bisa terbang tidak pernah kelaparan walaupun makanannya adalah nyamuk yang terbang. Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Demikian bagian awal ayat ke 6 Surat Hud.

Dalam konteks dunia bisnis, muncul pertanyaan menarik. Bagaimana kalau orang yang telah dijamin rezekinya itu bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan? Pertanyaan ini sangat wajar muncul karena perusahaan memang tempat jutaan umat manusia bekerja mencari nafkah. Untuk melihatnya lebih konkrit mari kita lihat laporan tahunan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. tahun 2023.

Perusahaan produsen Indomie ini melaporkan memiliki  91 615 karyawan pert tanggal 31 Desember 2023. Rinciannya, karyawan tetap sejumlah 81 367 orang dan karyawan kontrak 10 248 orang.  Para karyawan ini tentu saja termasuk yang rezekinya dijamin oleh Allah SWT. Dengan asumsi mereka tidak memungkinkan untuk ada pekerjaan tambahan maka bisa dikatakan bahwa rezeki mereka dilewatkan perusahaan dengan kode saham INDF itu.

Berapa uang yang mereka terima dari Indofood tahun 2023? Total biaya gaji dan upah karyawan adalah Rp 5,26 triliun. Dengan jumlah karyawan sebagaimana tersebut di atas maka rata-rata gaji tahunan tiap orang adalah Rp 57,41juta. Dengan demikian maka gaji rata-rata per bulan adalah Rp 4,78 juta.

Bagaimana gaji tersebut didistribusikan? Ini adalah pertanyaan menarik terkait dengan konsep rezeki. Allah SWT adalah zat pemberi rezeki. Tentu saja Dia lah yang memiliki hak prerogatif tentang kadar rezeki tiap orang.  Siapa mendapatkan berapa adalah hak prerogatifnya. Siapa yang kaya siapa  miskin adalah hak prerogatifnya. Termasuk alasan mengapa si A kaya mengapa si B miskin adalah hak prerogatifnya.

Bagaimana gaji didistribusikan oleh Indofood? Secara alami perusahaan yang memiliki banyak karyawan seperti Indofood akan memiliki hierarki manajemen. Akan memiliki struktur organisasi dengan sekian level jabatan. Untuk apa? Tentu saja untuk memastikan bahwa setiap satuan pekerjaan bisa dilakukan dengan baik sesuai standar kualitas produk yang telah dijanjikan kepada konsumen. Agar Indomie yang dikonsumsi jutaan tetap sesuai standar.

Kontrol adalah variabel krusial. Puluhan ribu karyawan bekerja tentu harus ada kontrol dan pengawasan yang cukup. Maka, mau tidak mau akan ada level jabatan. Tiap level memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Level paling atas memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi. Puncaknya adalah direktur utama. Di Indofood, direktur utama memimpin dan mengontrol semua karyawan, baik langsung maupun tidak langsung. Memastikan baik langsung maupun tidak langsung bahwa seluruh karyawan bekerja untuk menghasilkan produk sesuai janji kepada pelanggan. Maka tentu saja direktur utama adalah orang yang mendapatkan gaji paling besar.

Siapa karyawan yang gajinya paling rendah? Tentu saja adalah mereka yang berada di hierarki paling bawah. Yaitu mereka yang bekerja menangani aktivitas langsung tanpa memiliki anak buah.  Dengan demikian mereka tidak memimpin. Mereka bukan manajer.  Tidak memiliki tanggung jawab untuk mengontrol atau mengawasi orang lain. Mereka hanya bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.

Lalu, di antara para pegawai hierarki paling bawah sampai direktur utama ada berapa level? Itulah seni manajemen. Makin sedikit jumlah level makin efisien. Tapi tidak bisa melampaui batas kemampuan para manajer untuk mengontrol bawahannya. Jika misalnya satu orang kemampuan maksimalnya mengontrol 10 anak buah, pekerjaan akan kacau jika dibebani mengontrol 11 orang atau lebih. Dalam bahasa inggris disebut sebagai span of control.

Siapa berada pada level jabatan mana dengan gaji berapa adalah keputusan manajemen sumber daya manusia perusahaan. Gaji adalah bagian dari rezeki-Nya. Maka, dalam konteks rezeki, perusahaan memiliki peran sebagai distributor rezeki. Manajemen sumber daya manusia yang berkualitas akan memastikan ketepatan distribusi rezeki. Tandanya adalah para karyawan puas dengan gaji yang diterimanya lalu loyal pada perusahaan. Pada akhirnya, pelanggan akan terlayani dengan baik. Pasar dan omzet akan tumbuh. Korporasi akan terus tumbuh. Bagaimana korporasi tempat Anda berkarya?

Artikel ke-449 karya Iman Supriyono ditulis untuk dan diterbitkan oleh Majalah Matan, terbit di Surabaya, edisi Juni 2024

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi

Jalan Buntu WIKA


Pada laporan keuangan 2023, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 7,8 triliun. Angka tersebut naik drastis dibandingkan tahun lalu senilai Rp 12,6 miliar. Lebih ke belakang lagi tahun 2021 mencatatkan laba Rp 214 miliar dan tahun 2020 Rp 322 milliar. Nampak bahwa 2 tahun terakhir perusahaan kontraktor ini mengalami penurunan yang sangat drastis.

Apa yang terjadi pada BUMN karya ini? Mengutip laporan keuangannya, dari segi pendapatan sebetulnya ada peningkatan dari 21,4 triliun di tahun 2022 menjadi 22,5 triliun di tahun 2023. Lalu dari mana sumber kerugian besarnya? Dari bisnis utamanya yaitu kontraktor Wika mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,8 triliun. Naik dari tahun sebelumnya Rp 10,7 triliun. Beban pokok pendapatan adalah Rp 11 trilin. Tahun sebelumnya adalah Rp 9,7 triliun. Artinya, dari bisnis inti perusahaan ini masih mampu menciptakan laba kotor Rp 0,8 triliun, walaupun turun dari tahun sebelumnya yang Rp 1 triliun.

Segmen pendapatan terbesar kedua Wika adalah dari industri atau manufaktur. Nilainya adalah Rp 5 triliun. Turun dari tahun sebelumnya yang Rp 5,7 triliun. Segmen pendapatan ini berkontribusi menghasilkan laba kotor Rp 0,3 triliun. Turun dari tahun sebelumnya yang Rp 0,6 triliiun.

Segmen pendapatan ketiga adalah segmen energi dan industrial plant. Nilainya adalah Rp 4,1 triliun, turun dari 3,9 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen ini berkontribusi menghasilkan laba kotor Rp 0,2 triliun. Tahun sebelumnya adalah Rp 0,4 triliun.

Dari tiga segmen terbesar tersebut Wika mengantongi laba kotor Rp 1,3 triliun. Walaupun turun dari tahun sebelumnya yang Rp 2 triliun, laba kotor ini masih bisa menutup biaya operasional perusahaan yang Rp 1 triliun. Masih ada laba sekitar Rp 0,3 triliun.

Lalu masalahnya di mana? Catatan tentang beban lain-lain tahun 2023 menginformasikan adanya kerugian penurunan nilai sebesar Rp 3,3 triliun dan penghapusan pekerjaan dalam proses konstruksi sebesar Rp 0,8 triliun. Total beban lain-lain adalah Rp 5,4 tiliun. Naik dari tahun sebelumnya yang Rp 1,3 triliun.

Kerugian lain-lain tersebut terjadi karena Wika terlalu berani memebelanjakan asetnya untuk investasi di luar bisnis intinya sebagai kontraktor. Kita lihat neracanya. Dari total aset Rp 66 triliun, porsi terbesar berada pada investasi ventura bersama Rp 12 triliun. Persediaan Rp 11,4 triliun yang didominasi oleh persediaan bisnis real estat sebesar Rp 9 triliun. Bandingkan aset piutang kepada pemberi kerja yang hanya Rp 2,3 triliun dan pekerjaan dalam proses proyek konstruksi yang Rp 4 triliun.

Bagaimana posisi struktur modalnya? Aset Wika tahun 2023 adalah 65,9 triliun. Menurun 13% dari 75 triliun di tahun 2022. Aset sebesar itu diperoleh dari ekuitas sebesar Rp 9,5 triliun. Sisanya sebesar Rp 56,4 triliun berasal dari utang. Rasio utang terhadap ekuitas adalah 5,9. Utangnya 5,9 kali lebih besar dibanding modal sendiri. Jelas sekali bahwa Wika membiayai investasi di luar bisnis kontaktor sebagai core competence nya dengan dana utang. Dan sebagai bisnis baru, wajar jika harus melalui proses pembelajaran yang berakibat rugi lain-lain sebagaimana angka di atas.

Bahaya atau tidak? Kita cermati laporan arus kas tahun ini. Arus kas operasionalnya minus sebesar Rp 2,89 triliun.  Penerimaan kas sebesar 23,7 triliun ternyata lebih tinggi dari pendapatan yang di laporan laba rugi dibukukan sebesar Rp 22,5 triliun. Salah satu penyebabnya adalah penurunan tagihan bruto pemberi kerja yang semula Rp 6,4 triliun posisi tahun lalu menjadi Rp 4 triliun pada tahun 2023. Artinya, Wika menagih piutang lebih kencang dari volume bisnisnya.

Setalah dikurangi dengan pembayaran kepada pemasok, gaji direksi dan karyawan, bunga dan pajak akhirnya kas operasional Wika minus Rp 2,89 triliun. Kondisinya hampir sama dibanding tahun lalu yang juga minus 2,88 triliun. Sementara itu, di sisi lain Wika juga harus menggelontorkan kas untuk investasi sebesar Rp 1,3 triliun. Minus sebesar itu ditambal dengan menambah utang sebesar 3 triliun dilihat dari penerimaan jangka pendeknya. Jelas sekali dalam 2 tahun terakhir kondisi kas Wika kobol-kobol. Bisa jadi kondisi di lapangan lebih parah karena bisa jadi ada kewajiban operasional yang terlambat di bayar sehingga belum dilaporkan pada arus kas operasional.

Utang jangka pendeknya banyak sekali bank. Sekedar menyebut beberapa diantaranya: Bank Mandiri 7,88 triliun, BNI 990 miliar, BRI 500 miliar, BSI 258 miliar, BTN 155 miliar, BTPN 1,4 triliun, HSBC 982 miliar dan masih banyak lagi.

Apakah tidak ada solusi? Jika mau alternatifnya adalah dengan menerbitkan saham baru. Menguangkan intangible asset untuk mendapatkan modal murah tanpa bunga. Mungkinkah? Mari kita lihat kemungkinannya. Nilai seluruh saham Wika hari ini adalah Rp 9,09 triliun. Pemerintah masih pegang 65%. Misalkan Wika menerbitkan saham baru sebesar 40% dari posisi saat ini, maka akan diperoleh dana sekitar Rp 3,63 Triliun. Masih jauh dari total utang Rp 56,4 triliun. Sudah begitu, langkah ini tidak mungkin akan bisa diterima karena dengan demikian pemerintah tinggal pegang saham sekitar 30%. Itupun belum cukup. Pemerinah harus terdilusi lebih dalam lagi. Pemerintah bukan lagi pemegang saham pengendali. Ini adalah pil pahit yang terlalu pahit.

Alternatif lainnya adalah dengan melego aset-aset non bisnis inti. Tetapi ini juga tidak mudah. Jika dipaksakan bisa jadi harganya akan jauh di bawah nilai buku. Menjadi kerugian yang tidak tanggung-tanggung. Ini juga pil pahit yang sangat pahit.

Begitulah kondisi BUMN ini. Seperti menghadapi jalan buntu. Menerbitkan saham tidak bisa menjadi jalan keluar. Sementara manajemen akan terus dipusingkan dengan membayar utang yang terus jatuh tempo akibat bisnis baru di luar core competence. Bisnis non kontraktor. Lalu bagaimana? Tuhan memberikan masalah selalu dengan solusinya. Harus ada pil pahit yang ditelan. Itu PR besar direksi akibat kesalahan strategi masa lalu. Saya yang bukan pemegang saham, direksi, atau karyawan Wika hanya bisa mengambil pelajaran tentang pentingnya fokus pada core competence. Anda bagaimana?

Ditulis di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2024 oleh Reno Adrian, konsultan SNF Consulting.

Diskusi lebih lanjut? Silakan bergabung Grup Telegram  atau Grup WA KORPORATISASI atau hadiri KELAS KORPORATISASI
Anda memahami korporasi? Klik untuk uji kelayakan Anda sebagai insan korporasi